Prolog

6K 423 46
                                    

...

"Kinal!" tegur seorang wanita dari depan kelas. "Kamu tidur lagi?! Sekarang kamu ke depan. Kerjakan soal nomor dua," perintahnya geram.

"Saya ngga tidur kok, Bu," jawab Kinal sambil bangkit dari duduknya.

"Ngga tidur, cuma ngorok," celetuk seorang siswi yang seketika mengundang tawa seisi kelas.

Kinal melirik tajam ke arah gadis itu, gadis yang telah menjadi musuh bebuyutan Kinal sejak SMP. Hingga sekarang mereka berada di sekolah SMA yang sama, dan kebetulan tahun ini mereka sekelas.

Kinal berjalan ke depan kelas. Kepalanya mendadak pusing melihat deretan angka dan huruf yang tertulis di papan. "Soal apaan nih? Kagak ngarti gue," gumam Kinal sambil membuka tutup spidol di tangannya.

"Kenapa Kinal?" tanya sang guru melihat Kinal yang hanya diam menatap soal logaritma itu.

"Soalnya susah, Bu."

"Bukan soalnya yang susah. Tapi kamu yang tidak memperhatikan pelajaran sejak tadi. Yasudah, sekarang kamu berdiri di samping papan," titah wanita itu.

"Yahh, kok berdiri sih, Bu?" protes Kinal.

"Kenapa? Kamu pilih berdiri di samping papan atau lari keliling lapangan 10 kali? Sudah berapa kali kamu tidur saat jam pelajaran?!"

Huffttt...

Kinal menunduk lemas, dan mengambil posisi di sebelah kanan papan tulis.

"Otak udang suruh ngerjain logaritma. Mana bisa," celetuk gadis tadi.

"Hahaha...," tawa seisi kelas, terutama para siswi yang duduk di dekat gadis itu.

Kelas 12-MIPA-1 ini memang seolah telah terbagi menjadi tiga kubu. Kubu kanan di pihak Kinal, kubu kiri di pihak musuh Kinal, dan kubu tengah tidak memihak siapapun.

"Awas lu! Muka dempul!" sahut Kinal menatap tajam gadis itu.

"Hahaha.." tawa dari kubu Kinal.

"Apa lo bilang?!" gadis itu tak terima.

"Sudah!!" lerai sang guru yang sudah pusing melihat kelakuan kelas ini. "Veranda. Kamu kerjakan soal nomor dua, sekarang!"

"Sa-saya Bu?"

Ya, Veranda, gadis yang menobatkan dirinya sebagai musuh dari seorang Kinal. Veranda memang terkenal di sekolah karena kecantikannya, banyak siswa yang rela melakukan apapun asal bisa menjadi kekasihnya. Veranda dan genk-nya juga terkenal angkuh dan sok berkuasa, siswa-siswi di sekolah ini tidak ada yang berani mencari perkara dengan mereka. Tidak ada yang berani, kecuali Kinal dan genk-nya.

"Iya, kamu Veranda. Kerjakan!"

"Iya Bu."

Veranda berjalan maju ke depan kelas. Tingkat kepintaran Veranda memang di atas Kinal, sehingga tanpa perlu waktu lama ia sudah bisa menyelesaikan soal logaritma itu dengan baik.

"Bagus sekali, kamu boleh duduk, Veranda," ujar ibu guru.

"Baik, Bu," Veranda berjalan kembali ke kursinya. Tidak lupa ia melirik Kinal, lirikan tajam disertai senyum remeh yang membuat Kinal semakin membenci gadis ini.

Kinal mengeratkan giginya kesal, "awas lu! Ratu dempul!" gerutunya.

Kedua gadis yang berusia sama ini tidak ada hentinya mengumpat satu sama lain. Sifat yang bertolak belakang membuat mereka semakin saling membenci.

Veranda, gadis berparas cantik yang sangat feminim. Selalu menjaga penampilannya di segala kondisi. Ketua dari ekskul teater di sekolahnya. Dia juga sangat populer di kalangan siswa dan guru. Veranda adalah leader dari genk yang berisikan gadis-gadis cantik dan pintar. Siapa lagi kalau bukan Shania, Gaby, dan Naomi.

Sedangkan musuh bebuyutannya, Kinal. Gadis berpenampilan dan berkelakuan layaknya pria ini juga sama populernya dengan Veranda. Kinal sangat menyukai olahraga dan beladiri, bahkan dia juga berprestasi di kedua bidang itu. Gadis tomboy ini terbilang sangat cuek pada para murid yang mengidolakannya. Tapi dia akan berubah menjadi sangat konyol jika disandingkan dengan genk absurd-nya, Jeje, Beby, dan Nabilah.

...

Bel istirahat baru saja terdengar yang membuat siswa siswi berhamburan keluar kelas.

"Eitt.., mau kemana lo?" Veranda mencegah langkah Kinal dan tiga kawannya.

"Bukan urusan lo!" ketus Kinal.

Veranda tersenyum remeh, "gue bingung, kok bisa ya otak udang kayak lo ketrima di sekolah ini?"

"Gue juga heran sama penghuni sekolah ini. Orang kayak lo dibilang cantik. Kayaknya mereka kagak tau deh kalo dempul lo itu tebel kek aspal," balas Kinal tak kalah ketus.

"Wahh cari gara-gara dia Ve," sahut Naomi.

"Sikat, Nal!" sahut Nabilah.

Dua kubu yang saling menatap tajam satu sama lain.

"Ngga perlu," ucap Veranda tiba-tiba. "Kita ngga perlu ngotorin tangan kita buat ngurusin mereka," tambahnya.

"Dih, sapa juga yang mau dipegang-pegang ame lu," celetuk Jeje.

Veranda hendak melangkah ke luar kelas, tapi...

Bughh..

"Aaww!!" Veranda jatuh tersungkur di lantai karena tersandung kaki Kinal.

"Aduhh.., sakit ya?? Katanya bidadari, tapi kok malah nyusruk? Hahaha..," ledek Kinal sambil menarik kakinya. Karena tadi ia memang sengaja membuat Veranda tersandung.

"Bidadari nyungsep ini mahh," lanjut Nabilah.

"Ve.., lo nggapapa kan?" Shania sigap membantu sahabatnya.

"Kinal kok jahat sih? Kan kasian Veranda jatoh," ucap Gaby. Dari keempat gadis cantik ini, memang hanya Gaby lah yang tutur katanya paling lembut.

"Eh ayam! Ve duluan yang nyari gara-gara, salah sendiri tadi dia ngatain Kinal," sahut Beby.

Veranda membuang nafas kesal sambil membersihkan lututnya. "Lo akan trima pembalasan dari gue. Se-ce-pat-nya!" ucap Veranda menunjuk wajah Kinal.

"Oke, gue tunggu," balas Kinal cuek lalu berjalan ke luar kelas, "cabut guys!"

Beby, Nabilah, dan Jeje mengikuti Kinal yang berjalan lebih dulu di depan mereka. Sementara Veranda masih menatap tajam punggung Kinal yang mulai menjauh. Ia sedang berpikir bagaimana cara membalas perlakuan Kinal tadi.

"Dasar cewek jadi-jadian!" gumam Veranda mengutuk Kinal.




#####
.


_______________

Bersambung.

Segini dulu buat prolognya :)

Aku publish ini dulu soalnya yang pilih Neighbor lebih banyak dari PdA3. Nggapapa yaaa... Hehe..

Btw guys, kan aku udah ngetik extra part AM kemarin. Ehh...ilang, soalnya kemarin siang aku kan online pakek wifi kampus, trus tiba-tiba koneksinya putus. Dan....ngga ke save. Sedih kan? :(

.

So, Gimana ff NEIGHBOR ini?

Yay or Nay?

.
Frea -19082018-

NEIGHBORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang