Bab 9 : Kau Harus Mengetahui Apa yang Aku Ketahui

14 1 0
                                    


Maurice merebahkan dirinya di tempat tidur. Sarapan membuat perutnya penuh. Kemudian ia mengambil laptop dan menyalakannya. Ia berencana untuk mengerjakan esai yang ditugaskan gurunya. Rumahnya begitu sepi, orang tuanya benar-benar pergi lama sekali. Ia berharap Chandelier ada di sini untuk membantunya. Namun, tiba-tiba ia tergiur untuk membuka internet. Maurice suka dengan berbagai artikel internet, baik itu kriminal, sains, orang hilang, berita bodoh, gossip tentang artis. Oh, dia dapat menerima itu semua dengan baik, artikel seperti itu sangat menghiburnya. Maurice pun mengetik orang hilang tahun ini dan mendapati satu situs penuh tentang orang hilang di seluruh penjuru Swiss. Ia menggulirkan satu per satu biodata orang hilang itu. Pertama, orang ini tinggal di Zürich. Kedua, perempuan itu tinggal di Bern. Ketiga, lelaki paruh baya itu hilang di Jenewa. Kenapa semuanya hilang dari kota-kota besar?

Kemudian, dia melihat foto seseorang dari Graubünden. Rambutnya dikepang dua dan memakai topi bundar. Dia kelihatan sangat feminin. Maurice bahkan bisa memperkirakan bagaimana suaranya, pasti suara perempuan baik. Di laman itu, ia bernama Arenette Althabilene.

Keluarga Althabilene? Dia orang yang Chandelier kenal?

Maurice membaca ciri-ciri fisiknya dan sejak kapan dia menghilang. Wanita itu telah menghilang selama lima tahun.

"Lima tahun?!" Seru Maurice. "Lima tahun dan Chandelier tidak membicarakannya sama sekali? Mengapa?" Ia mengukir wajah yang kesal sekaligus kecewa. Kemudian, ia berpikir, apa dia tidak memiliki hubungan dengan Chandelier? Oh, sepertinya dia memang orang lain. Ia hendak memberi pesan pada Chandelier.

Chandelier aku ingin memberitahumu sesuatu.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melihat notifikasi, itu dari Chandelier.

Mory, bisa kau bantu aku? Ibuku menuju rumahmu tapi aku tak ingin kau bertemu dengannya. Aku mohon kau keluar rumah lewat pintu belakang rumahmu dan cepat ke rumahku lewat pintu belakang, oke?

Kemudian ponsel kembali berdering: Jangan tanya apa yang sedang terjadi. Lakukanlah, kumohon!

"Wow, ini adalah pesan yang panjang." Maurice berkata pelan. Dia bergegas untuk turun dari tempat tidur dan berlari ke bawah. Sesampainya di sana, ia mengambil jaket dan sepatu bootnya. Ia langsung keluar rumah melewati pintu belakang. Maurice berjalan cepat sambil mengestimasi waktu kedatangan Rosa, karena jarak rumah mereka yang cukup dekat.

Ia berjalan ke samping rumah dan mengintip dari dinding. Ia kemudian mengirim pesan pada Chandelier.

Chandey, aku menuju rumahmu sekarang.

Tidak ada balasan dari Chandelier. Maurice mendengar Rosa memanggil-panggil namanya. Kemudian ia sadar bahwa rumah keluarga Noelle kosong, dan ia membalikkan badannya. Maurice kembali mengirim pesan pada Chandelier.

Maurice telah sampai di rumah Chandelier dan membuka pintunya.

***

Chandelier telah mendapat kabar dari Maurice kalau ia sedang menuju rumahnya. Ia segera membuka kunci pintu ruangan itu dan keluar dari sana. Kemudian menguncinya kembali. Setelah itu, ia berlari dengan cepat menaruh buku-buku yang ia bawa di lemari di dalam kamar tidurnya dan berlari menuju bawah tangga. Tiba-tiba pintu rumahnya terbuka.

"Oh Tuhan! Pintu belakang, Mory!" Seru Chandelier. Maurice melepas sepatunya, tangannya berada di dalam kantung jaket.

Sambil kesusahan melepas sepatu, ia berbicara, "Chandelier. Aku sangat ingin kau menjelaskan sesuatu."

Alarice's OakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang