09

3.4K 180 2
                                    

Setelah menyelesaikan kegiatannya, Carel tetap tidak melepaskan Azura. Ia masih memeluk Azura dari belakang karena Azura memunggunginya. Bahkan ia hampir tidak sadarkan diri atas perlakuan Carel itu.

Menangis. Saat ini gadis malang itu hanya bisa menangis dan merutuki dirinya sendiri karena hal bodoh yang ia lakukan ternyata membuat Carel melakukan hal tersebut.

"Shtt...sudah, sayang. Sudah, kau tidak perlu khawatir karena aku pasti akan bertanggung jawab atas ini semua." Ucap Carel sambil menciumi tengkuk Azura.

"Dan terimakasih karena kau sudah mau menjaganya untukku. Aku yang pertama, Azura." Carel yang bahagia tidak bisa menyembunyikan senyumannya di balik tubuh Azura.

Dengan perlahan, Carel membalik tubuh Azura dan mereka saling berhadapan.

Melihat kilatan mata Carel, Azura semakin mempererat genggamannya pada selimut yang saat ini menutupi tubuh Azura. Ia hanya takut jika Carel kembali melakukan hal itu padanya. Padahal Carel sudah melakukannya berkali-kali hingga pukul 2 malam.

"Azura.. bolehkah?" Pinta Carel dengan lembut.

"Ti..tidak. Aku tidak b..bisa." Jawab Azura tanpa menatap mata Carel dan ia pun hanya menunduk sambil memejamkan matanya.

Mendengar jawaban Azura, Carel yang kecewa langsung menarik Azura agar lebih dekat dengannya dan ia melepaskan genggaman Azura pada selimutnya. Saat ini mereka berdua berada dalam satu selimut yang sama, Carel tidak bisa berhenti secepat ini. Walaupun Azura menolaknya, Carel tetap melancarkan aksinya dengan menjamah tubuh Azura di dalam selimut.

Azura sudah berusaha untuk memberontak sekuat tenaga, tapi Carel lebih dominan dan hasilnya Azura hanya bisa memejamkan mata sambil berusaha menjauh dari Carel walaupun ia tahu semuanya akan sia-sia.

〰〰〰

Sang fajar sudah bangun dari tidurnya. Carel berangkat ke kantornya pagi-pagi sekali, karena ada meeting mendadak dengan investor dari Kanada. Sedangkan Azura masih menangis mengingat perlakuan dari Carel.

Tok..
Tok..
Tok..

"Nona.." Lauren yang tidak mendengar jawaban apapun langsung membuka pintu kamar Carel. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat baju tidur Azura tergeletak di lantai.

"Astaga, a..apa yang tuan Carel lakukan pada nona?" Tanya Lauren sambil menghampiri Azura dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Aku sudah berakhir, Lauren. Mungkin aku akan segera tertidur untuk selamanya." Jawab Azura dengan senyum yang tipis dan samar.

"Tidak, nona. Jangan berkata seperti itu, jika nona tidak ada lalu bagaimana dengan saya? Saya sudah menganggap anda sebagai anak saya sendiri. Jadi saya mohon agar nona tidak akan berbicara seperti itu lagi."

Lauren sudah tidak bisa membendung air matanya. Ia mengangis sambil memeluk Azura yang masih terbaring lemah di kasurnya.

"Mari saya bantu untuk membersihkan diri." Sebagai jawabannya Azura hanya menganggukan kepala.

Saat hendak berdiri, Azura merasakan sakit yang membuatnya kembali terduduk di kasur.

"Astaga..sakit.." Ringis Azura.

"Pelan-pelan nona. Setelah ini saya akan membawakan salep untuk anda. Dan tuan meminta anda untuk memakai piyama miliknya."

"Tapi kenapa? Apa Carel membuang semua bajuku?" Tanya Azura.

"Saya tidak tahu, nona."

Kini Azura sedang duduk di kasurnya sambil di temani Lauren. Sejak pagi tadi Azura tidak mau makan sama sekali dan hanya meminum air putih. Lauren sudah membujuknya agar ia segera makan, tapi Azura tetap tidak mengindahkan permintaan Lauren.

Saat Lauren terus membujuk Azura, tiba-tiba Carel datang dan menyuruhnya untuk pergi dari kamarnya.

Perlahan tapi pasti, Carel semakin mendekat pada Azura. Dan saat Carel duduk bersebelahan dengannya, Azura langsung menggeser tubuhnya agar menjauh dari Carel.

Melihat kenyataan itu hati Carel begitu teriris. Ia tidak ingin Azura seperti ini padanya.

"Apa kau sudah makan?" Tanya Carel dengan begitu lembut.

"Be..belum." jawab Azura yang masih menundukkan kepalanya.

"Sini, akan ku suapi. Bukankah ini makanan kesukaanmu, sayang? Pasti rasanya sangat enak. Aaa.."

"Aku ti..tidak mau. Pergi dari sini."

"Ayolah, sedikit saja. Ayo, buka mulutmu."

"Sudahku bilang jika aku tidak mau! Kenapa kau terus memaksaku!"
Jawab Azura sambil menjauhkan tangan Carel dengan kasar dan membuang piring yang berada di atas kasur dengan sengaja.

"Hey, ada apa denganmu, sayang? Kau harus makan supaya cepat sembuh." Jawab Carel dengan lembut. Bahkan sangat lembut, tidak seperti biasanya. Ia hanya ingin Azura bisa menerimanya, itu saja.

"Setelah aku sembuh lalu kau bisa memperlakukan ku sesukamu! Benarkan!" Bentak Azura.

"Tidak..tidak seperti itu, sayang. Aku hanya ingin supaya kau bisa kembali sehat seperti dulu. Jika kau memikirkan kejadian semalam, aku melakukan itu karena aku tidak ingin kau berpaling dariku. Itu saja. Dan sebagai bentuk tanggung jawabku, aku akan menikahimu." Tegas Carel.

〰〰〰VOTE❤〰〰〰

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang