Can Become True?

847 85 2
                                    

Tiap malam saat Hermione menyadari bahwa dirinya jatuh cinta pada sahabatnya sendiri yaitu Harry Potter, ia selalu bertanya-tanya akankah suatu saat nanti Harry juga mencintainya bukan sekedar cinta terhadap sahabat tapi lebih.

Hermione sempat menyesal menjawab pertanyaan Harry tentang perasannay terhadapnya. Jika saja ia bisa mengungkapkan perasaan yang sebenarnya mungkin akan jauh lebih baik. Hermione terus berjalan tanpa sadar berjalan tanpa henti.

Tiba- tiba matanya teralih pada sekumpulan kupu-kupu terbang menghampiri dirinya, mengelilingi di atas kepalanya. Ia menajamkan matanya pada satu kupu-kupu dengan siratan merah cerah bersama biru menghiasi sayapnya. Matanya semakin mendelik saat melihat kupu-kupu memiliki wajah yang tersenyum padanya. Saat kupu-kupu pergi darinya ia menyadari sesosok lelaki berdiri tak jauh darinya. Harry Potter, tersenyum padanya tanpa Ginny bersamanya.

"kenapa kau ada, disini, mana Ginny?" tanya Hermione ketika ia menghampiri Harry.

"dia bertemu teman-teman gadisnya. Aku Cuma cowok sendiri jadi kuputuskan untuk pergi saja" sahut Harry agak murung menghapus senyumannya.

"benarkah, lho bagus dong kau bisa jadi anggota baru di club para gadis itu." Jail Hermione menertawai Harry.

"itu tidak lucu Hermione, tak kusangka Ginny bisa meninggalkanku begitu saja"

Dalam hati kecilnya Hermione berbisik, "seandainya kau bersamaku kau takkan pernah kutinggalkan Harry."

"Hermione, kenapa kau melamun?" Harry menepuk punggungnya "kenapa?"

"oh... aku cuman bingung saja, sebenarnya kau yang pergi dari Ginny atau Ginny yang pergi meninggalkan kau?"

"dua-duanya." Jika itu memang benar akan sangat melegakan bagi Hermione, kedua belah pihak baik Harry maupun Ginny saling meninggalkan, jadi mungkin memberi sinyal bahwa mereka berdua tidak saling cocok untuk bersama.

"Terserah, tapi btw lucu lohh, membayangkan seorang seeker terbaik di Hogwarts bergabung di club para gadis"

"itu mengerikan"

"tapi akan menyenangkan untuk bahan gosip"

"oh begitu, seorang Princess Gryffindor yang tahu segalanya selalu menjadi manusia sibuk mulai menyukai gosip-gosipan". Keduanya saling tertawa, bunga-bunga disekitarnya hanya bergoyang-goyang riang melihat kebahagaian yang terpancar cerah di wajah mereka berdua.

"Heyy, ada kursi disana!" tunjuk Harry di bawah pohon yang terdapat sebuah kursi cantik menantinya. Hermione bahkan tak sadar ada kursi disana, ia pun curiga melihat sebelah tangan Harry memegang tongkat sihir.

"apakah kau tidak capek dari tadi jalan terus?" tanya Harry.

"tidak terlalu."

"rasanya kayak berjalan mengelilingi kebun ini sepuluh kali." Ujar Harry mengeluh.

"dasar berlebihan!"

Sedikit mengagetkan karena Harry tiba-tiba menarik tangan lembut Hermione mendudukkannya di kursi itu. Mereka berdua duduk berdua agak tak nyaman bagi Hermione karena dirinya hanya senyum-senyum melihat wajah tampan Harry yang membalas senyumannya lebih lebar. Dia harus berkata sesuatu untuk mengatasi ketidaknyaman ini.

"kebun ini luas sekali yha!" ucap Hermione sambil melihat-lihat pepohonan disampingnya atau lebih tepatnya tanaman bunga raksasa.

"yha, Mrs. Weasly benar-benar berusaha keras untuk membuatnya sebagus ini." balas Harry santai.

"apakah Hagrid juga ikut menanam tanaman raksasa di kebun ini?'

"tentu, dia bahkan berencana membuat kebun ini menjadi habitat bagi monster-monster peliharaannya." Hermione menyenggol Harry. Cukup lama mereka berdua tertawa saling bertatapan.

Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang