MYS 23 - Mendapat restu (?)

795 60 1
                                    

Menuju ending beberapa part lagi. ⌚⏳

---

Preview;

"Simpel. Jelaskan dahulu, kenapa kamu begitu yakin dengan hubunganmu dengan Hinata?"

Naruto terdiam, "hanya itu?"

Neji mengangguk, "jika aku tidak puas dengan jawabanmu. Kalian harus putus sekarang juga!"

Bagaikan petir menyambar di siang hari. "Jawab seperti apa kata hatimu, Paham?" - "atau, berhenti saja."

Naruto menggeleng, "TIDAK! Itu bukan diriku sekali."

Neji tersenyum, "Bagus. Katakan padanya," ucap Neji.

"Aku .. -"

Naruto memejamkan matanya sejenak, perlahan matanya terbuka. Kali ini shappire biru laut itu menatap Neji dengan raut serius.

"Aku tidak tahu pasti, alasan kenapa aku mencintai Hinata, alasan kenapa aku menginginkan Hinata menjadi milikku, alasan ingin membuat Hinata selalu bahagia, setiap detik dan menitnya aku selalu mencintai Hinata dengan alasan yang berbeda-beda."

Naruto menarik nafas, kemudian menghembuskannya pelan-pelan.

"Saat Hinata tersenyum, aku rasa aku mencintainya karena senyumnya yang begitu mempesona. Namun, aku rasa diriku salah, karena saat gadis itu tampil begitu cantik, aku kembali merasa jatuh Cinta karena dirinya yang begitu cantik, ketika melihat dia terlihat sangat manis, aku lagi-lagi jatuh hati karena dia terlihat begitu manis."

"Aku bukan pria yang begitu sempurna, seperti apa yang di damba dambakan seorang wanita lainnya. Tetapi, bagiku.. Pria ceroboh sepertiku, yang di pertemukan dengan gadis lugu dan manis ini, aku merasa aku menjadi pria yang sangat beruntung."

Hinata tersenyum lembut, pipinya merona hebat. Neji menatap Naruto dengan wajah yang begitu serius. Naruto terlihat begitu tenang, walau dalam batinnya ia takut Neji marah.

"Aku rasa aku bisa santai untuk saat ini atau bahkan seribu tahun lagi."

"Eh?" Naruto dan Hinata terlihat kebingungan.

"Naruto Uzumaki!" Neju menatap Naruto tajam.

"Hai' "

Neji menepuk pundak Naruto dengan cukup keras, "aku ingin.. Kau segera memiliki Hinata, sebagai pasangan hidupmu. Apa kau bersedia?"

Mata rembulan itu melebar, terkejut sekaligus bahagia mendengar apa yang kakaknya katakan.

"Ya, saya bersedia!" Naruto dengan tegas menjawab.

"Bagus."

"Kakak.."

Hinata memeluk Neji dengan erat, gadis itu menangis bahagia di pelukan kakaknya.

"Arigatou.." bisiknya.

Neji tersenyum tipis.

Naruto menatap Hinata dengan tatapan teduh, ia merasa bahagia sekarang.

***

Hinata dan Naruto bergandengan tangan, mereka terlihat begitu lekat sejak tadi.

"Aku tak menyangka.." gumam Naruto.

Hinata mendongak dan tersenyum lebar.

"Anata.."

Naruto langsung menoleh. "Apa?"

"Tidak, aku malu.. " Hinata menunduk malu.

"Aah, ayo.. Katakan lagi.." Naruto memelas.

"Tidak!" ujar Hinata.

Pipi tembamnya memerah.

"Kenapa?"

"Aku malu.." cicit Hinata.

Naruto menatap hinata lekat, kedua tangan kekarnya mengangkup kedua pipi chubby milik kekasihnya itu. Hal itu membuat Hinata kesulitan untuk berkata-kata, mata lavendernya bertatapan dengan shappire milik Naruto.

Gadis itu tersenyum, walau sedikit susah karena kedua pipinya yang di mainkan oleh kedua tangan Naruto. Tangannya berusaha menyingkirkan tangan Naruto dari kedua pipinya, namun tenaganya kalah saing dengan Naruto.

"Ayo, katakan lagi, sayang."

Blush

Lagi-lagi pipinya berubah menjadi merah, saat kekasih tercintanya itu menyebutnya 'sayang'.

"B-baiklah.."

Hinata menunduk, dengan malu-malu ia memanggil Naruto. "Anata.."

Dengan gemas, Naruto memeluk tubuh Hinata. Gadis itu membalas pelukan Naruto, ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang Naruto.

Bersambung.

Dua atau tiga part lagi menuju ending, satu partnya mungkin aku buatkan extra part.






MY Sunrise!!√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang