Chapt 15

8.2K 218 13
                                    

Author POV

6 tahun kemudian...

Suasana Bandara Soekarno-Hatta International sangat ramai. Banyak orang yang berlalu-lalang untuk pergi dan juga datang di Bandara yang bisa dibilang megah ini. Tak terkecuali dua sejoli yang sedang berjalan cepat untuk melihat penjemput yang sudah dikirim untuk menjemput mereka.

"Asli Pris ini berat banget bantuin gua bawa kenapa hah" Teriak Jep kepada wanita anggun yang berjalan membawa anak semata wayangnya didepannya yang sibuk menggeret koper milik mereka berdua.

"Yaelah Jep,kalo begitu lo gausah jadi bapak sekalian. Ena-enanya aja lo suka" Balas Priscill sambil menimang-nimang balita berumur empat tahun yang sedang tidur dalam pelukannya itu.

"Pris koper lu beranak ya kemaren transit di Bangkok?" Tanya Jep sedikit berteriak kepada Priscill yang sedang sibuk mencari driver yang disuruh Bunda Priscill untuk menjemput mereka berdua.

"Yakali koper gue beranak,adanya lo tuh yang suka tebar benih sembarangan. Gue nih yang repot ishhh" Tatap Priscill ke Jep sambil melototkan kedua matanya.

"BIZIIIII!!!!" Teriak Priscill ketika melihat drivernya sambil membawa kertas bertuliskan "NYARIIN MAJIKAN ANE HASIL JEBOLAN MAMI PAPI"

"Bizi lo nih ya, pake tag gitu segala, manatau gue ih, turunin dong malu gue ah" Cecar Priscill sambil berlari kearah Bizi yang sudah berbinar melihat nona mudanya yang sudah tampak dewasa sekarang. Apalagi dengan membawa balita di pelukannya.

"Maammaaaa susu" Rengek balita itu kepada Priscill karena habis terbangun dari tidurnya yang terganggu oleh ulah Priscill yang berlari ke arah drivernya itu.

"Iyaa sayang nanti yaaa cup cup cup" Ucap Priscill sambil menciumi balita kecil yang sangat menggemaskan itu.

"Mau jalan" celetuk balita laki-laki itu terhadap Priscill

"Biz ambilin kopernya ya ini pangeran gue mau jalan-jalan manjah dulu" Suruh Priscill kepada Bizi sambil hati-hati menurunkan balita yang berumur empat tahun itu di Bandara Soekarno Hatta untuk pertama kalinya.

"Siap neng" Ucap Bizi sambil mengambil alih satu persatu koper dari tangan Jep.

"Papahhh" celetuk balita itu lagi kepada Jep yang kemudian mengambil uluran tangan balita tersebut.

"Emang jagoan papa ga suka digendong mama lagi ya? Maunya di gandeng terus sama papa mama?" Ujar Jep tersenyum sambil mengikuti anaknya itu jalan sesuka hatinya, meskipun anaknya jalan entah kemana.

Dan disisi lain ada laki-laki yang tak sengaja melihat keakraban ketiga orang tersebut.

                                                                                             ***

"Tim apaan lagi sih ganggu aja lu ke kantor gua"

"Udah gua bilang gua lagi ga tertarik sama cewe-cewe cantik di contact lu"

"Tim!" Teriak laki-laki yang memakai kemeja biru lengan panjang yang ditekuk hingga sikunya dan menampilkan raut kesal karena sedang dikelilingi tumpukan berkas disekelilingnya dan melihat lawan bicaranya yang dari tadi hanya diam tak berkutik sekalipun.

Tim yang sudah makin maskulin itupun menyerahkan handphone miliknya ke tangan Aldy.
Aldy pun hanya melihat sekilas kemudian mengembalikan handphone sahabatnya dan memberi aba-aba seperti 'cepetin singkirin hape lo dari gue'.

"Lu gila dy,biasa aja muka lu?" Tatap Tim tidak percaya kepada sahabatnya itu, ia tahu jika Aldy sudah gila dengan pekerjaan maka ia akan lupa dengan segalanya, tetapi Priscill dengan anak? Dan muka datar Aldy? Membuat Tim ngeri melihat ekspresi sahabatnya yang datar itu.

"ALDY LO SERIUSAN RELA?" Tim yang bertanya dalam kebingungan sekarang makin bersikap tidak waras kepada sahabatnya itu.

"Rela apa sih? Kasi aja ke Cornell atau siapa kek gua ga minat" Ucap Aldy datar kepada sahabatnya sambil berkutat dengan lembar demi lembar proposal yang harus ia tangani di depannya.

"Kebiasaan ya lu, ga mau liat yang gua tawarin, dy gua mohon kali ini liat bener-bener" Mohon Tim kepada sahabatnya yang memang sudah biasa mengacanginya perihal wanita-wanita yang biasa ia kirim ke kantor Aldy tanpa sepengetahuan Aldy, tapi Aldy salah besar jika tidak mau melihat apa yang ada di dalam kameranya kali ini.

"Ini bokep lu yang biasanya lu pertontonkan ke kita-kita?" Tanya Aldy serius sambil mengambil handphone Tim yang masih berlayar hitam itu.

"Ampun Aldy mampus, gua emang bejat tapi kali ini suer deh gua gak akan ngabisin waktu lu dengan bebeb-bebeb putih tercinta lu" Jawab Tim cepat menyadari jika sahabatnya itu paling tidak suka saat orang lain datang ketika ia sibuk sedang melihat proyek yang ia sedang baca di proposal.

Aldy pun mengetuk layarnya dan terpampanglah foto pasangan yang terlihat sedang asyik menuntun putra mereka berjalan. Dan dua orang tersebut tak asing lagi di penglihatan Aldy.

"Pris—cil, Priscill?" Tanya Aldy setengah berteriak kepada Tim yang daritadi sudah bisa menebak ekspresi Aldy yang akan kaget setengah mati melihat wanita yang ia nanti-nantikan pulang malah membawa anak di genggamannya.

"Iya Priscill, dan jangan lupain juga sebelahnya" Senyum Tim puas saat melihat temannya itu hanya terpaku pada dua objek di foto itu, yaitu anak kecil yang dibawanya dan Priscill.

"Jep???"

Skakmat. Tim hanya tersenyum tipis melihat sahabatnya yang sekarang hanya bisa menatap handphonenya dan bergantian melihat objek di foto itu satu persatu lagi.

"Tim, lu tau darimana?" Tanya Aldy dengan suara yang parau serta pejaman mata yang menandakan Aldy ingin berpikir jernih.

"Gua tadi mau jemput tamu gua di airport, ga sengaja gua liat supir si Priscill dan gua kaget waktu liat Priscill yang bawa anak kecil digendong gitu. Okelah gua kira anaknya kakak dia tapi gua kaget dy waktu tu bocah bilang mama ke Priscill dan bilang papa ke Jep" Jelas Tim panjang lebar kepada sahabatnya itu yang masih memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam-dalam.

"ANJING" Teriak Aldy sambil membuka matanya yang nmerah menghancurkan tumpukan proposal di mejanya.

"Dy kenapa lu yang marah pake bawa-bawa nama binatang lagi. Sadar woi dy" Sela Tim sambil berusaha menenangkan temannya yang sedang gusar itu. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat Aldy mengeluarkan kata kotor tersebut dan menjadi emosi seperti itu.

"Gua, gua kehilangan dia lagi Tim" Lirih Aldy dengan pandangan mata yang kosong serta rambut yang sudah berantakan.
Tim merasa dejavu dengan keadaan ini karena ia melihat temannya yang penuh semangat mengerjakan apapun dan ber-ide cemerlang itu jatuh lagi,bukan yang pertama kali Tim liat, tetapi ini sudah keduakalinya semenjak enam tahun lalu. Dan dengan objek yang sama.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hai-hai kembali banget sama author yang gaje banget yaa. HAHAHAH maafkan banget diriku yang hiatus sedemikian lama.

Itung-itung ini hadiah lebaran kalian yaa.

Ditunggu comment dan vote ya dan plis kasi author alas an kenapa kalian suka Aldy dan Priscill karena susah buat author untuk hidupin karakter mereka berdua. Thankyouu

Love you gaisssss

-fluffycar-

GOOD vs PERVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang