Hermione tidak mengerti kenapa tahun ajaran ini tak ada semangat seperti tahun ajaran sebelumnya. Ada banyak buku rilis dengan seri terbaru tahun ini, buku-buku yang sering ia jadikan sebagai bacaan ringan di waktu senggang seperti "Cerita Penyhir Penuh Inspirasi", "Aspirasi Bumi Datar Menurut Sihir", "Motivasi Untuk Meracik Masa Depan" dan masih banyak lagi. Ia bahkan tidak tertarik pada satu pun buku-buku yang tersebar banyak di Diagon Alley itu.
"kau ini kenapa?" tanya Ron melihat bagaimana Hermione berjalan dengan mendorong Trolly-nya menuju Stasiun King Cross. Ekspresi datar, tidak ada semangat, muka yang membosankan dan tubuh yang nampak lesu. Pandangan Ron memang persis sebagaimana adanya.
"oh tidak, tidak apa-apa." Jawab Hermione segera menemukan postur tubuh yang sekiranya nampak normal.
"jangan bilang penyakitmu kambuh?"
"tidak." Mereka menoleh ke belakang ketika mendengar cekikikan yang keras antara Harry dan Ginny yang tampak sengaja memelankan jalannya bersama. Semakin membuat Hermione luntur dari semangat yang berusaha ia bangun kembali. Namun melihat Ron masih meliriknya, ia pun tersenyum sebagai pengalihnya.
Mungkin itu salah satunya yang membuat Hermione merasa tahun ajaran ini akan sangat berbeda. Karena Harry sudah menemukan orang yang sepertinya akan ia pilih sebagai pendamping hidup. Entah kenapa Hermione tidak terima akan hal itu dan benci melihat keduanya bersama. Mungkin karena ia tetap mencintai Harry dan masih berharap bisa memilikinya sebagai cinta terakhirnya.
Pikiran itu segera tersingkirkan begitu melihat lelaki di depannya, saat mereka sudah bergabung dalam kerumunan orang-orang di stasiun. Hermione merasa lelaki itu tersenyum padanya sekilas begitu melewatinya. Bahkan Harry dan Ginny tampak terkejut meskipun Harry sebenarnya tahu kenapa lelaki yang sepanjang tahun di Hogwarts menjadi musuh bebuyutannya itu tersenyum pada Hermione yang balas tersenyum dengan sedikit mengangguk padanya. Sementara Ron mendelik mengerikan pada Hermione.
Hermione tidak menyangka itu benar-benar terjadi. Mimpi-mimpi yang setiap kali Hermione dapatkan ketika malam, dimana ia menemui Draco sebagai sosok yang berbeda, lebih tampan, lebih baik dari sebelumnya tampak terwujud nyata. Oh, betapa Hermione ingin pingsan karenanya.
"baiklah katakan padaku tentang Draco!" tuntut Ron kepada Hermione begitu keempat siswa Hogwarts duduk dalam gerbong Hogwarts Express yang sama.
"kenapa sih Ron?" balas Hermione tersipu.
"ada hubungan apa kau dengannya?"
"memangnya kenapa?"
"bagus ya, semua musuh kita sekarang kau jadikan kekasihmu."
"Ron!" timbrung Harry memperingati.
"kenapa Harry?" balas Ron beralih pada Harry. "itu benar kan, pertama Victor Krum sekarang Draco Malfoy si Ferret musuh bebuyutan kita."
"Ron kau ini jangan sembarangan!" Hermione ikut memeringatinya.
"lalu apa, Harry kau juga mengetahuinya kan?" tuntutnya "kenapa kau tidak memberitahuku?"
"aku tidak tahu aku hanya menduga saja."
"menduga apa?"
"baiklah-baiklah, akan aku ceritakan!" Hermione menghentikannya sebelum Ron memanas. Bagaimana pun ia adalah sahabatnya, jadi ia perlu tahu. Salah Hermione yang tidak memberitahunya sama sekali.
"aku dan Draco sudah beberapa waktu lalu sering bertemu, itu ketika akhir tahun ajaran kelima kita."
Ron dan Ginny melongo mendengarnya sementara Harry tampak tidak mengacuhkannya dan tidak ingin mendengarnya. Itu ia tunjukkan dengan bersandar di kursi dalam tatapan tanpa ekspresi. Apa itu tanda ia cemburu padanya? Spekulasi Hermione sama sekali tidak masuk akal maka ia kembali melanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fell Down To Fall In Love (Harry Potter Fanfiction)
Fanfiction[RE-PUBLISH] [COMPLETED] [NOTE : Lebih baik membaca cerita ini dengan sabar dari awal sekalipun pernah membaca sebelumnya. Dikarenakan penulis mengalami limit Inspirasi, plot atau alur cerita berubah dari konsep sebelumnya dan mengalami perombakan u...