13

6.5K 588 31
                                    




HAPPY READING!!!













Author pov.






Hujan lebat mengguyur kota Seoul pagi ini. Terlihat dua anak manusia masih terlelap dalam mimpinya. Mereka adalah irene dan seulgi. Irene yang merasa kedinginan semakin merapatkan tubuhnya pada seulgi, bahkan irene sekarang berbaring di atas tubuh seulgi seraya menarik selimut hingga menutupi tubuhnya.

“Bipp.. bipp.. bipp”

Bunyi alarm yang menunjukkan jam enam pagi itu mengharuskan irene membuka matanya kembali, ia dengan cepat mematikan benda kotak itu dan memejamkan matanya mencoba untuk tidur kembali di pelukan sang beruang. Sepertinya dia lupa atau mungkin saja dia malas harus menghadiri kelas pagi dengan cuaca yang dingin seperti ini.

Beberapa menit setelah irene tertidur kembali, sekarang giliran seulgi yang terlihat mulai membuka matanya. Seulgi sedikit terkejut dengan posisi tidur irene yang sekarang berada di atas tubuhnya atau dengan kata lain menindihnya, tapi sedetik kemudian ia tersenyum dan memeluk erat kelincinya itu. Memang benar benar beruang, bahkan dia tidak merasakan apapun saat irene berpindah posisi seperti itu. Seulgi menoleh untuk melihat jam yang terdapat di nakas samping tempat tidur, ternyata sudah jam enam pagi dan irene ada kelas pagi hari ini.

Seulgi sedikit menundukkan kepalanya membuka selimut yang juga menutupi kepala irene untuk menatap wajah irene yang berada di dadanya. Dikecupnya beberapa kali pucuk kepala sang gadis dan tangannya tak berhenti mengelus punggung mungil itu. Sudah terhitung dua minggu sejak mereka menginap di rumah orang tua irene, kini waktu liburan sudah selesai, waktunya kembali pada rutinitas.


“Bae~” panggilnya lembut

“Ayo bangun, ini sudah jam enam lewat sedikit sayang..” lanjutnya, tangannya turun menepuk-nepuk pelan pantat bayi besarnya itu..

“Enghh” Irene hanya mengeluarkan sedikit rengekan lemah dan menggeliat tapi tidak berniat membuka matanya. Bahkan dia tidak terusik sama sekali dengan perlakuan seulgi.

“Joohyun, baeby~”

Mendengar panggilan itu, irene perlahan membuka matanya. Ia mendongak untuk melihat wajah seulgi yang tersenyum. Seulgi tau irene sangat menyukai panggilan sayang itu, apalagi seulgi memanggil dengan suara husky-nya. Irene lalu mensejajarkan wajahnya dengan seulgi dan seulgi mengecup hidungnya. Hal itu membuat irene tersenyum dan kembali menenggelamkam wajahnya di leher seulgi

“Jangan tidur lagi, bukannya kamu ada kelas pagi ini, hm?”

“Iya kamu benar, tapi aku tidak ingin pergi kampus bear” irene bergumam, wajahnya masih berada di leher seulgi

“Kenapa hm? Apa ada yang mengganggumu di kampus?” tanya seulgi lembut

“Tidak ada, hanya saja ini sedang hujan. Kamu tau sendiri kan aku tidak suka hujan dan takut dengan petir. Bagaimana jika nanti saat di kelas tiba tiba ada petir dan kamu tidak ada di sampingku?”
Irene menjelaskan mengangkat kepalanya dan menatap seulgi dengan cemberut.

“Aduh manja sekali kekasihku ini. Lalu, kamu maunya bagaimana hm?”

Irene lalu bangun dan duduk tepat di atas perut seulgi dengan kaki yang melipat ke belakang dan tangan yang menggenggam di atas paha. Benar benar seratus persen seperti anak kecil. “Boleh tidak jika aku tidak masuk hari ini?” cicit irene sambil mengalihkan pandangnnya tak berani menatap seulgi.

Seulgi lalu beranjak untuk duduk bersandar di headboard dengan tangannya di pinggang irene, sedikit mengangkat irene untuk duduk di pangkuannya. Seulgi menatap irene yang masih terus menundukkan kepalanya, enggan menatap seulgi, lalu dengan tiba-tiba dia mencium pucuk kepala irene beberapa kali membuat gadis yang menunduk itu mendongak menatapnya.

ENGAGED | srTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang