Neighbor 1

3.3K 374 118
                                    

...

Pagi hari yang penuh keributan seperti biasa. Rumah dengan dominan warna biru dan merah muda ini selalu sibuk di awal hari. Dan sekarang, terlihat seorang wanita paruh baya sedang menyiapkan sarapan untuk ketiga putrinya.

"Pagi Ma..," sapa Veranda yang baru turun dari lantai dua.

"Pagi Sayang, mana adik-adik kamu?" tanya Tissa, ibu dari Veranda, Shani, dan Gracia.

"Biasalah, Ma. Palingan masih berantem rebutan sisir," balas Veranda santai. Memang bukan hal baru jika setiap pagi Shani dan Gracia bertengkar hanya karena hal sepele. Seperti pagi ini contohnya, keduanya masih di kamar karena memperebutkan sesuatu yang tidak penting.

Tissa menggeleng pelan, "apa sebaiknya kamar mereka dipisah aja ya, Ve?"

"Dipisah? Emang ada kamar lagi, Ma?"

"Ya salah satunya tidur sama kamu. Shani aja, suruh pindah ke kamar kamu."

"Hah? Ngga mau. Ve mau kamar sendiri. Udah biarin aja mereka sekamar, Ma. Berantemnya paling cakar-cakaran doang," balas Veranda sekenanya yang mendapatkan cubitan kecil dari sang ibu.

"Kamu tuh ya.., adiknya berantem kok malah didukung?"

"Aduduh.. canda Ma.., nah tuh mereka turun," kata Veranda menunjuk kedua adiknya yang baru melewati tangga.

"Pagi Ma, pagi Kak Ve," sapa Shani dan Gracia bersamaan.

"Pagii..."

"Ayo duduk, kita sarapan bareng-bareng yaa..," kata Tissa lembut.

Tiba-tiba Gracia maju dan menarik salah satu kursi yang berada di dekat Tissa, "aku duluan!" ucapnya lalu menjulurkan lidah ke arah Shani.

"Itu kan tempat duduk aku!" protes Shani.

"Mulai sekarang ini jadi kursi aku!" balas Gracia. Gadis ini memang sangat suka mencari gara-gara dengan saudara kembarnya.

"Ck! Kursi aja diributin," sahut Veranda memutar bola mata malas. "Shan, kamu duduk di sini samping kakak," lanjutnya.

"Tapi kak, itu kan kursi ak--"

"Shan...," Veranda memberi Shani tatapan tajam. "Duduk," titahnya.

"Iya iya," jawab Shani terpaksa. Sementara Gracia hanya menahan tawa melihat Shani yang sarapan dengan omelan Veranda pagi ini.

Shani Indira Darmawan dan Shania Gracia Darmawan adalah saudara kembar tidak identik yang hanya berselisih usia sekitar 10 menit. Mereka selalu bertengkar di setiap ada kesempatan. Jika sudah terjadi adu mulut, hanya dua orang yang bisa menghentikan mereka, Tissa dan sang kakak, Jessica Veranda Darmawan.

Sesaat setelah duduk dan sarapan bersama, tiba-tiba Veranda teringat akan sesuatu yang membuatnya berdiri dari duduknya.

"Kenapa Ve?" tanya Tissa.

"Ada yang lupa, Ma. Ve ke kamar bentar," ucap Veranda lalu berlari ke kamarnya.

Sesampainya di kamar serba biru ini, Veranda mencari sesuatu yang ia baru beli semalam.

"Ah ini dia!" serunya sambil memegang benda kecil di tangannya. Lalu Veranda melangkah ke arah jendela kamarnya, "lo akan terima pembalasan dari gue, dasar cewek jadi-jadian!" ucapnya sambil tersenyum sinis.

NEIGHBORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang