10. Akhir Pertemanan

1.8K 182 6
                                    

Jihoon, aku kecewa padamu

bukan hanya Jihoon. Woojin ingat dengan jelas kejadian saat itu, saat dimana dia sudah sangat kecewa dengan Jihoon. Dan memutuskan untuk memutus tali persahabatannya

Woojin menghembuskan nafasnya sejenak sebelum kembali berkata

'Katakan jika seperti itu apakah aku harus terus menepati janji itu? apakah aku harus tetap ada untukmu disaat kau lebih memilih meninggalkan aku' ucap Woojin

Jihoon mengangkat kepalanya matanya berkaca-kaca

'maafkan aku, sungguh aku tidak bermaksud saat itu' ucap Jihoon

Woojin tersenyum pada Jihoon lalu memeluknya

'tak apa, semua sudah berlalu. Kau sudah mempunyai Daniel hyung yang siap melindungimu, kau sudah tidak membutuhkan aku lagi. Jadi kumohon jangan cari aku lagi jika kau hanya membutuhkan teman masa kecilmu itu. Karena kau sudah sangat terlambat' ucap Woojin dengan lirih lalu melepas pelukannya

dia memegang gagang pintu rumahnya, dan membuka pintu itu. Sebelumnya dia sempat berkata

'selamat tinggal Jihoon'

Woojin masuk kedalam rumahnya. Jihoon masih mematung dia sangat tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Apakah ini berarti sudah tidak ada teman yang selalu siap menerimanya? apakah ini berarti sudah tidak ada teman yang selalu melindunginya? apakah ini berarti sudah tidak ada teman yang selalu ada untuknya? apakah ini berarti Woojin teman masa kecilnya sudah benar-benar pergi?

Jihoon jatuh terduduk di depan pintu rumah itu dia menangis sejadi-jadinya saat ini. Dia menyesal kalau saja saat itu dia tidak mengambil keputusan itu pasti tidak akan seperti ini

Dia menundukan kepalanya dalam-dalam, luka di tubuhnya semakin terasa perih apalagi cuacanya yang semakin dingin. Jihoon merasa bahunya di pegang oleh seseorang lalu ia mendongakkan kepalanya

'Daehwi-ya' panggil Jihoon dia masih sangat mengenali Daehwi adik kecil yang selalu berusaha mereka lindungi

Daehwi tersenyum pada Jihoon lalu berjongkok didepannya

'kau, Jihoon hyung kan?' tanya Daehwi. Meskipun sudah lama tidak bertemu Jihoon tapi Daehwi masih mengenal Jihoon dengan jelas, orang yang selalu bersama hyungnya ini

Jihoon hanya mengangguk sebagai jawaban iya

'mengapa hyung diluar? ayo masuk' ajak Daehwi karena tak tega melihat Jihoon yang seperti ini apalagi ketika melihat wajah dan tubuhnya yang terdapat luka kebiruan

'tidak, aku akan pulang saja' ucap Jihoon mengingat ia barusan telah mengalami kejadian buruk dengan Woojin

'jangan pulang, ini sudah malam hyung akan sangat susah mencari kendaraan. Lagi pula hyung terluka, ayo masuk biar aku mengobati luka hyung'

Jihoon baru ingin menolak lagi, tapi Daehwi keburu menarik tangannya masuk

cklekk..

pintu rumah itu dibuka oleh Daehwi

'oh Hwi-ya kau sudah pulang?' tanya Woojin

'sudah hyung. Jihoon hyung mengapa berdiri disitu ayo masuk' ucap Daehwi saat melihat Jihoon hanya berdiri di dekat pintu

'hyung, Jihoon hyung tadi ada di depan pintu. Apa kau tidak melihatnya? dia terluka hyung, jadi kita obati lukanya ya hyung' ucap Daehwi pada Woojin

Woojin hanya diam tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya, bahkan sampai Daehwi pergi mengambil obat, Woojin hanya tetap diam. Lalu, dia tersadar bahwa dia sudah cukup lama diam

'Daehwi-ya hyung lelah. Hyung istirahat duluan ya' ucap Woojin tanpa menunggu jawaban Daehwi lagi

'tapi hyung disini ada-' baru saja Daehwi ingin berkata bahwa ada Jihoon dan dia tidak enak kalau sampai hyungnya itu malah pergi. Tapi Jihoon keburu menahan perkataannya

'tak apa Daehwi-ah sepertinya dia sangat lelah' ucap Jihoon

🍁🍁🍁

hari ini hari minggu dan Jaehwan sudah biasa untuk pulang tengah malam setiap hari minggu

brumm..

bunyi suara motor memasuki pekarangan rumah, Jaehwan melepas helmnya dan beranjak ingin masuk. Tapi, baru saja ingin turun dari motornya seorang pelayan berlari kearahnya

'nyonya' ucap pelayan itu dengan gelisah

Jaehwan mengerti akan maksud pelayan itu dia juga menjadi gelisah, lalu ia menghidupkan motornya kembali dan pergi

ia sangat kesal dengan jalan yang macet ini, lalu dia turun dari motornya dan meninggalkan motor itu di tepian dekat sungai

tbc
maaf ya kalo ceritanya kurang bagus
vote and comment temen-temen
bantu kasih dukungan yaa

Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang