Double update? Yes! 🎉
Jangan lupa pencet. 🌟 + komen nya..
Happy reading.
...
Hari ini sangat cerah dan hari yang indah, burung - burung berkicau begitu keras. Namun tidak bagi seorang Naruto Uzumaki, pria itu masih sibuk dengan mimpinya ditemani dengan bantal dan guling yang begitu setia.
"Naruto! Bangun!! Apa kau tidak tahu kalau ini sudah pagi?!" Suara itu terdengar menggelegar, sang pemilik suara siapa lagi kalau bukan Kushina itu kini sedang membangunkan putranya.
"NARUTO!! KAA - SAN BILANG BANGUN, SEKALI LAGI KAU TIDAK BANGUN.. KAA - SAN AKAN ME— "
Ceklek.
Pintu bewarna orange itu terbuka sedikit, Naruto mengucek-ucek matanya yang masih begitu lengket. Ia menatap Kushina dengan malas, ibunya itu menganggu mimpinya yang dimana ia akan menikah dengan Hinata, namun berubah saat tiba-tiba ia melihat Kushina datang dengan membawa bazooka.
"Astaga! Lihatlah penampilanmu sekarang ini, bagaimana bisa Hinata - chan ku yang cantik bisa menyukai putraku yang seperti ini?!" ujar Kushina dengan nada meledek.
"Kaa - san, Aku baru bangun tidur.. Jadi itu wajar, lagipula bila aku sudah fresh aku akan menjadi begitu tampan. Aktor luar negeri saja bisa kalah dengan penampilanku," ucap Naruto sombong.
"Tsk! Tidak anak dan tou - san nya sama saja. Pergi mandi sana, kau tidak malu dilihat Hinata - Chan? "
"Hime ada disini?!" tanya Naruto dengam begitu semangat.
"Iya, dia sedang berada di dapur membantu kaa - san memasak. Penampilanmu be—" belum sempat Kushina melanjutkan ucapannya, Naruto langsung menyerobot keluar.
"Hey! Kaa - san belum selesai berbicara, Naruto!!" Kushina langsung menarik Naruto dengan kuat, sehingga tubuh pria itu terjungkal kebelakang.
"Mandi dulu! Kau ingin merusak citra mu di depan kekasihmu, Huh?!" omel Kushina.
"Hehehe, aku terlalu bersemangat." ucap Naruto memberi alasan.
"Pergi mandi dulu! Setelah mandi kau boleh menemui Hinata - Chan!!" Kushina langsung mendorong tubuh Naruto masuk kedalam kamarnya.
"Argh, Kaa - san!!" gerutu Naruto.
Dengan perasaan jengkel Naruto masuk kedalam kamar mandi yang berada di dalam kamar nya, ia mandi menggunakan shower dan mengabaikan bathub yang biasa ia gunakan untuk mandi.
5 menit kemudian..
Naruto keluar dengan dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian kaos berwarna putih polos, dengan celana pendek di atas lutut. Rambut nya yang basah ia keringkan dengan handuk kecil yang bertengger di pundaknya.
Naruto berjalan keluar dari kamar nya dan pergi menuju ke arah ruang makan, senyum nya mengembang saat melihat seseorang yang sangat ia kenal kini sibuk menata makanan di atas meja makan yang cukup besar itu.
Meskipun ini bukan pemandangan pertama kalinya, Naruto merasa begitu berbeda kali ini. Hinata dulu memang sangat sering pergi ke rumahnya karena merasa bosan dan jenuh, terkadang Hinata juga membantu Kushina memasak sekaligus belajar memasak.
Itu terjadi dari dulu sampai sekarang, Hinata tidak pernah berubah sama sekali. Bahkan gadis itu semakin hari malah menjadi semakin cantik dan begitu lemah lembut, tak jarang pula Naruto menjuluki Hinata dengan sebutan 'Snow white'.
Naruto berjalan menghampiri Hinata yang nampaknya belum sadar akan kehadirannya, tangan kekar miliknya melingkar pada pinggang ramping milik Hinata. Sang empu nya terlonjak kaget, bahkan sendok yang ia pegang tadi terjatuh begitu saja.
"Snow white ku sedang apa hm?" tanya Naruto tepat di daun telinga Hinata.
Hembusan nafas dan suara Naruto itu membuat Hinata menggeliat kegelian, pipinya memanas saat ia sadar akan posisinya yang begitu intim dengan Naruto.
"E-eh, em.. A-aku sedang membantu kaa - san. " jawab Hinata dengan gugup, pipi gembul nya merona seperti kepiting yang di rebus.
"Oh ya? Lalu dimana kaa - san? Kau sendirian saja," tanya Naruto, kali ini kepalanya ia taruh di bahu mungil Hinata.
Astaga! Ini gawat!
Kepala Hinata sudah memberi peringatan, bila posisi mereka begini terus lama-lama Hinata bisa pingsan di tempat dan juga tidak baik bagi jantungnya.
"Ah, Na-naruto - kun.. Bisa kau lepaskan pelukanmu?" tanya Hinata pelan.
"Nani? Kenapa? Apa kau tidak suka dengan pelukanku," tanya Naruto yang malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Bu-bukan begitu!"
"Lalu?"
"A-aku menyukainya.." cicit Hinata.
"Nah, itu jauh lebih baik." ucap Naruto.
Tangan kekar itu tidak diam begitu saja, jari jari panjang milik Naruto meraba-raba perut rata milik Hinata. Hal itu membuat Hinata menutup matanya menahan kegelian, ini tidak bisa di biarkan!
"Na-naruto - kun, lepaskan.." pinta Hinata dengan nada memelas.
Naruto tertawa pelan, kemudian sesuai dengan permintaan kekasih nya ia pun melepaskan pelukannya dengan tidak rela. Hinata menunduk malu, poni miliknya menutupi sebagian wajahnya.
"Lihat, ada yang malu rupanya. Hahaha.. " Naruto tertawa begitu keras.
Hinata mendengus kesal, tangan mungil gadis itu memukul Naruto dengan sekuat tenaga.
"Ampun! Hahaha.. "
"Aku marah!" ucap Hinata dengan keuda tangan yang ia silangkan didepan dadanya.
"Tidak ada orang yang marah itu bilang, kau ini.. Aku gemas padamu," Naruto mengacak - acak surai lavender milik Hinata.
Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang menatap mereka dari kejauhan, salah satu dari mereka tersenyum lebar.
"Mereka begitu serasi ya, Minato - kun."
"Dasar anak muda jaman sekarang."
Kushina, sang istri tercinta tersenyum tipis. Wanita itu memeluk lengan suaminya dengan erat, "Seperti kau tidak pernah muda saja." cibir sang istri.
Bersambung.
Fara mah janjinya update malem, eh ini mah namanya kemaleman. 😂😑😐 disini ada yang masih stay di Wattpad atau udah pada tidur hayo??
Fara kasih yang adegan manis manis dulu ya sebelum konfliknya ~
Tata~
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Sunrise!!√
FanficDisclaimer : Masashi Kishimoto. Warning : OOC, Typo, etc. Pair : Naruhina. Genre : Romance Di cintai orang yang kita cintai memang menyenangkan bukan? Hinata Hyuuga adalah salah satu orang yang paling beruntung. Gadis berparas Ayu nan rupawan i...