"Sini, biar ku obati dulu lukamu. Setelah itu baru kau bisa membersihkan diri dan istirahat."
"Untuk apa kau mengobatiku jika pada akhirnya kau juga akan membuatku terluka. Sangat sia-sia." Ketusku.
"Jangan menguji kesabaranku Azura."
Dengan paksa Carel menarikku dan mengobati lukaku. Kenapa juga aku harus bertemu dengannya lagi? Ku harap hari ini akan segera berakhir dan aku bisa kembali ke rumahku.
Setelah Carel selesai mengobatiku, dengan segera aku membersihkan diri.
"Aku tidak memiliki pakaian perempuan, jadi pakailah kemeja ini dulu."
Saat aku keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kemeja dari Carel, sungguh, aku merasa sangat tidak nyaman karena sedari tadi Carel terus memandangiku dengan tatapan yang aneh. Aku hanya bisa berdoa, semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan.
"Kau, tidurlah dulu. Aku akan pergi sebentar."
Tanpa menunggu jawaban dariku Carel langsung pergi begitu saja. Hah, untung saja dia pergi, jika tidak entah apa yang terjadi selanjutnya.
"Semoga besok aku bisa keluar dari mansion ini. Sebentar, kenapa perasaanku tidak enak seperti ini? Ah, sudah-sudah lebih baik aku segera tidur saja."
〰〰〰👤〰〰〰
"Aku ingin kau memecat Azura dari restoranmu, sekarang juga."
"Ta..tapi tuan, Azura adalah pegawai teladan di restoran kami. Jadi, mana mungkin saya memecatnya?"
"Jika kau tidak mau memecatnya, akan ku buat restoranmu hangus terbakar besok. Bagaimana?"
"Hm, jangan tuan. Ba..baiklah saya akan melakukan perintah tuan."
"Hm..bagus."
Maafkan aku, sayang. Tapi ini demi kebaikanmu, aku tidak mau kau bekerja lagi di tempat itu. Kau hanya perlu berada di sisiku selamanya, dan itu adalah kewajibanmu sebagai milikku. Gumam Carel.
Entah kenapa aku bisa berbuat hal yang tak sepatutnya aku lakukan. Saat Azura bilang bahwa aku pria sialan, aku masih bisa menerimanya. Tapi tamparan yang dia berikan padaku membuat kemarahanku meledak begitu saja.
Selesai berbicara dengan seseorang mengenai beberapa kepentingan bisnis, aku memutuskan untuk kembali ke kamar dan memastikan apakah Azura sudah tertidur atau belum. Sesampainya di kamar, aku melihat Azura yang begitu damai saat terlelap. Rasanya aku pun ingin merebahkan tubuhku dan memeluknya begitu erat.
Dan ya, akhirnya aku bisa memeluk Azura ku. Begitu erat.
"Selamat malam, sayang." Ujar ku setelah mencium bibirnya.
〰〰〰👤〰〰〰
Azura pov's
"Aku ingin pulang, biarkan aku pulang. Jangan memperlakukan ku seperti ini." Gumamku.
Sudah 2 hari aku terkurung di mansion ini dan rasanya seperti berabad-abad lamanya.
Dan sudah ku duga bahwa Carel tidak mungkin melepasku begitu saja. Banyak wanita di luar sana yang menunggunya, tapi kenapa dia memilih aku? Yang notabene hanya menganggapnya sebatas teman kecil. Itu saja.
"Sekarang mansion ini juga rumahmu. Jadi tinggalah di sini. Aku pergi dulu. Ah.. iya, dan perlu kau tahu, bahwa pintu kamar ini akan selalu terkunci. Agar tikus kecilku ini tidak bisa kabur dari sini."
"A..apa?"
"Jika kau masih bersikeras untuk pergi, aku tak segan-segan membuatmu mengandung anakku saat ini juga." Seringai Carel.
"Ja..jangan..baiklah, aku tidak akan pergi dari sini." Ucapku sambil terbata-bata.
Bagaimana bisa di mengancamku seperti itu? Dasar pria aneh. Gumamku.
〰〰〰👤〰〰〰
Malam ini hujan deras, entah kenapa tiba-tiba aku merindukan sosok yang dulu pernah mengisi hari-hariku. Siapa lagi jika bukan mantan kekasihku. Lucunya, saat kami selesai membicarakan perihal pesta pernikahan keesokan harinya dia memutuskan hubungan ini begitu saja. Dan setelah itu, Raihan tiba-tiba menghilang entah kemana. Aku berharap agar dia baik-baik saja, agar kelak kami bisa bertemu kembali dengan keadaan yang sebenar-benarnya.
Flashback..
Hari ini aku memiliki jadwal untuk bertemu dengan Raihan,kekasihku. Tidak biasanya dia mengajakku pergi ke taman. Jika bertemu biasanya Raihan selalu mengajakku pergi ke tempat yang menyenangkan.
...
Saat ini aku dan Raihan sudah berada di taman, sesuai dengan tempat yang di sarankan oleh Raihan.Entah kenapa, perasaanku tiba-tiba sangat tidak enak. Apakah akan terjadi sesuatu? Ah..tidak, mungkin ini hanya perasaanku saja.
Duduk berdua di bangku taman merupakan hal romantis yang Raihan lakukan padaku. Betapa beruntungnya aku memiliki kekasih sepertinya. Jika Tuhan mengijinkan, aku ingin bisa bersama selamanya dengan Raihan. Semoga.
"Sayang, aku ingin berbicara denganmu."
"Bicaralah."
"Aku ingin mengakhiri hubungan ini."
"Apa?"
Apa-apaan ini? Tapi kenapa Raihan seperti ini? Bukankah kemarin dia mengatakan ingin hidup bersamaku selamanya?
"Aku ingin kita mengakhiri semuanya. Ini demi dirimu."
"Tidak, Raihan. Kau? Ada apa denganmu? Jika ada masalah sebaiknya kita selesaikan bersama-sama, jangan seperti ini." Ujarku sambil menahan air mata yang siap tumpah begitu saja.
"Ah, jangan menangis Azura. Suut...sudah-sudah."
Raihan menenangkanku dengan memelukku. Ah, pasti aku akan merindukan dekapan ini.
"Aku mencintaimu. Hanya saja kau perlu mengerti, bahwa aku melakukan ini demi keselamatanmu, sayang. Kau tahu bukan, bahwa aku sangat mencintaimu?"
"Jika kau mencintaiku, seharusnya kau tidak akan membiarkan hatiku remuk seperti ini, Raihan."
"Maafkan aku. Bukankah sudahku bilang bahwa aku melakukan ini semua agar kau selamat."
"Maksudmu apa?"
"Tidak ada. Ini, terimalah liontin ini dan pakai kemana pun kau pergi. Setidaknya dengan memakainya terus, kau bisa mengerti bahwa aku benar-benar mencintaimu."
"Tapi kenapa, jelaskan secara rinci mengapa kau melakukan ini pada ku?" Tangisku makin menjadi-jadi.
"Sudah, sayang..sudah. Suatu saat nanti kau pasti tahu,kenapa aku melakukan semua ini padamu."
Flashback off..
Jangan jadi silent reader dong,aduuuuhhhhhh😑
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Romance-Carel Austyn Richard "Aku akan melakukan segala cara agar kau terus bersamaku. Apapun caranya, yang perlu kau lakukan hanyalah tetap berada di samping ku selamanya." -Azura Dyane Falerina "Bagaimana bisa ini terjadi? Mengapa semua ini berakhir deng...