A Fortune Potion

712 73 4
                                    

Bukan Hogwarts namanya bila tugas sekolah tidak banyak jumlahnya. Tahun ini menjadi tahun paling sibuk untuk murid tahun kelima, meskipun tahun keenam tak kalah sibuknya. Tapi biasanya tahun keenam tidak terlalu dituntut akan tugas-tugas tetapi dituntut pada kemanakah selanjutnya usai kelulusan nanti.

Harry tidak bisa berhenti sebelum tugasnya selesai. Bagaimanapun, tugas-tugas yang begitu banyak ini akan menjurus pada soal-soal ujian nanti, sehingga dia harus mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Bersama dengan Ron, mereka-reka kira-kira apa saja yang akan keluar dalam ujian.

Hermione kembali ke ruang rekreasi dari sesi terlarang perpustakaan. Betapa menariknya, gadis itu masih bisa membaca majalah dan koran harian disaat-saat tugas meledak seperti ini.

"daripada kau membaca itu, lebih baik kau bantu kami!" ujar Ron yang telungkup di karpet di samping Harry yang juga ikut terlungkup berusaha menikmati sebarat apapun tugas. Sementara Hermione duduk dengan santai di depan perapian menikmati sisa malamnya.

"aku sudah membantu kalian dengan kubawakan buku dari perpustakaan." Hermione masih tidak mengalihkan pandangan dari koran harian. "salah kalian tidak memanfaatkan bantuanku dengan baik, buku itu harus kukembalikan karena batas waktunya."

Kemudian Hermione melihat perjuangan kedua sahabatnya. Hermione senang Harry agak jauh dari Ginny sementara Ron berjuang untuk tetap fokus dengan ujian. Setelah pertandingan yang sukses itu, membuat Ron banyak mendapat perhatian dari beberapa gadis dan Ron mulai melirik satu persatu dari mereka.

Hermione tidak berminat mengurusi percintaannya Ron. Karena lelaki itu juga tak bicara apapun padanya tentang gadis yang mungkin dis sukai. Tidak seperti Harry, yang terlebih dulu meminta pendapat sahabatnya. Beralih lagi pada Harry, tampak bersungguh-sungguh mempelajari apapun yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan ujian.

Sepertinya Harry berambisi betul menuntut janji Hermione sesuai kesepakatan yang dibuat. Jika Harry lulus dengan nilai minimal B dan berhasil lolos dari misi besar bersama Dumbledore, siap atau tidak Hermione harus membeberkan kebenaran itu. Rasanya itu membuatnya tidak bisa tidur tenang bila mengingatnya. Mampukah dia mengungkapan kebenaran itu di hadapan Harry?

***

"oh sial, aku dapat B-!" umpat Harry berasa ingin merobek kertas hasil ujian, namun Hermione mencegahnya.

"apa yang kau pikirkan?" ujar Hermione. "kau pikir dengan merobeknya akan mengubah nilaimu menjadi A !"

"Hermione aku dapat B saja gagal, kenapa harus ada tanda negatif di belakang." Ia hendak mengumpat lebih keras lagi, tetapi melihat bagaimana tatapan mengerikan Hermione, membuatnya tak melakukan.

Ron disampingnya ikut kesal, karena dia hanya dapat C+. Sungguh tragis.

"hei Harry, bukankah masih ada satu kesempatan lagi?" ujar Hermione bermaksud mengingatkan dan mencairkan suasana jengkel. "kau harus berhasil dalam misi besarmu bersama Professor Dumbledore!"

"kau benar, aku tidak boleh patah hati, masih ada lagi hal besar yang harus kulakukan."

"tidak disangka," sela Ron melipat kertas hasil ujiannya dan memasukkannya ke saku jubah. "Professor Dumbledore tidak memperlancar ujianmu Harry, seharusnya dia membuatnya dengan hasil yang maksimal."

"kau ini, bagaimana bisa berfikir seperti itu?" sahut Hermione.

"apakah dia tidak sadar, dia butuh Harry dalam misi itu?" lanjut Ron. "seharusnya dia membuatmu dalam ujian sehingga membuatmu semakin semangat untuk berjuang bersamanya."

"Ron...!!!"

"baiklah Hermione, baiklah"

"Erm Harry, apakah benar-benar tidak ada yang bisa kami bantu untuk misi itu?" tanya Hermione.

Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang