27 : End (?)

662 87 6
                                    

*
*
*
*
Man in Grey
©2018
*
*
*
*

Seongwu sekarang masih di kamar, dia gak mau keluar. Dia nangis sejadi-jadinya. Gak ada di dunia ini yang bisa dipercaya. Rasanya benci, sakit, tangis, semua campur aduk.

#aku takut Ong jadi gila#

Dia terus nangis di atas kursi rodanya, dia gak tau udah berapa banyak air mata yang dia keluarin buat hal kaya gini. Mulai dari malam dimana Daniel harus dicium sama orang yang dia benci, kecelakaan, diperkosa sama orang yang waktu itu sempet bisa ambil alih hatinya dari Daniel, dan sekarang dia harus liat dengan mata kepalanya sendiri kalo Daniel main dengan mantannya di tempat umum.

Seongwu harus apa, kepalanya pusing, berat. Dia coba berfikir positif tapi gak bisa. Semua kenangan pahit yang dia alami kembali hadir di kepalanya. Dia terus menerus nangis sampe sekarang air matanya bener-bener kering. Dia capek, dia berusaha buat berdiri tapi gak bisa. Seongwu jatoh dan itu bikin hatinya makin remuk.

Di luar Jisung, Daniel sama Minhyun terus coba buat masuk ke kamar. Daniel udah coba buat dobrak tapi apa daya kekuatan kunci yang di dukung sama kebencian Seongwu berhasil ngalahin kekuatan fisik Daniel. Mereka pasrah, Jisung terus nangis di pelukan Minhyun. Minhyun cuman bisa nenangin Jisung sambil terus nyalahin Daniel.

Dak. Dak. Dak.

"Seongwu!! Buka!!! Aku bisa jelasin" Daniel teriak-teriak di depan pintu kamar Seongwu

"Ini semua gara-gara lo!!" Jisung nunjuk-nunjuk muka Daniel

"Bukaa Wuu!!"

"Ini kan yang lo mau ha!! Lo sakitin adek gue ketika dia berhasil bikin lo balik ke dunia lo yang awal. Mau lo cuman manfaatin dia kan?!! Iya kan!!" Jisung tarik baju Daniel sampe Daniel jatoh

Daniel duduk di bawah, tangannya masih setia di depan pintu megangin knop pintu kamar Seongwu. Gak tau apa yang ada dipikirannya. Cuman Ong Seongwu, ya, Ong Seongwu.

Tapi dimata Jisung sama Minhyun perjuangan Daniel dianggap Sampah. Apa yang udah Seongwu kasih ke Daniel malah disia-siain sama dia. Lebih baik ucapkan terima kasih dibanding mencoba memberikan imbalan malah berbuah senjata tajam.

Ya senjata tajam yang sekarang lagi ngehujam Seongwu yang masih duduk tertunduk di lantai. Badannya penuh dengan kesakitan. Tiba-tiba aja, kepalanya pusing. Kamar serasa berputar. Perut melilit, kaki dan tangan serasa hilang tak terasa. Seongwu coba buat megang knop pintu tapi apadaya badannya terlalu lemah dan bikin Seongwu gak sadarin diri di kamarnya.

Dak. Dak. Dak.

"Seongwu?! Seongwu!!!"

Suara isakan yang mereka bertiga dengar tiba-tiba ilang, yang tadinya hanya khawatir karna Seongwu menangis sekarang bercampur dengan kondisi kesehatan Seongwu. Daniel coba dobrak. Terus dobrak pintu kamar Seongwu tapi tetep gak bisa.

Seongwu tertidur di lantai, matanya masih bisa melihat sampai sebuah cahaya putih menyinari matanya. Seongwu sekarang bisa lihat seorang laki-laki paruh baya yang sedang membelakangi dirinya. Entah siapa. Seongwu tak tahu pasti.

Terlihat laki-laki tadi membalikkan badannya menghadap Seongwu. Seongwu menangis sejadinya, dan terus memanggil nama itu.


























"Ayah?!"



"Ayah??"





"Ayaaaaaaaahhhhhhhhh"




Laki-laki tadi ngehampirin Seongwu, ia belai lembut wajah Seongwu sambil tersenyum. Ya, ayah yang selama ini Seongwu rindukan.

"Anakku"

Man in Grey | Ongniel | Wannaone (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang