Kyuu

212 15 8
                                    

Yuri memandang lurus ke arah handphone yang sedari tadi di pegangnya. Menampilkan kalender yang terpampang jelas di layar, sampai akhirnya iya menghembuskan nafasnya pasrah.

"Kenapa?"

Yuri terkaget dari tempatnya duduk dan segera mendongkak untuk mendapati Keito yang baru saja duduk di sebelahnya sambil memandangnya penasaran. Ia menyodorkan satu kaleng minuman berbuah pada Yuri. "Sedari tadi kau terus saja melihat kalender yang ada di ponselmu itu."

Mendengar penuturan Keito, Yuri mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menggeleng sambil mengembangkan senyumnya. "Hmm, tidak apa-apa."

Keito mendudukan dirinya di samping Yuri, menyandarkan punggungnya pada dinding sambil meminum segelas kopi hangat di tangannya. "Jadi bagaimana hubunganmu dengan Nakajima? Apakah berjalan dengan baik?"

"Un, hubungan kami baik-baik saja." Yuri melirikan matanya pada Keito. "Masih hanya sebatas teman dekat. Dan kuberitahukan satu rahasiaku padamu, bahwa aku tidak akan lebih dari teman dekat dengan Yuto-kun jika itu yang mau kau cari tahu."

Sebenarnya Yuri tau tentang perasaan Keito. Sedari dulu temannya ini begitu mengagumi sosok Yuto tanpa dirinya sendiri sadari. Yuri tau itu, walaupun Keito tidak pernah memberitahukan kepadanya secara terang-terangan.

Makannya tidak heran, ketika Yuri melihat raut wajah Keito yang memandangnya bingung bercampur kaget secara bersamaan.

"Maksudmu apa?"

"Aku tau kok kalau kau menyimpan perasaan pada Yuto-kun. Makannya aku tidak akan mungkin merebut seseorang yang tentunya disukai oleh sahabatku." Jawab Yuri begitu santainya. "Aku hanya sedang sedikit memanfaatkannya. Maaf jika itu membuatmu sedikit cemburu atau apa."

Keito diam. Ia bingung harus merespon seperti apa. Segala ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Yuri begitu tidak bisa di terima oleh otaknya secara tiba-tiba. Apa maksudnya dengan dia yang sedang memanfaatkan Yuto?

Mendapati begitu jelas raut pertanyaan Keito, Yuri sedikit terkekeh. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang padamu. Tapi satu hal yang ingin kuberitahukan lagi padamu." Yuri mengulurkan tangannya, menepuk pundak Keito beberapa kali. "Setelah ini beranilah untuk menyatakan perasaanmu pada Yuto. Kujamin ia adalah pemuda terbaik yang pernah kau kenali."

"Tetapi Yuto lebih menyuka—"

"Percaya padaku. Kau adalah orang yang pantas di sukai oleh Yuto. Bukan aku."

Belum sempat Keito membalas, Yuri sudah buru-buru memasukan handphonenya ke dalam saku dan beranjak dari tempatnya duduk. Berlari meninggalkannya sambil meneriakkan kata bahwa ia akan terlambat mata kuliah selanjutnya jika tidak segera buru-buru. Keito yang melihat itu hanya menghembuskan nafasnya.

Entah mengapa makin kesini sifat Yuri makin susah di tebak, walaupun ia tau sesuatu pasti sedang terjadi dengannya.

•••

Ryosuke menatap lurus ke arah permukaan air danau yang beriak kecil-kecil yang ada di hadapannya saat ini. Tidak bergerak dari posisinya sama sekali, entah sudah berapa lama.

"Mau sampai kapanpun kau berdiam diri sendiri disini, tidak akan mengubah apapun Yamada Ryosuke-kun."

Ryosuke memutar bola matanya, lalu merenggangkan badannya dan merebahkannya di atas dedaunan kering. Sesosok yang tadi sempat berceletuk itu duduk di sebelahnya sambil memandang ke arah danau sebentar sebelum melempar sesuatu ke arah Danau. Ryosuke melirik ke arah sahabatnya itu, memandangi raut wajahnya dari samping yang entah mengapa terlihat cukup lelah.

Want you back [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang