Seorang gadis mengawali pagi dengan berjalan di taman bunga. Aroma bunga itu menebarkan kedamaian yang menyejukkan hidung bahkan gadis itu mampu merasakan serbuk wangi menyentuh hatinya. Memejamkan mata, gadis itu mendekatkan dirinya pada satu bunga yang mekar sempurna disertai senyuman manis sebagai pelengkap bahwa ia menikmati pagi hari yang cerah.
Ketika harumnya bunga ia nikmati, seorang lelaki menepuk punggungnya lembut namun mengagetkannya. Sontak sang gadis berbalik dan kedua mata cokelatnya mendapati lelaki bermata hijau dibalik kacamata bulat yang berkilau. Gadis itu, Hermione Granger menatap marah padanya. Lelaki itu, Harry Potter hanya terkikik jail melihat ekspresi Hermione.
"kau mengejutkanku!" bentak Hermione.
"upss sorry!"
"aku dengar kau sedang sakit, kenapa malah jalan-jalan bukannya istirahat?" ujar Harry menjadi percakapan pertama mereka ketika berjalan menyusuri taman yang cukup luas itu.
"Oh, aku tahu kok penyakit ini dan istirahat hanya membuatnya semakin buruk." Jawab Hermione sembari memperlihatkan senyumannya. Merasa senang lelaki yang berjalan disampingnya ternyata peduli akan keadaannya. Tentu saja dia kan sahabatnya.
"tapi kau sebenarnya sakit apa?"
"hanya sedikit pusing saja."
"kau ini bagaimana tidak bisa menjaga diri dengan baik?"
"tidak apa-apa aku sudah baikan kok." Hermione terkikik kecil.
"maaf tadi sempat membuatmu terkejut dan kau pasti marah?"
"Hah, tidak. Harry bagaimana aku bisa marah padamu sedangkan kau kan ..." dengan spontan Hermione melancarkan perkataan tanpa sadar dan berhenti di bagian akhir.
"sedangkan aku apa...?" sambil mendelik padanya sukses membuat Hermione malu-malu, entah apa yang akan ia katakan untuk mengatasi hal itu.
"oh maksudnya, kau kan sahabatku yang terbaik. Jadi bagaimana bisa aku marah pada seseorang yang sangat spesial bagiku." Dengan pelan ia ungkapkan agar terlihat meyakinkan.
"spesial, lalu bagaimana dengan Ron?"
"Tentu saja sama."
"tapi apa kau tak punya perasaan terhadapnya yang lebih spesial lagi?"
"Apa yang kau maksud?"
"mungkin kau punya perasaan terhadapnya?"
"Tentu saja perasaan sebagai sahabat."
"bagaiamana dengan diriku?" Hermione tidak bisa membalas, bagaimana mungkin pertanyaan Harry sukses membuatnya kebingungan. Padahal ia hanya perlu menjawab sama seoerti perrasaannya terhadap Ron, itu sudah cukup. Tapi entah kenapa batinnya berujar lebih dari perasaannya terhadap Ron.
"Hermioneeee!!!" ujar Harry tak sabar menunggu jawaban Hermione.
"oh ya, kau sahabatku Harry, kau sudah seperti keluargaku sendiri." Jawab Hermione, kata-kata itu keluar begitu saja karena Harry mendesaknya.
"begitukah?"
"ya, lalu bagaimana perasaanmu terhadap diriku?"
"bagiku kau lebih dari segalanya." Hermione tercengat mendengarnya.
"segalanya bagaimana?"
"aku sendiri tidak bisa menjelaskannya, kau bisa segalanya, kau telah menjadi seseorang yang ada bagiku saat-saat apapun yang menimpaku, ya tentu karena kau sahabatku." Harry tersenyum, Hermione melihat ekspresi itu tampak dipaksakan dan penuh sesal karena mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)
Fanfiction[RE-PUBLISH] [COMPLETED] [NOTE : Lebih baik membaca cerita ini dengan sabar dari awal sekalipun pernah membaca sebelumnya. Dikarenakan penulis mengalami limit Inspirasi, plot atau alur cerita berubah dari konsep sebelumnya dan mengalami perombakan u...