-part twelve-

1.8K 266 40
                                    

"Jennie telah tewas, status werewolf."

"Ciyaa werewolfnya mati, makasih dulu napa sama Kim Hanbin. Lo semua nuduh dia werewolf padahal dia itu good side."

"Siap untuk kembali memainkan permainan? Oke! Siap-siap kalian untuk bersembunyi."

Joy mendelik, "lah anjing masih main?! Suer yah mending lu bunuh gua aja dah dari pada gua di bunuh sama teman tapi busuk!"

Joy menyerah. Tubuhnya sudah tidak bertenaga lagi. Dengan mata sayu dan lingkaran hitam di bawahnya menandakan ia sudah sangat lelah. Matanya membengkak akibat terus menangisi kepergian Doyoung.

Permainan ini tidak ada ujungnya, itulah yang Joy pikirkan sekarang. Dari jumlah mereka yang berdelapan belas dan sekarang menyisakan empat orang karena permainan sialan ini.

"Cobaan apa lagi ini. Sumpah lu ga tega apa sama gua yang jomblo dari lahir, ganteng enggak bokek iya. Tapi harus mati di permainan kaya gini?" Jaehwan mengusak wajahnya frustasi.

Jaehwan pikir tadi adalah pengumuman terakhir yang moderator berikan. Nyatanya ia salah!

Pupus harapannya untuk lebih lama mengurus tambak lele yang sedang ia kembangkan saat ini.

Good bye lele lele kesayangan gua, semoga ga di goreng emak, batin Jaehwan.

"Werewolf ada berapa sih anyink?! Gua ga mau mati sia-sia!" Daniel meremas tangannya kuat, sampai tercetak bekas kuku jarinya disana.

Daniel tidak mau mati, masih ada seseorang yang harus dia jaga yaitu adik kesayangannya. Jika Daniel mati siapa yang akan menjaga adiknya itu?

Changgu memukul tembok di sampingnya keras hingga tangannya terluka dan mengeluarkan darah.

"Sialan! Gua kira setelah Jennie mati permainan selesai. Argh! Permainan macam apa ini? Ini semua gara-gara Hanbin, coba kalo dia ga bawa permainan ini semuanya ga akan begini!" Changgu ingin marah, tapi marah ke siapa? Hanbin? Orangnya udah ga ada.

Changgu pun menyesal karena di awal ia sangat bersemangat dengan permainan ini.

"Kenapa waktu itu gua ga dengerin omongan Chungha!"

"Kapan sembunyinya woy?! Bisa ngopi dulu nih gua denger bacotan kalian."

"Apaan sih setan! Berisik, lu ga berguna anjeng! Musnah aja lu!" ucap Daniel emosi.

"Gua bukan setan woy gua lebih istimewa. Terus mau lu apa hah Kang Daniel?! Kalo gua ga berguna kalian semua udah mati!"

"Halah gua cidori lu semua lama-lama. Mau cepet beres ga? Ngumpet anjing!"

"Dih ko lo yang ngegas, mau juga kita-kita bangsat!" ucap Joy tak kalah sewot.

Changgu mendengus kesal, "udahlah ikutin aja kemauan dia, kita main atau engga juga tetep mati."

Dengan malas ke empat remaja itu kembali untuk bersembunyi. Joy memilih untuk bersembunyi sendiri, tidak ada satu orang diantara ketiga temannya yang ia percaya.

Menurut Joy antara Jaehwan, Daniel maupun Changgu ketiganya munafik. Ketiganya dapat dengan mudah menampilkan wajah palsu.

Jaehwan yang sok polos, Daniel yang sok peduli dan Changgu yang sok benar. Itulah yang Joy yakini terhadap ketiganya.

"Gua mau sembunyi sendiri, lu semua ga bisa gua percaya!" ucap Joy dengan ketus.

Joy berlari ke lantai dua dan menghilang di ujung tangga sana.

Useless ✔ 1996Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang