Juu

193 18 8
                                    

Yuto mengetukan sepatu di atas lantai koridor dengan punggung ia sandarkan ke tembok, ditambah kedua tangan mendekap di depan dada. Tatapannya tertuju pada satu titik tembok, dimana beberapa catnya sudah terlihat pudar bahkan jika dipertegas ada beberapa kelupasan.

Untuk beberapa menit Yuto masih bertahan pada posisinya, sebelum untuk yang ketiga kalinya pemuda itu mengalihkan pandangannya pada jam arloji di salah satu pergelangan tangan. Dan bertepatan saat itu, sebuah pintu ruangan yang tak jauh dari tempatnya berdiri terbuka membuat Yuto seketika menegakan tubuhnya dan memandang orang-orang yang keluar sebelum akhirnya, sosok yang sedari tadi di tunggu-tunggunya keluar dari ruangan tersebut.

"Keito-kun!"

Sosok yang merasa namanya di panggil tersebut, sesaat berjengit kaget sebelum akhirnya menoleh ke arah Yuto berdiri. Ia menaikan sebelah alisnya, memberikan bahasa isyarat bertanya yang membuat Yuto menggerakan tangannya sebagai isyarat pula agar Pemuda berambut hitam dengan potongan rambut setengah panjang itu untuk menghampirinya.

Tanpa pikir panjang, Keito menghampiri Yuto. Ia menatap pemuda jangkung itu dengan tatapan penasaran akan kenapa pemuda itu memanggil dirinya secara tiba-tiba.

Karena selama Keito mengetahui dan mengenal sosok bernama Yuto, pemuda berbadan kelewatan tinggi itu tidak pernah sekalipun memanggilnya untuk suatu hal tertentu selain hanya menyapa dengan sesukanya, langsung menggunakan nama panggilannya setelah pertemuan mereka yang ketiga kalinya di klub musik.

Ya, Keito juga berada di satu klub musik yang sama dengan Yuto dan juga teman-teman bandnya yang lain. Tapi ia tidak ikut masuk ke band Yuto karena faktor dirinya yang baru mendaftar masuk ke klub musik sesaat setelah melihat perfom band Yuto di salah satu acara pentas seni kampus nyaris setahun yang lalu.

Setelah berdiri tepat di hadapan Yuto, Keito menyampirkan salah satu tali tas ransel di bahunya sambil berdehem. Mencoba menghilangkan rasa gugup yang entah mengapa langsung merayap naik menggerogoti dirinya.

"Ada apa Nakajima-kun?" Tanya Keito berharap suaranya tidak menunjukan kegerogian sama sekali—walaupun nyatanya suara datarnya lah yang ditunjukan tanpa disadari. Mereka memang berada di satu klub yang sama, suka bertemu saat Yuto menghampiri teman mungilnya. Tapi sampai sekarang, tidak pernah Keito benar-benar berbicara secara langsung—Mungkin pernah, tapi itu dulu. Jauh saat awal-awal Keito berniat masuk ke klub musik.

"Bukan Nakajima, tapi Yu-to Keito-kun."

Keito terdiam sebentar ketika mendengar Yuto yang sepertinya berbicara di luar pertanyaan, sebelum akhirnya ia tersadar jika dirinya sedang ditegur hanya karena memanggil Yuto dengan nama keluarganya. Yah Keito nyaris melupakan fakta bahwa Yuto adalah orang yang menyuruh semua orang yang setidaknya dikenalnya harus memanggil Yuto dengan nama panggilannya.

"Oh maaf." jeda sebentar. "Jadi ada apa, Yuto..kun?" Pemuda itu mengulang pertanyaannya kembali.

"Apakah kau mengetahui sesuatu tentang Chii?" Yuto menjeda sebentar. "Maksudku kau tahu, sudah nyaris seminggu aku tidak menemukannya di kampus. Saat menghampiri kerumahnya pun aku menemukan rumah itu terlihat sepi seperti tidak ada penghuni sama sekali. Aku berusaha untuk menanyakannya pada Hika, tapi ia seperti sedang dengan terang-terangan menghindariku. Aku juga menanyakan pada Inoo-chan, dan dia bilang dia tidak mengetahui apapun. Chii tidak memberitahukan apapun padanya, dan saat ini ia juga merasa penasaran. Aku sedang berfikir, apakah kau mengetahui sesuatu."

Want you back [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang