-part three-

2.2K 303 36
                                    

Jangan lupa vomentnya ya



"Lu bertiga ikut gua?!" Youngjae hendak menarik Momo namun tangannya segera ditepis.

"Apaan sih jae, jangan-jangan lu werewolf nya yah. Ngaku lu?!" ucap Momo sambil menatap tajam Youngjae.

Bukankah sekarang tidak ada yang bisa dipercaya? Ya, semuanya memang teman tapi dalam permainan ini bisa jadi adalah lawan.

"Gua bukan werewolf nya! Lu napa sih mo, ga percaya sama gua yang dari tk selalu bertiga sama lu sama Sana juga. Udah cepetan anjir nanti keburu werewolf beraksi!"

"Tapi jae sekarang ga ada yang bisa dipercaya!" ucap Yerin bingung. Di dalam hati kecilnya ia percaya dengan teman-temannya tapi gara-gara permainan ini membuat hati Yerin bimbang.

"Udah ikut gua aja! Lu kalo mau nyebar nanti juga terserah, pokonya sekarang ikut gua kelantai dua. Sana, lu juga ikut!"

Terpaksa Momo dan yang lain mengikuti ucapan Youngjae. Jadilah mereka berempat lari menuju lantai dua. Tanpa mereka sadari Sana terpisah dari rombongan.

"Anjir Sana mana? Bukannya dia sama kita?" Momo menghentikan langkahnya saat mengetahui sahabat kecilnya tidak ada disamping dia.

Yerin yang paham perasaan Momo segera merangkulnya, "Mo tenang Mo. Sana pasti dapet tempat persembunyian yang aman. Yang penting kita sembunyi dulu."

Momo hanya bisa pasrah dan berpikiran positif, mendoakan semoga sahabatnya itu akan aman.

Dari sekian banyak ruangan, ketiganya memilih bersembunyi ditempat ICU untuk anak-anak. Buktinya ada box bayi dan segala hal berbau tentang anak-anak.

"Ini sih cuman cukup buat ngumpet berdua. Itu pun harus ngakalin biar ga ketauan. Lu berdua ngumpet disini aja, gua cari tempat lain." Setelah berucap Youngjae bergegas mencari tempat lain sebelum werewolf beraksi.

"Mo, lu ngumpet di pojokan dinding terus tarik kasur itu biar nutupin badan lu. Gua ngumpet belakang pintu aja."

"Tapi Rin, belakang pintu ga aman."

"Ga ada tempat lagi Mo. Ga ada barang yang bisa gua jadiin tempat persembunyian."

"Rin, makasih lu udah ngasih gua tempat persembunyian."

Momo tersenyum kepada Yerin dan dibalas senyuman dan anggukan dari Yerin.

"Semua udah sembunyi kan?! Oke, werewolf udah nentuin mangsa?"

"Guardian, pilih satu pemain untuk dilindungi! Jangan salah pilih!"

Semoga guardian berhasil lindungin orang yang tepat, batin Yerin.

"Witch, siap menggunakan kekuatan? Membunuh atau mengobati yang diserang werewolf?"

"Seer, pilih satu pemain untuk diterawang!"

"Werewolf telah menentukan mangsa. Silahkan beraksi."

"Auuuuuuuuuuuuuu..."

"Rin, maafin gua kalo punya salah sama lu."

"Maafin gua jug—"

Omongan Yerin terhenti karena sebuah bayangan mendekat ke tempat mereka bersembunyi. Yerin mengintip dari celah-celah pintu yang berlubang, dilihatnya sosok berbulu lebat yang sudah dipastikan itu adalah werewolf.

Useless ✔ 1996Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang