"Hujan bahkan selalu menunjukkan kesejukannya pada angin meskipun setelah itu ia tahu ia akan tersakiti dengan harus kembali jatuh berkali-kali dibumi"
---
Flasback.Semua siswa SMA Nusa Indah tengah berlari kearah koridor, jam istirahat kali ini memang sangat berbeda.
Jika biasanya para siswa-siswi berlarian ke kantin maka tidak berlaku untuk kali ini.
Seperti sebuah drama korea, dikoridor sedang ada drama klasik ala anak sekolahan. Yang bisa menarik perhatian seluruh rakyat SMA Nusa Indah. Bukan, bukan drama romantis, dimana sang lelaki akan menyatakan cintanya pada seorang perempuan.
Tapi seorang perempuan yang menyatakan cintanya dengan lantang didepan keramaian siswa yang sedang berkumpul dikoridor.
Memang benar dunia sudah terbalik.
Well, bukankah kekuatan cinta memang begitu aneh, terlalu kuat sebagai penghancur, terlalu lemah untuk menyakiti terlalu baik untuk menikam dan terlalu jahat untuk menyambut.
Magical of love
Malu. Ya tentu saja. Bagaimanapun Aurell hanya gadis biasa. Seberapa tinggi tingkat ke PDannya seorang gadis dan seberapa cantiknya pun akan merasa malu jika disuruh menembak seorang lelaki. Bukankah kodrat menakdirkan hal sebaliknya.
Lelaki yang mengejar perempuan.
Tapi gadis cantik itu tidak bisa menolak, saat dia. Pria tampan yang kini berada didepannya seperti membuka jalan yang selama ini sudah lama diimpikan banyak gadis, bukan hanya dirinya.
Jalan yang selama ini tertutup rapat tanpa celah, bahkan Aurell masih ingat benar, bagaimana sombongnya lelaki itu saat pertama kali mereka bertemu.
Tapi rasa kesal dihatinya sirna begitu saja saat love at first sight atau yang sering disebut cinta pada pandangan pertama menyerangnya.
Ini bukan sekedar perasaan yang didasari nafsu, karena nafsu hanya merapuhkan perasaan tapi ini cinta, racun paling mematikan sekaligus obat penawar paling mujarab.
Percaya ataupun tidak, tidak ada satupun manusia yang mampu menghindar saat mendapat Anugerah dari Sang Pencipta untuk merasakan rasa bernama CINTA.
"Guys, plis tenang dulu bentar, ada yang mau bikin pengumuman nih buat kita-kita" seorang gadis dengan rambut kebule-bulean dan tinggi semampai dengan kancing baju teratas terbuka dan rok sangat mini, idaman lelaki banget deh pokoknya, memberi instruksi untuk menenangkan kerumunan para siswa yang begitu berisik.
Maika, ya. Itu nama yang Aurell tau. Gadis itu bernama Maika.
Seketika koridor yang semula begitu ramai, mendadak senyap, sepi bahkan suara jangkring juga gak ada. Yaiyalah kan sekolah bukan sawah.
"AZKA DHAMARA, GUE SAYANG SAMA ELO, LO MAU GAK JADI COWOK GUE"
Suasana yang awalnya sepi menjadi riuh kembali, siapa yang enggak geger kalo Aurell yang hanya anak baru dari siswi kelas sepuluh yang baru saja menyelesaikan Masa Orientasi Sekolahnya itu dengan lantang menyatakan cinta kepada seorang Azka yang notabennya adalah cowok idola didalam SMA Nusa Indah maupun luar sekolah.
"Gila tuh cewek, murah banget nembak cowok duluan"
"Gila ya anak sekarang gak punya malu banget"
"Berani-beraninya dia nembak cowok gue, minta dijambak kali ya"
Aurell mencoba menulikan kedua telinganya dari suara-suara sumbang dari bisik-bisik para siswa-siswi yang ia yakini adalah penggemar Azka atau mungkin beberapa dari mereka adalah mantan Azka dan pacar Azka.
Tidak heran memang, mengingat predikat yang disandangnya, cassanova.
Aurell berteriak begitu lantangnya, menyingkirkan rasa malunya hanya demi cinta, cinta pertamanya, pematah hati pertamanya dan orang pertama yang Aurell benci keberadaannya didunia.
Posisinya kini berada ditengah-tengah koridor yang dikerumuni para siswa, sedangkan diseberang sana ia dapat melihat dengan jelas lelaki tampan penuh pesona dengan kedua telapak tangan dimasukkan kedalam celana abu-abunya.
Wajah itu, wajah yang biasa terlihat datar kini nampak tersenyum, tapi bukan senyum manis yang Aurell lihat. Semacam. Senyum penuh kemenangan. Atau. Seringaian mungkin.
Dia sedang berdiri diseberang sana dengan beberapa teman satu gengnya dan jangan lupakan, gadis cantik bernama Maika yang kini tengah bergelayut manja dilengannya.
"Sstt... guys, gadis cantik ini pemberani juga ternyata ya, hem.. jadi gimana sayang kamu terima gak" gadis yang bernama Maika itu bertanya pada Azka yang masih saja diam.
"Singkirin tangan loe bentar bisa kan" Azka bekata dengan lirih sambil merik kearah tangan Maika yang masih asik nangkring diatas tangannya.
"Hehe iya sayang maaf" Maika melepaskan tangannya dengan perasaan seperti tidak rela.
Semua siswa-siswi yang sedari tadi berkerumun hanya menjadi penonton dari semua drama didepan mereka, memperhatikan setiap adegan yang sedang tersaji, seakan sayang bila harus melewatkan salah satu adegan saja.
Rey, sahabat Azka menyerahkan sebuah gitar yang dari tadi dibawanya. "Elo yakin, jangan pernah nyesel atas apapun yang pernah loe lakuin, karena jikapun sesuatu yang pernah hadir lalu pergi, semua gak akan pernah sama lagi saat ia kembali". Rey berucap sangat pelan, hingga mungkin hanya Tuhan, Azka da Ray saja yang tau.
Tanpa menunggu jawaban Azka, Ray langsung memundurkan langkahnya, menjadikan posisinya kini berada satu langkah dibelakang Azka.
"Elo mau tau jawaban gue gadis kecil?" Azka membuka suara setelah hanya diam beberapa lama.
Aurell yang ditanya mengangguk antusias, dengan senyum manis yang tak pernah lepas dari bibirnya dan mata berbinar yang tak selalu ikut tersenyum saat bibir manis itu tersenyum.
Semua siswa-siswi berteriak heboh, menyangka jika Azka akan menyanyikan sebuah lagu dengan gitar ditangannya sebagai jawaban atas pernyataan cinta gadis innocent itu.