"Hermione!" ujar Harry di pagi itu di tempat Hermione masih terlihat lemah.
"aku tahu apa yang akan kau katakan." Balas Hermione. "dan aku sedang membenahi perasaanku, jadi kumohon sekarang tinggalkan aku sendiri!" Hermione tidak ingin memandang lelaki itu, dia hanya memandang selimut yang sejak tadi menyelimuti badannya seperti melindungi perasaannya dari kehancuran.
"Hermione ... !!!"
"Harry, anggap saja kau tak pernah mendengar kebenaran itu, jadi aku dan kau tetap bisa bersahabat dengan baik. Aku akan menunggu seseorang memilihku, aku tidak bisa memilihmu karena kau tidak memberiku pilihan jadi aku akan menunggu lelaki lain yang memberiku pilihan sesuai kata hatiku bahkan mungkin kalau bisa memperjuangkan Draco pun tak apalah."
"tapi .."
"ya, aku mengerti kau terkejut mendengarnya dan meminta maaf padaku karena telah membuatku kembali terpukul, tapi ya inilah yang terbaik."
"ya, yang terbaik adalah aku juga mencintaimu!" Harry mengucapkannya cepat sekali sebelum Hermione sempat menyela.
Hening, tak ada lagi bantahan atau kata-kata yang menyela. Hermione terdiam di tempat. Tidak percaya dengan kata-kata yang barusan didengar.
"apa maksudmu?" terkejut, Hermione memandang dalam ke arah mata hijau itu.
"akulah yang paling bodoh Hermione, tidak bisa memahami hati sendiri." Harry memulai, ia balas menatap dalam mata cokelat indah itu. "dan tidak mengerti perasaan sahabatku sendiri dan malah membuatnya semakin tertekan. Selama ini aku salah memahami siapa perempuan yang benar-benar kuinginkan."
Hermione meraba-raba sakunya mencari tonikku, sadar pakaian yang ia kenakan ternyata pakaian rumah sakit membuatnya salah tingkah.
"Hermione," Harry memegangi kedua tangan gadis itu, paham apa yang dia rasakan. "kau boleh memelukku jika kau takut akan pingsan lagi dan khawatir ini hanyalah mimpi, tapi ini nyata Hermione!"
Akhirnya Hermione berpindah menjatuhkan dirinya di pelukan lelaki itu dan mendengarkan kembali penjelasannya atau lebih tepatnya kebenaran darinya.
"selama bertahun-tahun aku hanya merasa bahwa perasaan ini hanyalah perasaan sebatas sahabat, kupikir tidak lebih. Tetapi melihat bagaimana kau bersama Victor, aku semalaman tidak bisa tidur dan ketika mengetahui Ron begitu tertarik padamu, aku kehilangan hari-hariku yang penuh semangat. Saat Ron gagal mendapatkan dirimu, hatiku lega sekali. Saat itu aku belum mengerti apakah ini sebuah cinta?"
Harry memeluk Hermione dengan erat dan menjatuhkan dagunya di kepala Hermione dengan lembut. Menghentikan isakan sesaat. Sementara Hermione dalam kenyamanan itu, siap bila harus banjir air mata.
"melihat bagaimana kau memandangku seperti seorang kakak menyayangi adiknya sendiri, membuatku tidak menerima bahwa apa yang kurasakan ini adalah cinta lebih dari sekedar sahabat ataupun keluarga. Maka aku memilihmu hanya sebagai sahabat saja dan membiarkan perasaan ini berkelana sendiri. Mendengar jawabanmu saat aku bertanya padamu tentang perasaanmu terhadapku, membuatku berfikir. Tidak mungkin untuk mencintai sahabatku sendiri. Mungkin itu hanya perasaanku saja karena aku terlalu sering menghabiskan waktu berasamamu."
"Harry, ketahuilah aku menyesal mengatakan hal itu padamu," Hermione membalas setelah Harry diam sesaat. "jika seandainya aku jujur padamu, mungkin akan jauh lebih baik sebelum akhirnya kau bersama Ginny."
"aku seharusnya belajar dari Ron tentang perempuan." Lanjut Harry agak tertawa kecil. "betapa aku begitu kejam menuntutmu mengungkapkan perasaan terlebih dahulu padaku, seharusnya aku yang lebih dahulu. Kau tak perlu menyesalinya Hermione, ini semua salahku." Hermione belum menetaskan air mata, tetapi lelaki itu sudah menjatuhkan air matanya. Hermione merasakan itu jatuh di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)
Fanfiction[RE-PUBLISH] [COMPLETED] [NOTE : Lebih baik membaca cerita ini dengan sabar dari awal sekalipun pernah membaca sebelumnya. Dikarenakan penulis mengalami limit Inspirasi, plot atau alur cerita berubah dari konsep sebelumnya dan mengalami perombakan u...