Part 18

18K 511 10
                                    

Kejadian beberapa hari lalu yang membuat mark merasa aneh dengan sikap nya

Tetapi perasaan yang membuat nya aneh itu mungkin Sudah hilang menurutnya jadi dia memulai bersikap seperti biasanya pada desi

Akhirnya dia sekarang ini memutuskan untuk turun dari kamarnya tanpa memikirkan kejadian waktu itu

Dengan santainya tanpa memikirkan itu semua akhirnya mark berjalan kearah meja makan yang sudah dilengkapi  berbagai makanan

Saat sudah duduk, diarah dapur dia bisa melihat desi yang sedang melepaskan celemek nya

Dapat dilihatnya juga desi sedang berjalan kearah nya dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya

"Mengapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya mark dengan ketus

Senyuman yang tadi ada sekarang ini sudah luntur akibat pertanyaan dari mark itu

"Tidak, maaf kola senyuman ku mengganggu mu" jawab desi dengan kepala yang tertunduk

Didalam lubuk hatinya mark merasa kan ada rasa bersalah saat melihat desi seperti itu tetapi dengan cepat dia menepisnya

"Ya sudah, lalu sedang apa kau disini?" Mark selalu berusaha mengucapkan kata kata tajamnya

"Aku ingin memgambilkan makanan untuk mu" jawab desi

"Tidak perlu, sudah sana kau pergi"

Desi yang hanya bisa pasrah dengan gontai dia berjalan meningggalkan mark

Lalu desi memanggil bi Inah lalu menyuruh nya untuk membantu mark menyiapkan makanan nya

"Bi, tolong Bantu mark ambil roti nya terus olesin selai nya ya bi" ujar desi

"Baik nyonya" bi Inah sebenarnya tidak tega melihat desi seperti itu makanya bi Inah selalu memojokkan mark agar Tersadar

Bi Inah berjalan kearah meja makan saat mark mengambil roti nya itu

"Biar saya saja Tuan" ujar bi Inah tiba tiba

"Tida-" bi Inah dengan berani memotong ucapan tuannya

"Udah Tuan biar saya saja" dengan cepat bi Inah mengambil roti yang ada ditangan mark

Desi yang melihat itu semua akhirnya bernafas lega dan tersenyum menyaksikan nya

"Silahkan dimakan Tuan" ucap bi Inah yang telah menaruh kembali roti itu dipiring

"Makasih bi" bi Inah hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya

"Maaf Tuan" panggilan bi Inah membuat mark mengadahkan kepalanya

"Seharusnya Tuan senang, bahwa saat ini Tuan ada yang mengurus. Lihat lah di sana ada seorang istri yang melihat Tuan, apa Tuan tidak bahagia?, sekarang coba Tuan lihat bagaimana menderita nya Duda Duda yang ditinggal istrinya? Seharusnya Tuan Bangga lah memiliki istri seperti nyonya desi" ucap bi Inah tiba tiba membuat mark Diam

"Bi saya mohon sama bibi, bisa tidak bibi tidak membahas soal itu, saya Bosan bi" setelah terdiam cukup lama akhirnya mark menjawab seperti itu

Desi yang mendengar semua itu hanya diam menunduk saja, dan berpikir bahwa pernikanan ini memang tidak Seharusnya terjadi

Bahkan sekarang ini dia lihat sendiri bagaimana mark tidak menginginkannya, semua itu telah terbukti dengan semua sikap Mark kepada dirinya

Walau bagaimana pun akhirnya Nanti desi siap bahkan sampai Nanti mark Akan mengusirnya dari rumah ini mungkin

"Maaf Tuan, saya tidak bermaksud, tetapi Tuan Akan lihat diakhir cerita ini, permisi" ucapan bi Inah itu membuat mark diam

Segera dia pergi meninggalkan Tempat yang menurutnya laknat itu, padahal itu rumah dia yang beli sendiri, yang milihnya sendiri

Not a Dream Wedding (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang