Hachi

183 22 3
                                    

Mengedarkan pandangannya ke sekitar, Ryosuke akhirnya membulatkan niatnya untuk melakukan saran yang di beritahukan Daiki secara tiba-tiba semalam.

Sebenarnya yang akan ia lakukan sekarang ini merupakan hal yang sekiranya tidak pernah dilakukannya ketika Ryosuke menjalin hubungan dengan beberapa mantan-mantannya terdahulu—termaksud Yuri tentu saja. Namun karena Daiki begitu memaksanya dan mengatakan bahwa satu cara ini mungkin akan sedikit bisa meluluhkan Yuri, ia mengiyakannya mau tak mau.

Ryosuke mengulurkan tangannya untuk membuka salah satu loker di hadapannya—yang ia ketahui betul adalah milik Yuri mengingat ada beberapa stiker kecil di areanya walaupun sebenarnya tidak di perbolehkan. Setelah lokernya terbuka, Ryosuke memasukan tangannya ke dalam tas ransel yang sedari tadi di genggamnya dan mengeluarkan sekotak bekal berisi makanan buatannya sendiri dan satu tangkai bunga lily putih.

Dipandangnya sebentar kedua benda yang di pegangnya itu sebelum kembali mengulurkan tangannya untuk memasukan kotak bekal dan bunganya ke dalam loker Yuri.

"Apa... yang sedang kau lakukan?"

Mendengar suara itu, Ryosuke yang belum sempat meletakan kotak bekal dan bunga yang ada di tangannya refleks tidak jadi memasukan kedua benda tersebut. Dengan segera dibalikan badannya, menemukan sosok Yuri yang sedang memandangnya dengan tatapan kaget dan bingung yang bercampur menjadi satu, sedangkan Hikaru yang kebetulan ada di sampingnya hanya memandang santai.

"Ah sepertinya aku harus segera pergi dari sini." Kata Hikaru kemudian. Yuri yang sedang memandang Ryosuke, menoleh cepat ke arah Hikaru yang sudah beranjak melangkahkan kakinya ingin meninggalkan mereka berdua.

"Aku belum selesai berbicara denganmu Hika-nii." Protes Yuri yang tentu tidak di dengarkan oleh sepupunya. Pemuda itu hanya menoleh sebentar pada Yuri, mengangkat dua jari tangan dan menggoyangkannya sebelum buru-buru hilang berbelok di ujung koridor.

Yuri mendengus pelan, benar-benar tidak habis fikir dengan kelakuan Hikaru. Beberapa saat kemudian, ia kembali tersadar jika di dekatnya masih ada Ryosuke yang berdiri kalem di depan lokernya. Yuri kembali memandang ke arah sosok yang berada di depan lokernya itu, menatapnya seolah dia meminta jawaban atas apa yang sedang di lakukannya saat ini.

Mengerti akan tatapan itu, Ryosuke menyunggingkan senyumannya yang beberapa detik kemudian berubah menjadi sebuah kekehan kecil sebelum akhirnya kembali menunjukan senyumannya dan berjalan beberapa langkah mendekati Yuri.

Ia tidak terlalu peduli dengan beberapa orang yang berlalu lalang melewati koridor tersebut, yang melambatkan langkah mereka dan memperhatikan apa yang tengah dilakukan kedua orang yang notabennya sudah tidak memiliki hubungan satu sama lain itu. Yuri pun yang melihat Ryosuke mendekat hanya mengernyit bingung—terlalu bingung sampai tidak berpikiran untuk segara beranjak pergi dari sana, menghindari Ryosuke.

Merasa dirinya sudah cukup dekat dengan jarak Yuri, Ryosuke mengulurkan tangannya menyerahkan kotak bekal dan bunga yang sedari tadi ada di tangannya kepada Yuri. Yuri semakin memandang Ryosuke bingung, membuat pemuda itu gemas dan segera menarik tangan Yuri untuk meletakan kotak bekal dan bunganya di tangan si mungil.

"Kau tau aku tidak pernah melakukan hal ini, jadi kuharap kau mau menerimanya." Ucap Ryosuke sambil memakai kembali tas ranselnya ke pundak lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket hoodienya. "Tidak ada penolakan."

Yuri masih tidak membuka suaranya untuk beberapa saat. Masih terlalu bingung dengan apa yang terjadi pada Ryosuke sehingga pemuda itu tiba-tiba saja memberikan sekotak bekal dan bunga kepada dirinya.

Want you back [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang