14

6.1K 556 40
                                    















HAPPY READING!!!








-no edit-





















Author pov.
























Mobil seulgi perlahan memasuki halaman rumah keluarga Bae. Hujan masih juga belum mau menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, walaupun tidak sederas tadi. Irene masih terlelap damai di pangkuan seulgi, bahkan hingga seulgi mematikan mesin mobil. Sejenak mengamati wajah damai kekasihnya, seulgi mengecup singkat kening irene dan memutuskan untuk menggendong irene masuk ke dalam rumah. Beruntung halaman rumah tempat mobil terparkir ini memiliki kanopi, sehingga seulgi dengan irene yang berada digendongan nya tidak akan kebasahan.


Dengan sedikit kesusahan, seulgi akhirnya berhasil memencet bel pintu. Tak lama menunggu, pintu utama kediaman keluarga Bae akhirnya terbuka dan muncul sosok eomma Bae yang sedikit terkejut. Tapi hal itu tak bertahan lama, karena eomma Bae langsung menyuruh seulgi untuk membawa irene ke kamarnya. Tak sulit bagi seulgi untuk menemukan kamar irene, karena selain karena dia sering berkunjung ke sini sebelumnya, kamar irene adalah satu-satunya kamar dengan pintu berwarna ungu; warna kesukaan irene. Lagi, dengan sedikit kesulitan seulgi berhasil membuka pintu kamar irene, melangkah masuk dan menutupnya kembali dengan menggunakan kakinya.


Kamar irene tidak berbeda setelah beberapa minggu mereka tidak berkunjung, hanya saja warna seprai yang nampaknya baru diganti. Dengan perlahan seulgi membaringkan tubuh irene ke ranjang berukuran queen sized itu. Seulgi juga dengan telaten melepaskan sepatu irene dan meletakkannya di rak sepatu. Setelah menyelimuti irene dan mengecup keningnya singkat, seulgi perlahan keluar dari kamar irene untuk bertemu kedia orangtua irene yang telah menunggunya di ruang keluarga.


Seulgi mendudukkan dirinya di samping appa Bae tepat saat eomma kembali dari dapur dengan membawakan cokelat hangat untuk seulgi.


“Seulgi, apakah joohyun sedang sakit?” tanya eomma Bae sesaat setelah seulgi menyesap cokelat hangat.


“Tidak eomma, hanya saja beberapa hari terakhir joohyun sedikit berbeda, dia tampak sering terkejut. Apalagi saat hujan disertai dengan petir dan guntur, dia akan menangis dan menutup telinganya. Sebenarnya ada apa eomma? Mengapa joohyun nampaknya sangat takut dengan hujan dan juga petir?” seulgi menjelaskan kegelisahannya mengenai joohyun.


Eomma Bae menghela nafas pelan, “Sepertinya kamu memang sudah harus tau penyebab dari ketakutan joohyun terhadap hujan dan petir. Eomma akan menceritakan alasan dibaliknya...




























































FLASHBACK
5 tahun yang lalu


























Saat itu joohyun masih berusia 16 tahun. Dia baru saja masuk ke sekolah menengah atas di salah satu sekolah putri di kota Daegu. Joohyun dengan wajahnya yang begitu cantik serta kecerdasan otaknya sontak saja menjadi primadona, baik bagi angkatannya maupun angkatan lainnya. Hal inilah yang akhirnya membuat joohyun– si murid baru– begitu populer, dan tak sedikit laki-laki maupun perempuan yang menyatakan perasaan cintanya pada joohyun saat gadis itu baru satu bulan bersekolah. Pada saat gadis itu naik ke tingkat dua pun, dia berhasil menjadi Presiden Kesiswaan, yang mana hal ini semakin membuat joohyun menjadi populer.

ENGAGED | srTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang