9

6.8K 754 24
                                    



Happy Reading!!!


Author pov.




Pagi telah tiba, tapi sepertinya mentari masih belum mau menunjukkan sinarnya. Gerimis sisa hujan semalam menyambut pagi kali ini.

Dua orang anak manusia masih terlelap dalam mimpinya. Jam baru menunjukkan pukul 06.30, masih terlalu pagi untuk bangun saat weekend seperti ini.

Tak lama seulgi terbangun lebih dulu. Ia menoleh dan mendapati irene masih terlelap dengan tangan yang mencengkram erat bagian bawah tshirt seulgi, seakan tidak membiarkan seulgi pergi. Melihat itu seulgi tersenyum lalu merapikan anak rambut yang menutupi wajah irene.

Setelah cukup puas memandangi wajah irene, seulgi beranjak, dengan sangat hati-hati ia memindahkan kepala irene ke bantal dan melepaskan cengkraman tangan irene pada tshirt nya secara perlahan agar irene tidak terbangun.

Lalu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri, dia turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan.

Sarapan pagi berupa sereal, roti dan juga susu sangat mudah untuk disiapkan, bahkan oleh orang-orang yang kurang pandai memasak-- seperti seulgi contohnya.

----

Setelah menghabiskan serealnya, seulgi kembali ke kamar dengan membawa roti dan susu, tak lupa juga selai yang diletakkan di atas nampan.

Didalam kamar ia melihat ternyata irene sudah bangun dan sedang membaca novel dengan kacamata bulatnya.

Seulgi menghampiri irene, meletakkan nampan di nakas dan duduk dipinggir ranjang, tepat didepan irene yang duduk bersila di atas ranjang.

"Aku tidak tau kalau kau menggunakan kacamata"

Seulgi berkata sambil memandangi irene.

"Ah.. aku hanya menggunakan nya saat membaca"

Irene menatap seulgi sekilas lalu pandangan nya beralih ke arah nampan yang ada di atas nakas

"Itu apa?"

Irene menutup novelnya lalu bertanya.

"Itu sarapan" jawab seulgi

"Untukku?" tanya irene lagi.

Seulgi tersenyum jahil, ia berniat menggoda irene

"Ani, itu punyaku. Kau buat saja sendiri."

"Ah benarkah?"

Irene menunduk, mempoutkan bibir nya dan menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.

"kiyowo" - batin seulgi

Tangan seulgi terangkat, mengusap pelan puncak kepala irene.

"Kau kenapa lucu sekali hm?"

Ucapan seulgi membuat irene mendongakkan kepalanya, menatap seulgi yang sedang tersenyum.

"Huh?"

Seulgi hanya menggeleng melihat tingkah lucu irene. Ia mengambil selembar roti lalu mengoleskan selai dan memberikannya kepada irene.

"Makanlah dan jangan lupa minum susu mu, setelah itu pergi mandi."

Saat seulgi hendak beranjak, irene memegang tangan seulgi, menahannya agar tidak pergi.

"Wae?"

Seulgi berbalik, mendekat ke arah irene.

"Temani aku disini." kata irene masih memegang tangan seulgi dan tangan sebelah nya lagi memegang roti.

"Aku tidak akan kemana-mana, hanya membuka gorden."
Seulgi tersenyum dan mengelus tangan irene yang masih menggenggam tangan nya.

Saat membuka gorden, suara hujan masih terdengar, bahkan semakin deras.

"Sepertinya akan hujan seharian" ujar seulgi masih menatap keluar jendela, memandangi rintik hujan yang membasahi kaca.

Seulgi lalu kembali duduk dipinggir ranjang, sibuk memandangi irene yang sedang makan.

"Aku sudah selesai seul.."

Perkataan irene sukses membuyarkan lamunan nya. Pipinya memerah, ia tertangkap basah sedang memandangi irene.

"Ah ya.. Kau pergi lah mandi, aku akan membawa ini ke dapur."

Seulgi langsung berdiri. Tapi sebelum ia mengambil nampan, irene memeluk pinggang nya, menenggelamkan wajahnya diperut rata seulgi.

"Kau kenapa?" Seulgi mengusap pelan kepala irene dan mencoba melepaskan pelukan irene.

"Sebentar saja" irene bergumam pelan.

"Kenapa kau jadi manja seperti ini?"

Memang setelah kejadian di pesta sunmi, sikap irene menjadi manja kepada seulgi. Walaupun irene belum mau membuka hati nya untuk seulgi, tapi dengan perubahan sikap irene yang tidak lagi dingin tentu saja membuat seulgi senang.

----

Karena hujan yang tidak kunjung reda, bahkan hingga menjelang siang. Seulgi dan irene hanya berdiam diri dirumah menonton drama. Sebenarnya hanya irene yang menonton dan seulgi memilih untuk menemani nya.

Setelah serial drama selesai, seulgi mulai beranjak,

"Kau mau kemana?" irene bertanya memperhatikan seulgi

"Aku ingin membuat ramen, apa kau mau?"
Seulgi langsung berlalu ke dapur

"Ayo kita masak bersama" teriak irene lalu menyusul seulgi.



"Bantu aku memotong ini, dan aku akan membuat bumbu nya." kata irene menginterupsi

"Apakah seperti ini?" tanya seulgi memperlihatkan hasil potongan nya.

Irene menoleh lalu tersenyum, "Kamu ini tidak bisa membuat kimchi ya? Bahkan memotong kubis saja kamu tidak bisa"

"Kau tau kan aku tidak pandai dalam urusan memasak"

Irene mengambil alih pisau dari tangan seulgi, "Harusnya kamu memotongnya seperti ini"

Seulgi mengangguk, ia berdiri dibelakang irene dan terus memperhatikan irene yang memotong kubis dengan cekatan.

"Baechu" ujar seulgi

Irene menoleh ke arah seulgi, "Oh kubis"

"Bukan, baechu yang ku maksud itu dirimu" seulgi merangkul pundak irene

Irene melirik seulgi sekilas lalu melanjutkan memotong kubis dengan senyuman simpul di wajahnya.





tbc🐰🐻

-
-
-
-

Hallo.. maaf banget author baru sempet update..

Laporan menyerang tiada henti😂😂
ini aja mumpung lg ngga revisi makanya bisa update..

Dan minggu2 ini author lg sibuk2 nya persiapan pengkaderan.. doain lancar yahh🙏

jangan lupa vote dan comment💙
ditunggu ya chapter2 selanjutnya..

dan terimakasih buat yang sudah mau nungguin cerita ini, luv u all MWAH😘



🦁bae.





ENGAGED | srTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang