"Yakin ini rumahnya? "
"Iya, tadi dia send lock disini"
"Yaudah, panggil gih"
Jeno menekan bel rumah yang dekat dengan pagar, butuh waktu lima menit sebelum sorang lelaki keluar
"Naik sama dia aja"
Eve menghidupkan mesin motornya dan menunggu lelaki itu naik, eve mengikuti laju motor mark dari belakang
"Cepetan elah, lama banget"
"Di marahin nanti"
"Bodo, kalo lo takut sini gw aja yang bawa"
Eve tak memperdulikan ocehan lelaki itu, dia akhirnya menambah laju motor yang ia kendarai lajunya sangat kencang hingga lelaki yang di belakangnya harus memegang pinggang eve
"Pembalap lo? "
"Iya"
Mereka akhirnya sampai di depan rumah eve dan lelaki itu turun sedangkan eve masih memarkirkan motornya di garasi bawah
"Kok ngebut sih dek? "
"Dia yang nyuruh"
"Yaudah ayo masuk"
Saat mereka masuk mereka langsung lari ke dapur karena di ruang keluarga sudah ramai syukur di ruang TV yang mereka lewati tadi hanya sepupu mereka
"Bantuin ya"
Eve mengeluarkan baskom berisi salad buah yang ia buat tadi dan di letakkan di atas meja, ia mengambil dua sendok menyuruh Jeno dan mark menyicipinya
"Gimana? "
"Bawa pulang semua boleh gak? "
"Berarti enak dong? "
"Jelas banget"
"Ambil keju sama anggurnya bang"
"Nih"
"Parut aja kejunya di atas salad yang udah di bagi-bagi itu, anggurnya juga"
Selesai memindahkan salad buah tersebut ke piring-piring mereka duduk di lantai menunggu yang sedang makan selesai
Cara makan makan bersama oma merka berbeda, yang makan bersama adalah oma eve dan anak-anak nya setelah itu baru dengan cucu-cucunya
Dan eve menjadi satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini, jadi eve yang paling di sayang omanya
Eve mengeluarkan kue ulang tahun dengan lilin berangka 60 di atasnya
"Kok ada kue dek? "
"Cucu gak guna emang, oma ultah hari ini"
"Oh pantesan ada makan malem dadakan"
"Nanti kalian keluar duluan bilang aku gak dateng, bilang aja di luar kota"
"Okeoke"
Jeno dan mark akhirnya menuju ke meja makan karena mereka sudah di panggil untuk makan
"Eve mana? "
"Eumm, eve di luar kota nek"
"Sejak kapan? "
"Bulan lalu"
Eve memakai heels nya lalu memasang lilin yang ada di atas kue, setelahnya ia keluar dari dapur menuju ke meja makan ia berdiri tepat di belakang omanya
"Oma? "
Wanita paruh baya itu menengok ke belakang, kaget? Tentunya itu ekspresi yang pertama di tunjukan oleh wanita itu
