[Preview]
"Permainan yang bagus, Bee. "
Deg!
Suara yang begitu Hinata kenal, suara yang sudah lama ia tidak dengar. Hinata menatap seorang pria yang berdiri tak begitu jauh darinya, senyum manis pria itu di berikan kepada Hinata.
"Hi, little Bee. "
Terkejut? Sangat!
Toneri, pria yang membuat Hinata kaku di tempat itu berjalan menghampiri Hinata yang kini menatapnya seolah-olah sedang melihat hantu, ia tertawa pelan dan berjalan menghampiri Hinata.
"Halo, masih mengingatku? "Toneri melambai-lambaikan tangan kanannya di depan wajah Hinata.
"E-eh? "
"Hm, susah kuduga ekspresimu akan seperti ini. Ya.. Meski harus ku akui kita sudah lama tidak bertemu, tetapi setidaknya jangan menatapku seolah-olah aku ini hantu." ujar Toneri kesal, namun tidak digubris oleh Hinata.
"Astaga!! Hinata, apa kau masih mengingatku?! " bentak Toneri berusaha menyadarkan Hinata, kedua bahu mungil Hinata di goyang-goyangkan oleh Toneri.
Pats.
Kesadaran Hinata langsung kembali, ekspresi wajahnya masih sama. Seperti melihat sosok hantu. Matanya menyipit menatap Toneri, kemudian Hinata menghela nafas pelan.
"T-Toneri - kun? "
Toneti mengangguk semangat.
"Iya, ini aku! Ternyata little bee ku masih mengingatku." ucap Toneri dengan semangat.
"Ah, ini seperti mimpi.. " ujar Hinata dengan lesu.
"Kau berkata seolah-olah aku ini tidak di harapkan saja.. "Hinata tentunya langsung menggeleng.
Tidak di harapkan? Yang benar saja!
"Bear.. "
"Gummy bear? Toneri - kun ingin makan itu? " tanya Hinata dengan polos.
"B-bukan itu, huft.. Dasar! Kamu belum berubah sama sekali ya ternyata. " Toneri mengusap kepala Hinata dengan lembut.
"Apa kau lupa dengan panggilan 'Bear' huh? "
"Little bee dan Bear? "Toneri langsung mengagguk.
Little bee adalah panggilan Toneri untuk Hinata, dan Bear adalah panggilan Hinata untuk Toneri. Pada saat itu mereka masih anak-anak, Toneri adalah teman kecil Hinata selain Naruto. Mereka berteman sejak kecil hingga masuk sekolah KHS ini, namun sangat di sayangkan pada saat kelas dua Toneri harus pergi keluar negeri.
"Hinata - chan, "
"Ya? "
"Kau tidak merindukanku ya? "
"Ie!! Aku sangat merindukan Toneri - kun! "
"Tapi kenapa ekspresimu seperti tidak mengharapkanku? "
Hinata menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Aku terkejut saat melihatmu." jawab Hinata.
"Oh ya? Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita melepas rindu dengan berkeliling sekolah? " ajak Toneri.
"Oke! "
M • Y • S
Hinata dan Toneri berada koridor sekolah yang cukup ramai dengan para Alumni, mereka terlihat begitu bahagia.
"Aku masih ingat saat kau menangis karena tidak sengaja tersandung batu saat masih kecil, kau masih mengingatnya kan? " Hinata mengangguk, ia mencubit pelan perit Toneri.
"Bukannya malah menolong malah di tertawakan! "
"Karena kau terlihat sangat imut pada saaf itu, hahaha.."
Banyak orang terutama para gadis yang menatap ke arah mereka atau lebih tepatnya ke arah Hinata dengan tatapan iri, bagaimana tidak? Hinata itu sedang berbicara dengan Toneri yang dulu begitu populer dengan ketampanannya dan sifatnya yang begitu ramah kepada semua orang.
Iri? Oh, jelas!
Tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan datar, orang itu mengeluarkan ponselnya. Ia mengarahkan ponselnya kepada Hinata dan Toneri yang terlihat begitu serasi.
Cekrek.
"Kurasa ini begitu bagus untuk di berikan kepada Naruto." gumamnya, setelah itu orang yang baru saja mengambil gambar tadi berjalan pergi dari kerumunan manusia itu.
Baiklah mari kita kembali ke Toneri dan Hinata.
"Kapan Toneri - kun kembali ke Jepang? " tanya Hinata.
"Kemarin malam."
"Kenapa tiba-tiba datang kesini? Seingatku kau pernah bilang 'Belum tentu aku akan kembali lagi kesini' nah, sekarang? "
Toneri mengerutkan dahinya, "Ya, Aku kesini untuk menghadiri acara ini.. Selain itu Tou - san menyuruhku pulang." jelas Toneri.
"Oh, panggilan urusan bisnis kah? "
"Kau ini dari tadi bertanya terus seperti seorang reporter saja, " ujar Toneri yang disusul dengan cubitan keras dari Hinata.
"Ugh, ini sangat wajar jika aku bertanya tentang keadaan teman lamaku! " oceh Hinata dengan kesal.
"Kau marah? "
"..."
"Aku hanya bercanda.. " Toneri mencubit pipi tembam Hinata.
M • Y • S
Tring.
Sebuah pesan masuk dari ponsel Naruto, namun Naruto menghiraukan pesan tersebut karena ia sibuk menyetir.
Tring.
Tring.
Tring.
Ponselnya terus bergetar terus-menerus. Kesal? Tentu saja! Segera Naruto menepikan mobilnya dan berhenti sejenak untuk mengecek ponselnya.
5 pesan dari Sasuke Teme.
"Huh? Tidak biasanya. "
Sasuke Teme:
[Send a picture]
Dobe, kau harus lihat itu!
[08.05]Bagaimana reaksimu? Apa kau senang? Aish, kurasa kau pasti sangat marah.
[08.05]Hey, jawablah pesanku!
[08.06]Kau masih hidupkan?
[08.06]Naruto membaca pesan dari Sasuke, perasaan kesal dan marah saat ia melihat gambar yang dikirim oleh Sasuke.
"Sial! Apa-apaan gambar yang di kirimnya itu?! "
Bersambung.
Minal aidzin walfaidzin semuanya, mohon maaf lahir dan batin.
Maaf ya karena cerita ini belum selesai pas tepat Ramadhan. Padahal cerita ini khusus Ramadhan, rencana di tamatinnya sih harusnya hari ini. Tapi...
:")
Maaf ya..
Tata~
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Sunrise!!√
FanfictionDisclaimer : Masashi Kishimoto. Warning : OOC, Typo, etc. Pair : Naruhina. Genre : Romance Di cintai orang yang kita cintai memang menyenangkan bukan? Hinata Hyuuga adalah salah satu orang yang paling beruntung. Gadis berparas Ayu nan rupawan i...