Kini kami bertiga manaiki tangga perlahan lahan menuju atap. Kami mematikan lampu satu persatu secara perlahan lahan agar tak membuat suara sedikitpun. Aku memimpin jalan diikuti Jie yang berada dibelakangku dan Suster Leyla yang posisinya paling belakang. Karena suster Leyla mamakai sepatu berhak, maka ia berhenti sebentar di tengah tangga untuk melepas sepatunya. Akhirnya aku dan Jie melanjutkan perjalanan duluan sehingga suster leyla tertinggal jauh dibelakang.
Karena anak tangga dalam kondisi gelap, mungkin suster Leyla sangat takut, sehingga ia berlari sangat kencang seraya tangan satunya menggenggam sepatunya dan tangan satunya memegang pegangan tangga sehingga tak terjatuh. Namun, kami dikejutkan dengan suara yang tiba-tiba begitu saja disaat aku dan Jie sedang membuka kunci pintu tangga agar kami bisa keluar menuju atap sekarang ini.
Entah mengapa, aku merasakan hal aneh dan rasa khawatir dengan suter Leyla yang tertinggal jauh dibelakang. Lalu aku menyuruh si Jie untuk melihat apa yang terjadi dan menyuruuh suster Leyla naik dengan cepat karena kemungkinan, dari suara keras tadi itu, akan mengundang para manusia gila.
Disaat aku berhasil membuka kunci pintu atap, seketika aku kaget dengan dihadapanku. Jie yang sedang membantu suster Leyla untuk terus berlari menaiki anak tangga yang sekarang ini diikuti ribuan manusia gila. Sepertinya, suster Leyla terjatuh sehingga menyebabkan kedua sepatunya jatuh kebawah dan menyebabkan suara yang ditambah teriakannya.
Dengan cepat aku membantu mereka berdua dan menyuruhnya untuk keluar duluan. Sebelumnya, dengan cepat aku mengambil satu pisau yang ada disaku suster Leyla dan melemparkan pisau itu tepat dikepala manusia gila itu yang hampir mendekati kami. Anehnya, satu pisau lainnya milik suster Leyla tidak ada, yang padahal aku memberinya dua pisau. Seketika prasangka buruk ini muncul tiba-tiba didalam benakku ini. Lalu aku melemparkan satu pisauku lagi sehingga hanya menyisakan satu pisau milikku. Segera aku keluar dan menutup pintu itu rapat-rapat dan menguncinya dari luar sehingga para manusia gila itu terjebak di dalam sana.
Tapi sayang, pintu itu kaca.
"Kau tak apa-apa suter Leyla?"tanya Jie seraya mendudukkan suter Leyla yang anehnya sedari tadi suter Leyla memegangi kakinya.
Dan saat aku hendak melihat kakinya, aku dikejutkan dengan sebuah tali yang kini tengah melilit kencang kaki suster Leyla. Ternyata dugaanku benar.
"Kau terinfeksi."ucapku membuat kaget Jie yang terlihat jelas diwajahnya.
"Bolehkah aku tetap ikut dengan kalian menaiki helikopter meninggalkan kota ini?"tanya suster Leyla yang tiba-tiba oleh dibalas anggukan Jie.
"Kau terinfeksi! Kau tak bisa ikut kami!"cegahku menatap tajam. Entah mengapa aku harus marah kini.
"Aku telah mengikat kakiku dengan kencang hingga darah tak mengalir. Bukankah dengan begitu aku tidak akan terinfeksi kan?"ucap Suster leyla.
"Ada apa denganmu Elyx?!! Kenapa kau berkata seperti itu padanya. Setelah kau meninggalkan Keen, kau ingin meninggalkannya juga?!"bentak Jie.
"Bukan itu maksudku, Jie. Sungguh aku tak pernah memikirkan hal itu. Justru aku ingin kita berlima bersama."ucapku.
"Kalau begitu biarkan dia ikut! Lagipula kita punya serum penawarnya bukan?"
"Jie, kumohon jangan keras kepala seperti ini dan jangan anggap aku jahat Jie. Sungguh itu penawar tidak akan bekerja. Kita gagal membuat penawar itu."
"Apa maksudmu Elyx??? Aku gak ngerti sama yang loe katain. Jadi, sia-sia saja Alixhs dan Keen memakai serum itu!!! Sejak kapan kau tahu??!!"
"Saat kita berhadapan dengan Alixhs. Serum itu justru mempercepat penyebaran virus dan menyebakan orang akan terinfeksi virus."
"Dan kau tak mengatakan apapun tentang ini kepada kami terutama Keen?!! Sungguh, Keen berusaha mati-matian menyuntikkan begitu banyak serum kepada Alixhs yang ternyata hanya sia-sia saja!!! Loe emang sampah, Lyx!!"
"Aku takut dan sekarang ini hanya kau yang tersisa. Aku ingin kita berdua harus selam-
YUNJIE!!!"teriakku seketika saat mendapati suster Leyla yang kini berdiri dan berjalan kearah YunJie.
Seharusnya aku tak banyak bicara dan langsung menyeret tangan Jie.
"Aaaaargh!!"teriak Jie bersamaan teriakanku.
Air mataku menetes tiba-tiba mendapati posisi dirinya yang kini tak beruntung. Kau JAHAT!
YOU ARE READING
Bloodthirsty (END)
Mystère / ThrillerFelyx. Seorang mahasiswi jurusan kedokteran Universitas Seine dan bekerja magang di sebuah Rumah Sakit Seaince. Hanya karena percobaan ilegal yang telah dilakukan, menyebabkan dunia ini dalam masalah besar. Kehidupannya mulai...