Binnie menatap Arin temannya yang masih menjaga jarak padanya. Ia mencoba berbicara baik-baik agar Arin mau berteman lagi dengannya.
"Arin-ah, apa kamu suka coklat?"
Arin menoleh pada Binnie, ia merasa agak malu dengan sikap Binnie yang baik padanya.
"Oh? Coklat?"
"Iya, daddy aku membeli banyak coklat. Apa kamu mau? Aku tidak kuat menghabiskan seorang diri." Binnie memberikan sebungkus cokelat pada Arin.
"Oh, ini coklat enak. Aku pernah mencicipinya."
"Benarkah? Ambillah, ini untukmu." Binnie merasa senang karena sikap Arin melunak.
"Kalian sedang apa?" Hyojung ikut bergabung.
"Kamu mau juga? Ini masih ada." Binnie mengeluarkan cokelat lagi dari dalam tasnya.
"Ah ya ampun ini obat mujarab setelah belajar matematika. Enak sekali!" Ucap Arin senang.
"Di rumah masih ada, kalau kalian mau boleh datang main." Ucap Binnie senang.
Wajah Arin dan Hyojung berubah senang. "Kita boleh main?"
"Tentu saja, aku kesepian di rumah karena adikku tinggal di asrama dan kadang pulang saat akhir pekan."
"Apa kamu mengoleksi sesuatu?" Tanya Hyojung.
"Hmm... tidak juga karena orang tuaku selektif dalam berbagai hal."
"Yak, apa kamar kamu selalu diperiksa?" Tanya Arin penasaran.
"Hehe selalu. Mommy aku orang yang sangat tegas, aku pernah ketahuan menonton drama romantis saja langsung kena ceramah."
"Huwaaaa... jadi kamu belum pernah berkencan?"
"Aku? Hehe..."
Binnie hanya tertawa malu, kedua temannya menjadi akrab lagi. Binnie juga tidak mempermasalahkan lagi siapa orang yang jahat pada dirinya saat itu.
Hyojung dan Arin menginap semalam di rumah Binnie karena esoknya mereka libur. Mereka semakin akrab satu sama lain.
Hyojung dan Arin tidak banyak berkomentar melihat kedua orang tua Binnie yang masih terlihat muda dan ditunjang juga dengan wajah yang rupawan. Tak heran kalau Binnie sangat cantik.
"Kalian makan yang banyak, jangan malu-malu." Ucap Jisoo pada kedua teman Binnie saat makan malam bersama.
"Iya, terima kasih." Hyojung dan Arin kompak menjawab.
"Bagaimana hari kamu?"
"Menyenangkan dad, oh iya minggu depan mau ada karya wisata ke stasiun tv."
"Oh ya? Pasti seru." Ucap Seokmin senang. Seokmin terbiasa menanyakan apa saja yang dialami keluarganya.
Binnie tertawa senang dan langsung bercerita banyak hal pada kedua orang tuanya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Setelah makan malam, ketiga gadis remaja tersebut berkumpul di kamar Binnie. Dan Binnie mendapat giliran mandi terakhir setelah kedua temannya.
"Arin-ah, aku pikir kalau dia layaknya seorang tuan putri kaya raya dengan rumah besar seperti istana dan punya banyak pelayan." Hyojung membuka percakapan di saat Binnie sedang mandi.
"Tapi rumah ini sangat bagus dibanding kita yang tinggal di apartemen biasa, dan kedua orang tuanya juga sangat baik. Mereka terlihat sangat peduli pada anaknya." Ucap Arin.
"Benar, aku sampai iri melihatnya. Orang tuaku tidak seperti itu, bahkan ayahku jarang pulang tepat waktu untuk makan malam, ia lebih sering makan bersama teman kerjanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet, Sour, Bitter Taste Of Love
Fiksi PenggemarHanya cerita khas remaja tentang cinta pertama dan impian mereka.