Neighbor 20

1.4K 179 33
                                    

Sore hari di akhir Minggu. Esok akan jadi awal pekan yang membosankan, hari Senin.

Viny baru saja menjawab salam dan ketukan pintu rumahnya. Seseorang datang membawa bungkusan yang sepertinya berisi makanan.

"Kinal mana? Nih aku bawa seblak, tadi bikin sendiri," ujar Yona begitu sampai di ruang tamu rumah ini.

"Makmur banget jadi Kak Kinal. Tadi Kak Jeje ke sini bawa makanan, sekarang Kak Yona," balas Viny lalu duduk di sofa dan melanjutkan aktivitasnya bermain game. "Kak Kinal di kamarnya, Kak Yon," tambah Viny.

"Jeje tadi ke sini?"

Viny mengangguk dan berkata, "Iya, tapi udah pulang barusan."

"Ohh, terus Kak Mel?"

"Ke luar kota."

"Sibuk ya dia," gumam Yona yang sudah sangat lama tak bertemu Melody di rumah ini. Padahal Yona sering main ke sini. "Yaudah aku naik ya?" Yona meminta izin untuk naik ke kamar Kinal. Dan langsung melangkah begitu Viny menganggukkan kepala.

***

Bersamaan dengan itu. Suasana dua kamar jauh dari kata aman dan tentram. Dua sejoli saling melempar barang-barang kecil, seperti gumpalan kertas, bulpoin, atau apapun yang bisa mereka raih untuk saling membalas.

"HEH OTAK UDANG! SEJAK KAPAN GUE JADI SAHABAT LO?!!" teriak Veranda dari kamarnya. Seperti biasa, Veranda dan Kinal sedang bertengkar dari kamar masing-masing.

"EH RATU DEMPUL SOK KECAKEPAN!! HARUSNYA LO MAKASIH SAMA GUE. KALI AJA TUH COWOK KAYAK FAREL!"

"APA HUBUNGANNYA, HA?!"

"YA KALO DIA TAU KALO LO PUNYA SAHABAT KECE KAYAK GUE, KAGAK MUNGKIN DIA MAU MACEM-MACEM SAMA LO!"

Niat Kinal ingin melindungi Veranda dari laki-laki jahat semacam Farel. Tapi menurut Veranda, Boby bukan pria seperti itu. Lagipula, pantang bagi Veranda untuk mempunyai sahabat aneh seperti Kinal.

"Aw!"

Gumpalan kertas yang dilempar Kinal tepat mengenai wajah Veranda.

"Ngapa lo?! Ngelamun?!" ledek Kinal. "Seneng kan lo, gue akuin jadi sahabat?! Ngaku aja dah!!"

"NAJIS!!" Veranda mencari benda terdekat. Jadilah tangannya meraih sebuah buku catatan di atas meja belajarnya. Dengan cepat ia melemparkan buku itu pada Kinal. Tapi tak diduga, buku itu mengenai kepala seseorang, tapi bukan Kinal.

"Aduh!!"

"Yona?! Lo kok di sini?" kaget Kinal karena Yona sudah ada di dalam kamarnya, tepat di belakangnya.

Sementara Veranda bertanya-tanya. Mengapa Kinal tak membalas atau mengatakan hal bodoh lagi? Tiba-tiba saja suasana menjadi hening.

"HEH CEWEK JADI-JADIAN!! KEMANA LO! URUSAN KITA BELOM SELESAI!" tantang Veranda.

"HEH!! Maksud lo apa lempar beginian? Kena kepala gue nih!" sahut Yona yang langsung muncul di jendela Kinal dan tentu saja mengagetkan Veranda.

"Mak Lampir kenapa ada di situ?" gumam Veranda bingung. "Salah sendiri lo di situ!!" jawab Veranda sedikit menurunkan nada suaranya.

"Lo yang ngapain lempar-lempar Kinal?!!"

"Heh! Lo ngga tau masalahnya di mana. Jadi ngga usah ikut campur. Lo tanya aja sama TTM lo itu! Dia yang cari gara-gara duluan!!" balas Veranda kesal karena Yona terlalu sok tau. Tak ingin berlama melihat Yona di sana, Veranda menutup jendelanya dengan sedikit kasar.

Brak!

"Dasar Mak Lampir!" kesal Veranda yang langsung menghempaskan tubuh ke ranjang.

"TTM apaan?" Kinal bingung dengan ucapan Veranda tadi.

NEIGHBORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang