Chapt 10

10.5K 329 15
                                    

Priscill POV

Sudah sebulan gue duduk sama Aldy dan menurut gue sikapnya sama aja.
Memang nggak sedingin kemarin, cuma menurut gue nggak ada sweet sama sekali. Aldy juga masih suka digangguin sama Ivana,  dan mereka berdua tetep aja, SENYAM SENYUM. Kadang gue rasanya mau nabok Aldy cuma gimana ya,  gue gak mau terkesan jadi cewe jeaolus atau cewe baper yang cuma gitu doang langsung ngambek. Entah kenapa gue lebih suka masa-masa dimana Aldy belum berstatus jadi pacar gue, gue lebih suka Aldy yang statusnya cuma temen sebangku doang.

"Sil disuruh Pak Dimas ngumpulin pr" Tegur Aldy yang bener-bener mecah lamunan gue.

"hm" Jawab gue singkat

Nah kan, emang dasar cowo manis di depan doang. Dulu aja waktu dia yakinin gue kalo dia suka sama gue serius banget. Sekarang giliran udah dapet makin ditinggal aja. Aldy juga gapernah call gue kayak awal-awal dulu.

Nge-line gue aja jarang banget. Berasa punya status doang sama dia. Tapi beneran kek nggak ada komunikasi kayak orang pacaran.

"Sil lo pulang sendiri atau gue anter" tanya Aldy datar sambil membersihkan bukunya.

"Gue pulang sendiri aja"

"Oh ok" jawab Aldy singkat sambil pergi meninggalkan bangku kita. Kita? Kesannya kek apa aja dih.

Gue udah konsultasi sama Tunas Cabe (aka sahabat gue tercinta Dita dan Lisa) sih tentang kondisi psikis Aldy yang menurut gue berubah sama gue. Tapi karena mereka pendukung Aldy mereka malah bilang kalo gue harus bertindak sebagai pacar yang baik yang harus nanyain Aldy ada masalah apa ato apalah. Gue nurutin saran mereka dan nanya ke Aldy. Jawabannya cuma Gapapa. Gue cerita lagi ke Tunas Cabe dan mereka bilang gue harus maksa Aldy untuk cerita.

Ya kalo gue sih kalo orang ga mau cerita yaudah hak dia. Cuma kok Aldy kesannya kek cewek sih yang ditanyain gitu jawabannya Gapapa kesannya kek dia cewe tersakiti dan gue yang cowonya.

Bel sekolah berdering otomatis gue keluar dari kelas sambil ngeliatin Aldy yang ga ngomong ke gue pulang dulu kek ato apa, dia langsung nyamperin temen-temennya dengan senyum sumringah. Mungkin dia sumpek kali duduk sama gue?

"Sil lo mau kemana? " Tanya Dita yang habis keluar dari kelasnya.

"Pulang lah, mau nongkrong lu? " Tanyaku pada Dita yang sedang merangkul tanganku riang.

"Lah kok ga pulang sama Aldy?  Udah seminggu loh Sil" Dita menghentikan langkahnya dan menatapku lekat-lekat seakan aku orang gila.

Akupun hanya mengindahkan pembicaraan Dita dan menggandeng tangannya lagi untuk menjemput Eliza di kelasnya.

"Sil lo nggak pulang? " Tanya Lisa kaget ketika melihat aku menggandeng Dita untuk menjemput ke kelasnya.

"Kenapa sih lo berdua pada gasuka gue pulang sekolah sama kalian" Kesalku sambil melepas gandengan tangan Dita dan melangkah pergi.

"Eh-eh sans lah, cuma aneh aja lo keseringan akhir-akhir ini sama kita. Lo beneran ada masalah sama Aldy? " Tanya Lisa sambil merangkulku dan Dita.

"Gue nggak punya masalah si, nggatau Aldy" Jawabku jujur sambil melihat Aldy yang sekarang sibuk di lapangan basket bersama teman-temannya.

Aldy emang cakep, apalagi waktu main basket. Gue bingung apa salah gue sama Aldy sampe bikin dia cuek banget sama gue. Apa mungkin dia udah bosen? 

Tanpa sadar waktu gue jalan sambil liat lapangan basket mata gue berpapasan sama mata Aldy. Dan kalian tau apa yang Aldy lakukan?

Buang muka.

Entah disitu gue makin muak dengan tingkah laku Aldy ke gue. Ditambah disamping lapangan ada Hani yang latihan cheers dan sorak-sorakin si longor Aldy.

Aldy juga ga respon si Hani.Cuma gue kesel aja dia ga respon gue. Lalu apa bedanya Hani sama gue?

"Yaelah jalan lambat amat sih" Rangkul Lisa semakin erat sewaktu aku masih menatap Aldy di lapangan.

Author POV

Disisi lain Aldy masih menatap kepergian Priscill.

"Mau sampe kapan sih lu jadi banci bro? " Tanya Cornell sambil menatap Aldy yang akan memasukkan bola ke dalam ring.

Dan meleset.

Cornell tersenyum melihat sahabatnya yang selalu tepat memasukkan bola di jarak sedekat itu kali ini gagal.

"Gua cuma mau ngingetin lo, kesempatan nggak dateng duakali bro"

Aldy hanya diam.

"Maksud gua sist, gua ga nyangka punya temen banci kayak lu" Ucap Cornell dengan nada merendahkan.

"Woi kalian ini pada ngapain sih, Gossip? Kok ga ajak-ajak gua" Sapa Tim kepada kedua sahabatnya yang sedang bersitegang.

"Tim lu sini belom selesai mainan kita! " Teriak Deron dari ujung lapangan.

"Yaudah bro gua tinggal bentar, kalo mau gossip lanjutin ntar tunggu gua yah!" Lambai Tim kepada kedua sahabatnya dan pergi ke arah ujung lapangan untuk bertanding bersama Deron.

"Eh sorry gua telat, kita nggak main nih? " Teriak Louis ke arah lapangan dan menghampiri Cornell dan Aldy yang masih saling adu tatap.

"Kalian main tahan tawa? Serius amat muka lu berdua" Ujar Louis sambil menyenggol siku kedua sahabatnya yang masih saling tatap-menatap.

Kedua orang tersebut masih tidak bergeming dari tempatnya dan masih diam satu sama lain.

"Gua ikutan deh" Ucap Louis sambil berdiri diantara kedua temannya dan memasang muka datar.

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima

"Bhahahahaha gua kalah deh gua kalah" Tawa Louis yang belum ada sepuluh detik memasang muka datar di depan kedua sahabatnya itu.

"Lo berdua kenapa sih?" Tanya Louis bingung karena tidak biasanya Aldy dan Cornell seperti ini dilapangan.

"Kita liat siapa yang banci" Ucap Aldy sambil tersenyum miring ke Cornell.

Louis pun yang berada di tengah mereka hanya bisa berpikir keras dengan apa yang terjadi antara kedua sahabat baiknya itu.

Louis malah semakin bingung ketika Cornell menghempaskan bola ke pundak Aldy dengan mata penuh amarah.

"Ada yang tidak beres" batin Louis melihat kedua sahabatnya pergi menjauhi dirinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai balik lagi sama cerita gaje gue yang makin hari readers makin banyak, Di part sebelomnya gue menepati janji kan kalo yang comment 20 gue bakal update. Maksud gue tuh 20 username bukan 20 comment asal.
Dan gue minta saran banget karena gue stuck dengan ini cerita!
Please comment saran yang kurang dari cerita ini dong dan apa yang bikin kalian ga bosen dengan cerita ini.

Next chapt: 100 votes ya baru lanjut!

Also comment tho!

Gue masang target karena gue males bgt sama silent reader!

Makasih!

-£lu££ycar-

GOOD vs PERVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang