Part 7

47.6K 4K 44
                                    

Lea memandang tembok dapur dengan tatapan kosong, hingga kemudian merasakan lima jari mungil menggenggam jari Lea dan menggoyang-goyangkan jari kelingking tersebut disampingnya, Lea terkejut begitu sadar jika dirinya tengah memasak telur yang kini sudah habis dan gosong di penggorengan akibat dirinya yang terlalu lama melamun. Lea segera mematikan kompor dan mengangkat telur berwarna hitam tersebut sambil mendesah.

"Mamah." Lea melihat kesamping dimana anaknya sedang tersenyum manis kearahanya, dan itu menular pada dirinya yang membalas dengan senyum pula.

"Mama kok belum ganti baju," kebingungan jelas nampak pada dahinya yang mengerut lalu dilihatnya Kai yang sudah berpakaian rapi.

"Mamah enggak lupa kan kalo hari ini kita jalan-jalan sama Papa?"

"Jalan-jalan kemana?" Sudah jelas wanita itu lupa dan hal itu membuat sang anak cemberut.

"Mama pasti lupa." Kata Kai dan Lea menatap sesal anaknya ketika apa yang Kai bilang tak salah lagi.

"Gosong lagi?" Rehan masuk ke dalam dapur, melihat kearah piring yang menampung telur gosong.

"Akan kubuat yang baru." Lea menjawab buru-buru.

"Gak perlu, kita sarapan diluar," Rehan melihat sekilas penampilan rumahan Lea. Lalu berkata, "cepat ganti bajumu, jangan membuat Kai menunggu terlalu lama."

"Emang kita mau kemana?" Tanyanya sekali lagi pada sang suami. Tapi yang menjawab Kai.

"Jalan-jalan Mah, Papa kan pernah janji mau ajak kita jalan-jalan." Kai yang menjawab lengkap dengan binar semangatnya.

"Apa enggak bisa kalian berdua aja? Biasanya kan juga begitu." Dan Lea menyesal karena setelahnya senyum Kai langsung meredup.

"Kamu ingin membuat anakku sedih? Aku sudah berjanji akan mengajak kalian semua pergi."

Lea menatap Kai dan binar semangatnya itu kembali terpancar dimata sang anak. "Ayo, Mah." pada Lea, maka walaupun enggan keluar dari rumah Lea tidak bisa begitu saja mematikan lagi antusiasme Kai.

Rehan sendiri hanya mendesah melihat Lea yang kekurangan energi dan semangat hidup akhir-akhir ini, Rehan mengerti jika penyebabnya karena Lea masih kehilangan sosok Papa mertuanya, belum lagi Mamah mertuanya yang tiba-tiba ingin tinggal di kampung halamannya.

Aktifitasnya sekarang tak jauh dari melamun, mendesah lelah, dan Lea jadi sering mengacaukan pekerjaan rumahnya termasuk goreng telur yang gosong barusan. Terlepas dari keteledorannya akhir-akhir ini, Lea masih ingat untuk mengurusinya juga Kai. Rehan yang tak ingin kesedihan terus menyelimuti Lea, berpikir jika janjinya dulu yang akan mengajak isteri dan anaknya itu pergi berlibur, sekarang mungkin adalah waktu yang tepat untuk melaksanakannya.

***

Rehan membawa mereka berdua ke taman Safari puncak, Bogor. Yang membuat Kai sangat bersemangat menunjuk binatang-binatang tertentu yang berkerliaran di luar sana, dari dalam mobilnya. Selain karena janjinya pada sang anak, Rehan pikir acara jalan-jalan ini akan membuat Lea sedikit mengurangi rasa sedihnya, namun dilihatnya perempuan yang sudah memberinya anak itu masih sering kedapatan menatap kosong di tengah-tengah acara jalan mereka.

Namun binar geli terpasang di wajah Lea, Rehan mengalihkan tatapannya pada arah pandang Lea ikut menatap geli objek tersebut. Adalah Kai yang duduk di jok belakang sedang memberi makan Rusa yang menghampiri mobil mereka menanyakan apa makanan yang diberikannya begitu enak sampai binatang bertanduk unik itu meminta lebih. Untunglah sebelum masuk tadi Rehan membeli banyak Wortel.

"Pah, liat deh. Masa kelincinya doyan wortel, dari tadi minta terus." Yang membuaRehan terkekeh mendengar selorohan anaknya, pun dengan istrinya yang tak dapat menahan tawa meskipun kecil.

Let Me Go (Sudah Jadi Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang