Roku

243 31 8
                                    

Ryosuke menghentikan kegiatan mengedarkan pandangannya ke sekitar kantin, ketika Daiki menegurnya untuk menghentikan kegiatannya. Sudah seharian ini Ryosuke terus melakukan kegiatan satu itu dimanapun ia berada demi menemukan sosok si pemuda mungil bergigi kelinci, walaupun entah mengapa ia tidak bisa menemukannya.

"Apa Chii sakit ya? Sudah nyaris seharian aku mencarinya namun tidak kunjung menemukannya." Gumam Ryosuke di sela kegiatannya, kembali pada makanannya yang sempat di anggurkan. Ia memandang ke arah sahabatnya yang sedang memakan bungkus pocky kedua di hadapannya. "Nee Dai-chan, apakah aku harus mampir kerumahnya untuk memastikan?"

'Ya Sikapnya yang satu ini kembali." Kata Daiki dalam hatinya.

"Berskiap biasa saja kenapa. Lagian Chinen tidak akan membukakan pintu untukmu jika kau kesana, mengingat anak itu bahkan terlihat dengan jelas sudah tidak ingin berhubungan denganmu." Ia memakan pocky yang ada di tangannya sebentar, "Yah, walaupun mungkin yang kau perkirakan benar ia masih memiliki perasaan padamu."

Ryosuke memajukan mulutnya, kurang terima dengan perkataan Daiki. Ia menoleh kembali untuk memandang area kantin sebelum menghembuskan nafas.

"Aku tidak bisa diam begitu saja. Kau tahu itu kan."

Daiki tidak mengindahkan pernyataan Ryosuke dan pura-pura asik sendiri. Tentu sebenarnya ia mengetahui tentang kenapa Ryosuke tidak dapat menemukan sosok Yuri dimanapun, tapi memilih bungkam dan terlihat seperti tidak mengetahuin apapun.

Daiki tau, Yuri pasti akan tidak suka jika ia memberitahukan kejadian kemarin. Ia berpikir, biarlah Ryosuke tidak mengetahui hal itu darinya, karena Daiki yakin permasalahan Yuri yang sebenarnya berhubungan erat dengan kondisinya yang satu itu.

"Yo Dai-chan." Daiki yang masih asik memakan pocky sambil memandang Ryosuke yang terlihat seperti bocah yang tidak mendapatkan mainannya, menolehkan kepalanya ke arah samping dan menemukan Yuya berdiri tak jauh darinya dengan senyum kelewat lebar. Disampingnya, ada Hikaru dengan senyuman jenaka yang entah mengapa sering di tunjukannya. Ia merangkul pundak Yuya sambil memandang Daiki sebentar, sebelum menyapa Ryosuke yang hanya membalas dengan senyuman kakunya—hanya tertuju pada Hikaru, karena Yuya tidak menyapanya.

"Ada apa?" Tanya Daiki dengan nada cueknya.

"Hanya mengikuti Hikaru untuk menghampirimu saja."

Daiki memutar matanya malas, mengabaikan Yuya. Ia kembali menatap ke arah Hikaru, yang di balas pemuda itu dengan senyuman sedikit tersirat kepadanya. Sesaat kemudian pandangannya kembali beralih pada Ryosuke.

"Kau sedang mecari Chinen ya?"

Ryosuke menghentikan kesibukan makan siangnya dan memandang Hikaru, "Iya. Apakah Chii tidak masuk kampus hari ini?"

"Ya begitulah. Anak itu tidak bisa datang ke kampus karena ada urusan keluarga." Tentu Daiki tau, Hikaru tidak akan sebodoh itu untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepada Ryosuke. "Kau memikirkan perkataanku yang tempo hari?"

Ryosuke terdiam. Menatap Hikaru sebelum mengangguk pelan dan kembali sok sibuk pada makanannya.

"Kau masih mengharapkan Chinen-kun?" Tanya Yuya yang sedari tadi hanya diam mendengarkan. Ryosuke memandang Yuya sekilas, dan dengan acuhnya mengabaikan Yuya yang di balas dengan tatapan tajam olehnya.

Daiki kembali membuka suaranya, "Ada apa? Ada yang ingin kau bicarakan padaku?"

"Ya, tapi kau tentu tau aku tidak akan mengatakannya sekarang. Bisakah sepulang sekolah kau ikut denganku?"

Daiki memandang Hikaru penasaran. Di alihkan padangannya untuk memandang Ryosuke yang sempat memandang ke arahnya dan Hikaru, kemudian mengedikan bahunya. "Kau bisa pergi dengan Hikaru."

Want you back [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang