Part 24

20.5K 564 12
                                    

WARNING!! Banyak typo bertebaran whaha
Hola¡ como estas? Aku banyak banget ya ngaret nya? Hehe maaf ya, minggu Kemaren itu aku habis pts gengs jadi Gak update, gw tuh Gak update karena banyak alasan tahu hehe.
Ya udah lah ya baca aja tapi tetap harus ingat jangan lupa bahwa masih ada typo terus juga jangan Lupa vote yak!
Te quiero mucho💚💚

_
_
_
_

Sedari rumah orang tuanya tadi, desi dan mark akhirnya sampai dikediaman mereka dengan keadaan desi yang masih terbalut perban

Mark yang melihat itu sebenarnya tidak tega dengan desi tetapi entah bagaimana lagi dia mau menolong desi kalau dirinya itu Sangat malu untuk melakukan hal itu

Dirinya sangat sangat gengsi akan hal tersebut akhirnya dia hanya bisa membiarkan nya saja

Dan untuk hal yang menyangkut kejadian di rumah nya tadi dia akan menyelidiki nya nanti dan berniat untuk melihat CCTV di rumah nya yang terpasang tepat disana

"Ehm mark, apa boleh besok aku izin untuk keluar rumah?" Tanya Desi saat mark ingin menaiki tangga

"Silahkan, lagi pula aku tidak perduli dengan apa yang engkau lakukan" balas mark menatap
Desi tajam

"Baiklah, makasih" ujar Desi tersenyum manis kepada mark, dan mark bingung kepada istrinya itu

Kenapa bisa dia memberi senyum kepada dirinya padahal kam dirinya telah membuatnya terluka? Entahlah hanya dia dan Tuhan yang tahu

"Ya sudah, udah kan? Oh ya jangan lupa kau minum vitamin yang diberi dokter tadi aku tidak ingin kau menyusahkan aku disini"

"Iya aku akan meminumnya"

"Ya sudah aku duluan" setelah mengatakan itu akhirnya mark beranjak dari situ dengan senyum di bibirnya

Entah kenapa dirinya senang setelah akhirnya bisa berbicara seprti itu kepada Desi

Begitupun dengan Desi yang sangat senang telah diperhatikan oleh suaminya sendiri

"Loh nyonya udah pulang" tiba tiba saja BI inah telat dihadapan Desi

"Ah iya BI, kan besok aku janji ingin kerumah ayah, bibi jadi menemaniku kan?" Ujar nya kepada BI inah

"Jadi dong nyonya" balas BI inah dengan bangga

"Ya udah kalau gitu Desi istirahat ya BI, terus sekalian mau ganti pakaian, pakaian ini sangat tidak nyaman" ucap Desi

"Iya"

•••••••••••••••
Sesuai janjinya Kemaren akhirnya Desi dan BI inah pergi ketempat ayah nya Desi

BI inah merasa jika dia berada di rumah itu, dia jadi mengingat masa dia masih merawat ibunda Desi yang mengharapkan Desi saat itu berada disamping nya

Desi yang menyadari raut BI inah berubah sendu akhirnya berusaha untuk menepuk bahu BI inah

"Bibi kenapa?" Tanya Desi

"Bibi jadi mengingat wajah bunda mu dulu, saat dulu bibi merawatnya disana bibi dapat melihat bagaimana wajah bunda mu dulu selalu menunggu mu nak, bibi sedih" akhirnya BI inah berbicara saat dulu dia masih menjadi pembantu orang tua Desi

"Pasti bibi tahu kan wajah bunda Desi seprti apa? Andai saja dulu Desi menunggu pasti Desi tidak akan berada dalam keadaan seperti ini" ujar nya dengan raut kekecewaan

"Kamu tidak boleh seperti itu nak, semua telah diatur" BI inah mengusap bahu Desi

"Iya BI, dan takdir ini sunggu menyakitkan untuk Desi, dulu Desi selalu diajarkan bahwa kita harus menerima hidup kita yang sudah ditentukan dengan ikhlas tetapi entah kenapa baru kali ini Desi tidak bisa menerimanya ada rasa kekecewaan didalam hati Desi"

Not a Dream Wedding (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang