Harry Or Draco ?

1.6K 128 1
                                    

Empat hari telah berlalu sejak kejadian malam itu. Kejadian malam itu menurunkan kesehatan Hermione dan menghapus semangatnya. Saat-saat yang membosankan itu, ia tak mendapati bayangan akan sosok lelaki pada malam hari. Ia berfikir itu takkan terjadi lagi. Jendela di kamarnya pun tak lagi menyambutnya dengan membuka lebar tanpa sebab.

Sekarang tubuhnya sudah kembali normal setelah mendapat obat dari dokter Muggle teman ayahnya. Namun, Hermione berhasil menemukan solusinya menurut pakar sihir. Ia telah berkomunikasi dengan dokter psikolog sihir. Dokter itu menyatakan bahwa Hermione menderita gangguan emosional, bukan berarti dia gila atau jiwanya sedang menggila. Perasaan rindu, marah dan kesal serta terlalu sering memikirkan sesuatu adalah penyebabnya.

Ya, Hermione terlalu sering memikirkan Harry hingga Draco sekalipun secara bersamaan walau dalam waktu berbeda. Hermione kemudian mencari kenyamanan di kamar tidurnya dengan buku untuk bacaan ringan menemani. Saat sedang asik membaca, tiba-tiba terdengar suara berdering perlahan-lahan namun mengejutkan. Dengan syok, Hermione berbalik dan melihat jendela itu terbuka lagi. Ditutupnya buku itu lalu dihampirinya jendela itu. Dengan berdegub kencang jantungnya ia melihat keluar jendela.

Giliran Sang Terpilih, Harry Potter yang mengganggu malamnya. Ia pikir sosok lelaki tak lagi membayangi malamnya. Pertama kali lelaki yang muncul dalam bayangannya itu adalah lelaki yang saat ini masih dengan wajah yang sama, tersenyum dengan manis menatap dirinya. Kemudian kemunculannya seakan-akan diganti oleh sosok Draco Malfoy.

"kuhampiri tidak yha!" Batin Hermione. "mungkin akan sama seperti Draco kemarin, ia takkan menghilang, baiklah aku coba datangi saja". Dengan semangat Hermione meninggalkan kamarnya menuruni tangga dengan menghembuskan kegairahan. Tiga anak tangga ia turuni sekaligus menampakkan langkahnya begitu lincah.

"Hermione mau kemana?" ibunya mengejutkan dirinya. Di sofa itu sang ibu tengah duduk sambil mengerjakan pekerjaannya di depan laptop. Ibu Hermione adalah seorang sekretaris di sebuah perusahaan fashion. Ia pernah membujuk Hermione untuk menjadi model promosinya tapi ia menolaknya mentah-mentah.

"Ohh Mom, aku mau keluar sebentar."

"tapi bagaimana kalau kau pingsan lagi?"

"aku akan baik-baik saja mom." Balas Hermione sembari membuka pintu depan rumah dengan begitu yakin.

"jangan meninggalkan halaman rumah, ini sudah larut malam, bahaya"

Kekecewaan menghamburi dirinya ketika dirinya berada di tepi jalan. Tempat sang lelaki biasanya muncul tak ada disana. Angin menari-nari bersama pepohonan di bawah sinar rembulan menyambut Hermione.

Ia berjalan dengan lesu kembali ke halaman rumahnya dan memilih untuk berjalan-jalan sebentar di jalan setapak. Kemudian menghampiri kolam ikan depan rumahnya dengan air mancur ditengahnya. Menatap kolam itu sampai kantuk menghampiri sudah menjadi kebiasaannya ketika menghampiri sosok lelaki pada malam sebelumnya, sebelum ia menemukan sosok Draco memeluk dirinya.

Di kolam itu, ikan-ikan bahkan hanya diam saja, seperti mematung di dalam air. Titik-titik air berhamburan menjatuhi dirinya, hujan telah tiba. Tapi ia tak ingin pergi dulu, ia bahkan belum merasa mengantuk. Karena tak merasa kedinginan, geremis ia biarkan menjatuhi tubuhnya.

Tetap duduk di pinggir kolam sembari menatap ikan-ikan yang tetap tak mau bergerak sekalipun geremis tiba. Merasa bosan, ia pun bangkit untuk kembali ke dalam rumah saat sebuah bisikan membuat merinding.

"Hermione...!!!" suara itu berhembus seiringan dengan hujan yang semakin deras. Hermione berbalik untuk mencari sumber dari suara itu. Tak menemukan seorang pun maka ia kembali berbalik untuk segera masuk kedalam rumah sebelum hujan lebih dulu membasahi tubuhnya. Saat itulah sesuatu membuat tubuh langsing Hermione terpental hingga jatuh terjerembab (hampir saja terpleset masuk ke dalam kolam).

Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang