Love Can Hurt

741 72 4
                                    

"a-a-k-ku dimana?" kata Hermione mendudukkan diri sambil memegangi kepalanya. Terasa ada seseorang yang membantunya untuk duduk dengan baik.

"oh Hermione sykurlah kau sudah sadar." Ujar Draco menghela nafas lega.

"apa yang terjadi?" tanya Hermione memijat kepalanya yang berdenyut-denyut.

"kau tadi pingsan dan aku membawamu kemari." Balas Draco dengan prihatin.

"aku tidak yakin itu mimpi atau bukan, tapi bisakah kau menceritakan padaku apa yang kulakukan sebelum pingsan?"

"kau tampak terpukul melihat Harry dan Ginny, kau menangis disana. Kupikir kau tidak sadar sedang menangis, jadi sebelum orang-orang melihatmu, aku segera menarikmu menjauh dari kerumunan orang-orang dan kemudian Harry melihatnya lalu mengejar kita." Jelas Draco panjang lebar.

"itu bukan mimpi."

"tapi.." lanjut Draco. "Harry terhenti karena orang-orang segera menyerbunya."

"apa orang-orang tahu kau menarikku?"

"apa kau menyadarinya?" balas tanya Draco. "kau tadi tiba-tiba pingsan dan aku tidak yakin kau melihat tatapan orang-orang."

"jadi?"

"ya akan ada berita menghebohkan saat kau keluar dari kamar kebutuhan ini dan kuharap kau siap bila kemungkinan akan ada maki-makian lagi." Draco menepuk lembut pundak Hermione. "Harry jadian dengan Ginny, Draco siswa paling dongkak membawa kabur gadis yang digosipi jatuh cinta dengan Harry Potter dan gadis itu tampak diam saja, jelas ada hubungan tersembunyi dan semakin tidak masuk akal saja."

"sungguh berita yang menarik dan aku tidak sabar mendengar bagaimana mereka merincinya." Hermione tersenyum palsu, perlahan-lahan kepalanya mulai tenang. Draco menatapnya agak lama, meski Hermione tidak membalasnya dan hanya melamun, ia yakin lelaki itu memperhatikannya.

"sekarang, giliran kau yang berbagi padaku!" ujarnya. "aku benar-benar bodoh sekali bahwa kau juga menyimpan sejuta masalah dan dengan tanpa rasa berasalah aku justru memintamu bantuan sebagai sandaran bagiku."

"jangan katakan itu." Hermione masih melamun entah apa yang dilihatnya, matanya nyaris tidak berkedip.

"apa kau mencintainya?" Hermione mengedip cepat lalu menatapnya. "aku mengerti betapa sakitya kau ketika melihat Harry mencium Ginny atau sebaliknya."

"sebaliknya?"

"entahlah, aku tidak yakin siapa yang lebih dulu memojokkan bibir."

Hermione sendirinya juga tidak yakin siapa itu, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas karena kerumunan orang-orang.

"dan kau merasa tersakiti melihat itu?"

"apakah harus seperti ini, mecintai seseorang perlu merasakan kesakitan?"

"maafkan aku Hermione aku tidak paham dengan masalah percintaan!" Draco semakin lesu dan prihatin melihat Hermione meneteskan air mata kedua kalinya yang dilihat olehnya.

"aku bisa mengajarimu!" Hermione menyingkirkan air matanya, ia mendapat kepercayaan bahwa Draco akan bisa mengalihkan hati Hermione yang terluka karena cinta dan mengajarinya cinta yang sebagaimana mestinya akan sangat menyenangkan. Ia sudah membayangkannya, sekalipun Draco belajar mencintai gadis lain itu tidak akan masalah. Sebab Hermione tidak yakin jika dia mencintai lelaki darah murni itu, mengingat ia hanya suka dengan perubahannya yang lebih baik dan Draco adalah pilihan terakhirnya setelah Harry.

Draco mengangguk, lalu Hermione melanjutkan. "Draco pernahkah kau merasa sangat nyaman dekat dengan seseorang?" tanya Hermione berusaha menampilkan sedikit senyum di tengah hatinya yang masih tersayat.

Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang