6 tahun kemudian
Udara musim dingin menerpa wajah Ryosuke ketika ia berjalan menelusuri jalan yang selalu ia lewati setiap harinya. Menggenggam lebih erat buket bunga yang tidak pernah absen di belinya—namun kali ini ukurannya lebih besar dari yang sering ia beli.
Ryosuke menghentikan langkahnya saat meraskaan benda mungil yang selalu disimpan disaku celananya bergetar, menandakan adanya sebuah panggilan masuk. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Ryosuke kembali melangkahkan kakinya dan meletakan handphone miliknya tersebut kesamping telinga.
"Apakah kau sudah sampai di rumah sakit?"
"Sebentar lagi. Kenapa? Ada sesuatu yang lupa ingin kau sampaikan kepada kekasih galakmu?"
"Dia tidak galak Ryo-kun, yaampun. Tolong bilang padanya aku akan menjemputnya 10 menit lagi."
"Kalau tau seperti itu kenapa tadi tidak sekalian bareng dengan kau saja. Dasar sialan."
Ryosuke mendengus ketika mendengar lawan bicaranya tertawa dengan begitu senangnya. Ia sudah terlalu kebal dengan sikap teman satunya itu yang selalu saja membuatnya kesal sendiri.
Masih dengan sisa tawanya, Yuto membalas perkataan Ryosuke. "Loh, tadi bukannya kau bilang ingin buru-buru ke rumah sakit? Padahal kan aku sudah bilang tunggu sebentar sampai pekerjaanku yang satu ini selesai. Ingatkan aku Ryosuke, bahwa jabatanku masih tingkat di bawahmu."
"Baiklah kalau begitu. Aku akan sampaikan nanti. Cepat selesaikan pekerjaanmu kalau begitu."
Tanpa menunggu balasan, Ryosuke mematikan teleponnya dengan sepihak. Kembali memasukan handphonenya ke dalam saku sebelum menyunggingkan senyuman karena ia sudah sampai ke tempat dimana sudah dua tahun ini selalu ia kunjungi tanpa hentinya.
Melihat hubungan Ryosuke dan Yuto sekarang—mengingat dulu mereka sempat bersaing sengit, sekarang mereka berdua sudah menjadi teman yang sangat dekat. Tak beberapa lama setelah mengetahui kondisi Yuri, saat itu Yuto akhirnya memutuskan untuk menjenguk Yuri dan berakhir berbincang berdua dengan Ryosuke atas inisiatif Keito, akhirnya mereka setuju untuk tidak melanjutkan perselisihan dan memulai untuk bisa berteman satu sama lain—walaupun kadang mereka masih suka adu mulut tidak jelas. Dengan akhir berada di satu perusahaan yang sama, dimana Yuto kini sebagai seorang manager director production di perusahaan milik keluarga Ryosuke.
"Oh kau sudah sampai rupanya, baru saja aku ingin menghubungimu." Sapa Keito saat dirinya melihat Ryosuke yang tengah berjalan menyusuri koridor untuk berjalan ke arah taman. "Chii-chan sedari tadi bertanya mengapa kau belum menjenguknya. Dia bilang, sudah tidak sabar ingin menunjukan sesuatu padamu."
"Terimakasih untuk hari ini." Balas Ryosuke seperti biasanya sambil memberikan sekantong kecil berisi cemilan yang memang niat ia belikan untuk keito sebagai ucapan terimakasihnya. "Tadi Yuto menghubungiku dia akan menjemput sekitar 10 menit lagi."
Keito menerima cemilan pemberian Ryosuke sambil menyunggingkan senyuman manisnya yang jarang sekali di tunjukan. Satu hal yang Ryosuke percaya, dapat membuat seorang Nakajima Yuto terlalu jatuh hati dengan cowok tsundere satu ini yang jarang sekali menampilkan perasaanya—kecuali di depan Yuto tentu saja.
"Kukira dia bersamamu. Kalau begitu aku akan ke kamar Chii untuk mengambil tasku dan menunggu Yuto menjemputku."
"Kau tidak mau berpamitan dengan Chii dulu?"
"Tidak usah, tadi aku memang sempat bilang mau mengambil tas sebelum kembali untuk menemaninya menunggumu lalu pulang. Tapi karena kau sudah disini, aku titip saja kepadamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Want you back [✔️]
FanfictionYuri mencampakan Ryosuke begitu saja, dan Ryosuke menerimanya walaupun pada nyatanya mereka berdua masih memiliki perasaan yang sama. Ada sesuatu yang membuat Yuri harus memutuskan Ryosuke, dan Ryosuke ingin mengetahuinya agar mereka bisa kembali b...