Yuu membawa Qie keluar academy, entah mengapa Yuu sangat tergesa-gesa, tidak seperti biasa yang selalu tenang dan dingin bagai es di Kutub Utara. Yuu bahkan tidak peduli dengan penampilan Qie yang hancur akibat kencangnya angin yang bertabrakan.
“Ada apa, Yuu? Kenapa tergesa-gesa?” tanya Qie penasaran sembari membenarkan bajunya yang agak melingkap-lingkap.
“Semalam ada insiden. Sebuah keluarga diserang penyihir hitam, keluarga itu punya seorang bayi—”
“Dan bayi itu incarannya?” potong Qie.
“Kau sudah tau?” tanya Yuu heran.
“Bell menceritakan semuanya, jadi aku berkesimpulan bahwa kali ini mereka akan memakan bayi?”
Yuu memutar mata ketika mendengar opini Qie. Benar-benar gadis yang mudah dibodohi, Yuu tentu ingat insiden di mana ia menyelamatkan Qie dari ular-ular silumat itu.
“Mereka tidak memakannya, tapi mengambil sesuatu yang bisa membuat mereka menjadi lebih kuat,” kata Yuu menjelaskan.
“Lalu, kenapa kau membawaku?” tanya Qie heran.
“Aku perlu pengendalian airmu untuk menyegel mereka dalam es, dan untuk memadamkan apinya. Setelah itu kau bisa kembali dan sisanya akan kuurus.”
“Itu strategimu? Baiklah aku paham, aku akan mencobanya, walau aku belum pernah melakukan pengendalian apalah itu namanya.”
Yuu mengangguk mantap, tatapan Qie menjadi ikut serius, gadis itu juga balas mengangguk mantap sama seperti yang dilakukan Yuu.
Mereka sampai di desa yang diserang, tampak di sana beberapa rumah telah hangus dan sebagiannya masih dilahap api. Qie juga melihat seorang laki-laki dari academy sedang mengendalikan api, namun ia tampak kuwalahan karena melakukannya seorang diri. Ada satu lagi, seorang pengendali tanah yang sedang fokus menyerang beberapa penyihir hitam, dia juga seorang diri.
“Aku akan mengamankan penduduk, karena kemampuanku tak berguna di sini, kau berjuanglah dengan baik!” ucap Yuu tegas.
Qie mengangguk walau agak ragu, dia paham betul apa yang dikatakan oleh Yuu, karena anginnya akan membuat api semakin membara. Yuu menatap Qie sembari mengukir senyum setipis mungkin, pemuda itu menurunkan Qie ke tempat yang agak aman.
“Berhati-hatilah, ini pengalaman pertamamu sebagai penyihir. Ini kesempatan emas bagimu, Qie,” ucap Yuu sebelum kembali terbang.
¤¤¤
Qie mencari tempat yang cukup aman untuk mencoba kemampuannya dalam membekukan air yang ada di sekitarnya, namun gagal. Gadis itu berusaha keras sampai peluh membasahi dahinya.
“Aku tak boleh mengecewakan semua orang, aku juga tak punya banyak waktu untuk meragu. Aku yakin pasti bisa!” Qie berusaha menyemangati diri sendiri.
Gadis itu meyakinkan dirinya untuk kembali mencoba hal yang barusan gagal dia lakukan. Tidak ada kata menyerah dalam kamusnya, kegagalan ada bagian dari keberhasilan. Qie mengangkat kedua tangannya seolah tengah mengangkat air sungai ke udara. Berhasil!
Qie beranjak dari persembunyiannya dan mencari sungai terdekat dari lokasi kejadian perkara. Setelah ketemu Qie berlari menuju desa dan memulai aksinya.
Gadis itu berdiri tidak jauh dari desa, namun kekuatannya masih mampu menggapai air sungai yang berada di belakangnya.
“Apa yang dilakukan seorang gadis di sini?! Enyah!” bentak seorang pria yang sedang sibuk mengendalikan api yang berkobar hebat.
“Aku akan membantu.”
“Jangan bercanda!” tegur pemuda itu sambil tersenyum miring.
Qie tidak menggubris pria itu dan langsung memfokuskan energinya untuk menarik air sungai itu ke desa. Dengan segenap tenaganya air yang tadinya mengalit di sungai kini beterbangan memenuhi udara. Tangan Qie yang mengunci pergerakan air itu sehingga melayang di udara bebas. Tampak indah namun juga mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FS1- Fantastic Magic [ TERBIT ]
FantasiSUDAH TERSEDIA VERSI CETAK! - FOLLOW SEBELUM BACA! DON'T COPY MY STORY! Terima kasih 💕 • 05 Februari 2021, rank #1 Academy • 11 Februari 2021, rank #3 Friendly • 19 April 2021, rank #2 Friendly • 27 Mei 2021, rank #3 Petualang • 28 Agustus 2021, ra...