6

8.1K 799 10
                                    



Happy Reading!!


Author pov.


Tidak terasa sudah beberapa minggu mereka tinggal bersama. Tapi mereka masih saja sering bertengkar, dan juga seulgi seakan tidak ada hentinya untuk mengganggu irene.

Hari ini adalah hari pertama irene kuliah dikampus baru. Setelah selesai bersiap-siap, ia pergi ke kamar seulgi. Dia mengetok pintu kamar seulgi beberapa kali, namun karena tidak ada jawajban ia langsung masuk ke kamar seulgi yang kebetulan tidak terkunci.

Tapi dia tidak mendapati sosok seulgi didalam kamar maupun didalam kamar mandi yang ada di kamar seulgi. Dia berkeliling mencari keberadaan seulgi di rumah yang cukup--ah tidak--sangat besar.

"Seulgi-ah" teriak irene menuruni tangga.

"Disini sayang" jawab seulgi dari arah dapur.

Irene langsung berlari untuk menemui seulgi karena tidak ingin terlambat masuk, padahal jam baru menunjukkan pukul 06.30 dan kelas dimulai pukul 08.00.

"Hei sayang jangan berlari, kau bisa jat-"
belum sempat seulgi menyelesaikan perkataannya

BRUKK

"Akh!" ringis irene yang terjatuh karena terinjak tali sepatunya sendiri.

"Pabo. Sudah ku bilang jangan berlari, tapi kau masih saja berlari seperti anak kecil." kata seulgi tertawa sambil menghampiri irene yang terduduk dilantai.

"Berhenti menertawakanku dan lagi aku bukan anak kecil." kesal irene sambil memanyunkan bibirnya dan mengulurkan tangan nya pertanda minta tolong.

"Apa?" bingung seulgi memandang uluran tangan irene.

Irene menghela nafasnya.

"Bantu aku berdiri dasar beruang tidak peka"

"Aigoo kenapa adik kecilku ini lucu sekali" kata seulgi membantu irene berdiri lalu mencubit pipinya gemas.

"Aku bukan adik kecil" katanya melepaskan tangan seulgi dipipinya.

"Tapi tetap saja kau adik kecil bagiku" seulgi tertawa lalu mencubit pipi irene lagi dengan sedikit keras.

"Lepaskan tanganmu menyakiti ku"

"Ah mianhae.." seulgi melepaskan tangan nya lalu..

*cup

Seulgi mencium sekilas pipi irene lalu menarik kursi untuk irene. Irene masih shock karena seulgi mencium pipinya terdiam ditempatnya.

"Ayo sarapan, wajahmu memerah" kata seulgi melambaikan tangan didepan wajah irene lalu duduk dikursi sebelah irene dengan senyuman aneh.

Irene yang tersadar dari lamunannya menatap seulgi dengan death glare nya.

"Yak kenapa kau berani-berani nya mencium pipiku?!" irene duduk lalu memukul pundak seulgi yang ada disebelahnya berkali-kali.

Seulgi hanya tertawa melihat kelakuan irene, lalu ia menahan tangan irene yang terus memukulnya dan menariknya agar mendekat

"Sakit hyun, aku hanya menyembuhkan pipi mu." kata seulgi menunjukkan eye smile nya.

"Terserah kau saja, tapi awas jika kau melakukannya lagi." irene melepaskan tangannya lalu melanjutkan sarapan.

"Tentu saja aku akan melakukannya lagi."

Irene memutar matanya malas, tidak menghiraukan ucapan seulgi karena jika dilanjutkan, perdebatan itu tidak akan ada hentinya.

----

ENGAGED | srTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang