Chance

1.9K 91 0
                                    

Langit semakin gelap, tanda mengerikan itu masih bisa dilhat dengan jelas di atas langit. Banyak sekali tanda kegelapan itu muncul di berbagai tempat. Untunglah, hanya wilayah penyihir saja yang bisa melihatnya. Jika para muggle juga bisa melihat akan menambah masalah bagi kementrian sihir. Apapun itu, sekuat apapun kementrian sihir, pada akhirnya akan jatuh di tangan Pengeran Kegelapan.

Lelaki itu membuka matanya perlahan membiarkan cahaya pagi dari balik jendelanya menerobos masuk dan mengawali pengelihatannya. Sementara pikirannya berkata pada hatinya bahwa hari yang pahit segera dimulai kembali.

Ia membiarkan rambut pirangnya berantakan, sudah berhari-hari rambut halusnya menjadi kasar karena tidak diurus. Draco, lelaki itu mendekati jendela loteng tempat ia mengasingkan diri. Setelah gagal dalam menjalankan amanah ayahnya, Draco memilih untuk mengurung diri di loteng bangunan paling atas di Malfoy Manor. Rumah ini akan menjadi salah satu saksi dimulainya kekejaman dunia.

"kau dasar anak tak berguna!" Draco masih teringat bentakan ayahnya ketika tahu dia gagal membunuh Kepala Sekolah Hogwarts. Rasa sakit hati itu menambah beban baginya, ia membuang muka terhadap ayahnya dan sebelum Pengeran Kegelapan tiba di rumah ini harus sudah menyiapkan ucapan apa yang akan ia berikan setelah kepercayaan yang dilimpahkan gagal ia lakukan.

Pangeran Kegelapan meminta Lucius Malfoy untuk menggunakan putranya dalam menyingkirkan Penyihir terhebat itu ketika keadaan sang penyihir berada saat paling lemah. Sayangnya, putra Lucius gagal dan mempermalukannya. Apalagi ia diketahui menjalin hubungan dengan darah kotor atau ia kenal sebagai mudblood. Draco sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah pada takdir hidupnya.

Keluarganya berada di tangan Pangeran Kegelapan beserta pengikut setianya dan tragisnya, ayah Malfoy adalah salah satu pengikut setianya.

Pengelihatannya terganggu dengan kemunculan sesosok di balik semak-semak taman Malfoy Manor. Draco menyipitkan matanya untuk melihatnya. Tersentak ia menyadari itu adalah peri rumah. Peri rumah yang dulu pernah bekerja di rumahnya. Ya itu dia, Draco masih ingat wajahnya dengan jelas. Dia melambaikan satu tangan padanya sebelum kembali menghilang.

***

"Hermione!" ujar Harry membangunkan gadisnya yang tertidur pulas. Masih di rumah sakit sekolah.

"ohh, ya aku sudah bangun." Balas Hermione tersenyum simpul mendapatkan pengelihatan pertamanya setelah berkelana di dunia mimpi adalah Harry.

"sudah saatnya kita meninggalkan tempat ini!" sambung Harry.

"ya, aku ingin makan sesuatu di Great Hall."

"baiklah sebaiknya kau ganti baju, aku menemanimu kesana!"

"tunggu sebentar." Sahut Hermione sebelum Harry beranjak pergi. "sejak kapan kau ada disini?"

"Hermione sejak kau terbaring disini aku sudah lama menunggumu bangun disini."

"oh Harry, terima kasih sudah menungguku!"

Lelaki itu tersenyum kemudian meninggalkan Hermione untuk berganti pakaian.

Pagi itu benar-benar terasa begitu sempurna, bahkan udara pagi jauh lebih menyegarkan dari biasanya. Hermione tidak akan melepaskan tangan lelaki yang menggenggamnya erat. Harry sekarang adalah lelakinya dan dirinya adalah gadisnya. Kesempatan yang sempurna untuk merasakan kebahagian bisa bersama seseorang yang diinginkan.

"Harry!" ujar Hermione dalam perjalanan bersama menuju Great Hall. "aku berterima kasih sekali padamu, telah memberiku pilihan untuk bersamamamu."

"dan aku berterima kasih padamu kau telah menerima pilihanku!" balas Harry seklias memandangnya dan melemparinya senyuman manis.

Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang