masih hari ketujuh
09:10 a.m
keadaan menjadi kacau setelah lucy berteriak pada guanlin. gadis itu terhempas begitu saja ke tembok, membuat sanha—kakaknya—mengeram kesal dan mengancam guanlin. jeno dan jinyoung menenangkan sanha, membawa pemuda itu menjauh lalu membantu lucy. herin sendiri dengan cepat ditarik oleh jisung untuk bersembunyi di bawah kasur. sementara seonho masih tidak mengerti apa yang terjadi saat ini.
guanlin tidak membuka suaranya, pemuda setengah tanggung itu melangkahkan kaki perlahan. mendesis ketika melihat lucy, sanha, jeno dan jinyoung di sudut ruangan. namun tersenyum ketika mendapati seonho yang kebingungan.
"lo..ngapain herin?" tanya seonho kaku.
dengan mengumpulkan keberanian, herin tiba-tiba keluar dari tempat persembunyiannya. jisung mendengus kesal saat melihat sahabatnya melakukan hal tersebut.
"dia nggak ngapa-ngapain gue, ho." jawab herin. "tapi dia yang bunuh natty!"
nafas seonho tercekat mendengar itu. tapi sepertinya tidak ada waktu untuk bertanya lebih jauh, sebab alat-alat tajam mengarah ke arah herin, seakan ingin menghabisi gadis itu dalam hitungan detik.
pemuda bermarga yoo itu dengan cepat berlari menuju herin, melindungi gadis itu dengan cara menahan alat-alat tajam tersebut menggunakan tangannya.
"ho, pergi, ho. lo berdarah!" seru herin panik ketika melihat tetes merah membasahi tangan putih seonho.
"lin cukup lin!" teriak jisung yang baru saja keluar dari bawah kasur, ia menatap guanlin kesal. sedangkan guanlin hanya menyunggingkan senyum tipis lalu menghempaskan jisung ke tempat lucy dan yang lain tanpa menggerakkan satu pun anggota tubuhnya.
"guanlin berhenti! maksud lo apaan!?" teriak seonho, masih berusaha menahan alat-alat tajam itu walau perih.
"LO YANG BERHENTI! MENYINGKIR DARI SANA SEONHO NANTI LO LUKA!" teriak guanlin.
"gila lo! lo bikin herin luka, bangs*t, sekarang lo juga ngelukain gue. ngelukain jisung dan lucy juga. mau lo apa!?"
guanlin menarik nafasnya. "gue mau lo!"
bukannya menghentikkan perbuatannya, guanlin malah semakin menjadi-jadi. herin tiba-tiba saja terseret ke sudut kamar yang lain, berada jauh dari seonho. kemudian alat-alat tajam itu berbalik arah menyerang herin.
jeno yang daritadi bungkam dan tidak banyak tingkah berdiri setelah membantu jisung. cowok itu menatap guanlin penuh rasa kesal.
"guanlin, berhenti." ucap jeno datar. tidak membentak, tidak kasar, tidak juga dengan cara halus.
namun seolah perkataan jeno adalah sihir, guanlin menoleh, dan kekuatan yang mengendalikkan mereka mendadak hilang.
"sekarang, tidur." perintah jeno.
tidak sampai satu detik, tubuh guanlin ambruk di lantai kamar herin yang dingin.
sementara yang lain memandang jeno dengan tatapan kagum sekaligus tidak percaya.
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) whisper | seonrin✔️
Fanfic[side story #1 of perche series] bisikan-bisikan itu benar-benar mengganggu. +lowercase © tteobokjin, 2018