Azura's pov
"Apakah kau tinggal sendirian di mansion ini?"
"Tidak. Ada banyak pelayan juga penjaga di sini, jadi tidak terlalu sepi. Apakah kau berniat tinggal disini bersama ku Azura? Jika iya aku akan sangat senang sekali."
"Hahaha..kau ini, tidak mungkin aku tinggal bersama seorang pria. Itu tidak baik untuk seorang gadis."
"Tinggalah disini."
Tiba-tiba raut wajah yang awalnya sangat hangat dan berseri-seri itu berubah menjadi sangat dingin dan datar. Astaga ada apa dengannya?
"Ca..carel kau kenapa?"
"Tinggalah disini selamanya bersamaku. Aku mencintaimu sejak dulu."
"Ma..maaf Carel tapi aku tidak bisa, kau juga sudah mengetahuinya bukan jika aku sudah menyukai orang lain dan kami saling suka."
"Masa bodoh dengan itu semua. Yang aku inginkan hanya kau Azura, jika kau masih menolak jangan salahkan aku jika segala cara akan aku lakukan demi mendapatkanmu." Seringai Carel
"A..a..aku harus pulang sekarang, ada urusan penting yang harusku kerjakan. Permisi."
Belum sempat aku melangkah lebih jauh Carel menarik tanganku dengan kasar. Dapat di pastikan akan ada bekas kemerahan di pergelangan tanganku ini.
"Carel lepaskan apa yang kau lakukan? Kau menyakitiku." Ringis ku.
"Kau lebih menyakitiku Azura!" Bentak Carel.
Bentakan Carel membuatku semakin takut berhadapan dengannya. Sebenarnya ada apa dengan pria ini? Sikap yang dulu di tunjukkan padaku sangat berbanding terbalik dengan sikapnya yang sekarang. Apakah waktu 4 tahun bisa merubah Carel dengan begitu cepatnya?
"Hentikan Carel ! Kau ini apa-apaan, aku hanya ingin pulang karena ada urusan yang belum aku selesaikan dan kau malah menarik tanganku lalu membentakku ! Berhentilah bersikap kasar seperti ini !" Jawabku dengan nada tidak kalah tinggi.
"Astaga, ma..maafkan aku Azura - a..aku lepas kendali, maafkan aku." Balas Carel yang lalu melepaskan tanganku.
"Aku akan pulang, permisi."
"Tidak, tunggu Azura. Maafkan aku, bagaimana bisa kau bersikap seperti ini padaku Azura.. Azura!"
Masa bodoh dengan Carel yang terus memanggil-manggil namaku. Dia pikir dia siapa? Bisa-bisanya memperlakukanku seperti itu, bahkan kedua orang tuaku pun tidak pernah membentak dan menyakitiku secara fisik. Lihat saja jika Carel berusaha menemuiku, akanku pastikan usahanya akan sia-sia saja.
〰〰👤〰〰
Carel's pov
Apa yang baru saja ku lakukan pada Azura, kenapa aku bertindak bodoh seperti tadi? Jika saja aku bisa mengendalikan amarah ku pasti ini semua tidak akan terjadi - sebaiknya aku segera menyusul Azura sebelum ia berjalan semakin jauh, ya aku harus segera menyusulnya.
Azura, ya benar itu Azura. Aku harus segera menghampirinya.
"Azura berhenti."
Tanpa menengok sedikit pun padaku Azura masih tetap berjalan bahkan saat ini bisa di bilang lari kecil. Dengan segera aku menghadangnya dan menyuruhnya berhenti, sangat terlihat bila Azura memang sedang kesal padaku. Tapi aku suka dengan raut wajahnya sekarang, dia tampak lebih lucu bila memasang wajah seperti itu.
"Hey.. Azura.. apa kau tuli? Aku memanggilmu dari tadi." Tanyaku saat sudah berada di hadapan Azura.
"Pergilah."
"Azura ayolah.. Jangan seperti ini padaku, maafkan aku, oke?"
"Setelah tindakanmu tadi dengan mudahnya kau meminta maaf padaku? Dengar, aku tidak akan memaafkanmu."
"Oh.. jadi begitu ya? Kau tidak akan memaafkanku? Bagaimana kalau sekarang juga aku merebut ciuman pertamamu? Apakah kau akan tetap tidak memaafkanku sayang?" Godaku pada Azura.
"Tidak akan. Apa kau tuli?"
"Baiklah jika itu maumu."
Dengan perlahan tapi pasti aku mulai mendekatkan wajahku dan tentu saja tertuju pada bibir mungil milik Azura. Saat aku semakin mendekat, wajah Azura terlihat tegang dan itu membuatku ingin segera menciumnya, sedikit lagi dan...
"Berhenti! Ba..baiklah aku memaafkanmu, tapi jangan lakukan hal seperti tadi dan seperti ini lagi. Kau mengerti?"
"Seharusnya kau tidak usah memaafkanku agar aku bisa merebut ciuman pertamamu itu Azura." Jawabku dengan begitu lembut.
"Apa kau tahu jika sepatu bisa melayang?"
"O..oke..se..sebaiknya kita kembali ke mansionku, dan aku tahu jika sepatu bisa melayang. Ya sudah, ayo."
"Ah...ternyata kau memang benar-benar tuli." Gumam Azura.
"Apa?"
"Besok pergilah ke dokter untuk memeriksakan telingamu itu tuan muda." Ujarku dan langsung berjalan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Romance-Carel Austyn Richard "Aku akan melakukan segala cara agar kau terus bersamaku. Apapun caranya, yang perlu kau lakukan hanyalah tetap berada di samping ku selamanya." -Azura Dyane Falerina "Bagaimana bisa ini terjadi? Mengapa semua ini berakhir deng...