dua puluh lima

10.7K 2.3K 351
                                    

hari kesembilan

06:50 a.m

sudah dua hari berlalu semenjak kejadian guanlin dan hidup herin kembali seperti semula. aman, tentram, tidak ada bisikan, tidurnya cukup, intinya herin merasa baik-baik saja. namun pasti selalu ada yang berbeda, tidak ada guanlin yang biasanya ia temui di parkiran motor bersama seonho. dan akhir-akhir ini, pemuda yoo itu juga muram.

herin benar-benar berterima kasih pada lucy dan jisung, juga kakak-kakak mereka yang membantunya. oh, jangan lupakan lee euiwoong! semoga saja hantu itu cepat tenang dan kembali ke yang maha kuasa.

"hai rin," jisung serta lucy yang baru datang menyapa gadis itu lalu duduk di dekatnya.

"lo masih mikirin kak guanlin?" tanya lucy. "gak usah dipikirin lah rin, dia udah pergi terapi ke amerika."

"tapi gimana kalau dia balik sewaktu-waktu? dia kan punya kekuatan, cy."

jujur, herin memang khawatir dengan hal itu. bagaimana jika bisikan itu muncul lagi? yang lebih parah, bagaimana bila guanlin menghampirinya lalu membunuh gadis itu?

katakan herin parno, tapi dia memang setakut itu. kalau bukan karena salah satu kakak kelasnya—jeno—yang tiba-tiba menghentikkan aksi guanlin, mungkin herin bisa mati saat itu juga.

kring!!!!

"tuh rin udah bel," ucap jisung. "yuk ke lapangan, upacara mau dimulai." ajak jisung.

"tck, sejak kapan lo semangat banget sama upacara?" cibir herin.

"yaelah gue lagi berusaha baik padahal." jisung memanyunkan bibirnya.

lucy yang melihat percekcokan kecil teman-temannya hanya terkekeh, lalu menggandeng mereka keluar kelas.

"yokkk upacara yokkk!" seru lucy, persis sekali dengan kakaknya.

mereka berjalan menuju lapangan bertiga, lalu tidak sengaja bertemu seonho yang sedang berjalan sendirian di koridor ips.

"seonho! seonho!!" panggil herin seraya melambaikan tangannya. "sini!"

seonho tersenyum kecil saat melihat itu, sedetik kemudian ia berlari menghampiri herin, jisung, dan lucy yang menunggu di sisi kiri lapangan.

"hai!" sapanya. "gimana tidur lo?" tanya seonho pada herin.

"nyenyak."

"udah sung kita mending pergi aja, daripada gue jadi nyamuk lo jadi lalet." bisik lucy—yang sebenarnya cukup keras.

"dih ogah banget gue jadi lalet, gembul. gue nyamuk aja yang kurus."

"hadeh serah lo deh!"

herin tertawa melihat tingkah mereka berdua. selanjutnya gadis itu menghela nafas.

"ayo upacara, terus bahagia selamanya!" pekiknya senang.

herin tidak sadar saat itu bahwa angin menerpa tubuhnya cukup kencang, dan lagi-lagi suara bisikan terdengar di telinga gadis itu.

"herin, maaf. gue nyesel."

"permintaan maaf diterima, kak. god bless you." balas herin dalam hati.

🥀 the end 🥀




yay buku ini selesai dalam sebulan hehehehre
btw, ayo kasih kesan-pesan kalian selama baca buku ini!

thanks for reading, guys
i love you ❤️
—8/6/18

(1) whisper | seonrin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang