☡19+☡
***
“Hyunwoo sangat senang membaca buku, karena itu aku senang ketika siang itu kau memilih duduk di perpustakaan. Aku sangat senang, karena kau sangat mirip dengannya.”
Mereka duduk sambil minum kopi dan kue yang disediakan di kebun belakang rumah. Chanyeol sudah menyelesaikan pekerjaannya dan mengajak Jiyeon duduk dan bercerita. Tentu saja Jiyeon tidak menolak, jantungnya berdegup kencang, menanti cerita tentang Hyunwoo, ayah yang selama ini tidak pernah dikenalnya. Chanyeol mengenalnya dan lelaki itulah satu-satunya penghubung Jiyeon dengan ayahnya.Lelaki itu menyesap kopinya, lalu menatap Jiyeon dengan alis diangkat, “Aku lupa menanyakannya. Kata Tiffang kau bekerja di sebuah biro wisata. Apakah mereka tahu kenapa kau tidak bisa masuk kerja?”
“Aku sudah menelepon mereka dan mengambil cuti besarku, aku punya dua puluh hari cuti besar tapi kalau lebih dari itu, tidak bisa. Jadi beberapa hari lagi aku harus masuk kerja.”
Mata Chanyeol berkilat mendengarkan keterangan Jiyeon, tetapi Jiyeon tidak melihatnya. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri, matanya menatap ke arah album foto keluarga itu dengan sangat tertarik.
Chanyeol begitu baik, dia menunjukkan album foto keluarga kepada Jiyeon, di sana ada foto Hyunwoo dan dengan rinci Chanyeol menjelaskan masing-masing kisahnya.“Ini foto Hyunwoo waktu wisuda” Chanyeol menunjukkan jarinya ke foto lelaki muda yang tampak begitu bahagia dan mengenakan toga yang terpasang rapi, senyumnya lebar dan sangat mirip dengan Jiyeon. “Dia sangat gugup pagi itu karena di hari yang sama dia diwawancara oleh perusahaan besar yang sudah memesannya jauh-jauh hari. Kau tahu, Hyunwoo mahasiswa jenius, jadi banyak yang mengejarnya ketika lulus. Dia memilih penghasilan terbesar meskipun dia harus bekerja keras. Lebih dari separuh gajinya dia kirimkan kepada kakek dan nenekmu untuk membantu biaya perawatanmu.”
Jiyeon membelalakkan matanya, “Ayahku melakukan itu?”
Chanyeol menganggukkan kepalanya, “Keluarga angkatku tidak kaya dan ayah Hyunwoo tidak tahu tentang dirimu, jadi Hyunwoo harus bekerja keras demi bisa mengirimkan uang untukmu. Mereka dulunya sahabat ayahku, ayah Hyunwoo sempat satu sekolahan dengan ayahku di London. Mereka terus menjalin persahabatan ketika ayah Hyunwoo ditugaskan ke salah satu cabang perusahaan di Yunani, di dekat rumah ayahku. Ketika kedua orangtuaku meninggal, ayahku menunjuk ayah Hyunwoo sebagai waliku sampai aku berusia dua puluh satu tahun dan bisa menerima warisan sah secara hukum.
Kemudian ayah Hyunwoo harus kembali ke negaranya, sehingga aku dibawanya. Dan disinilah aku sekarang. Aku cukup bahagia dengan keluarga angkatku, mereka menyayangiku dan tidak pernah menganggapku sebagai orang luar. Ketika usiaku dua puluh tahun, mereka semua meninggal karena kecelakaan dan itu merupakan pukulan yang sangat besar untukku. Karena masih kurang dari usia wajibku untuk menerima warisan, Aku mengajukan gugatan ke pengadilan dan dikabulkan, mereka akhirnya memberikanku warisanku yang ternyata sangat besar, ditambah dengan bunga dan pengembangan saham selama bertahun-tahun, membuatku luar biasa kaya. Aku akhirnya mengembangkan perusahaan dan di sinilah aku.” Chanyeol tersenyum menyesal, “Aku menyesal keluarga angkatku pergi begitu cepat karena aku belum membalas budi kepada mereka dan aku menyesal karena kau tidak sempat bertemu Hyunwoo”Jiyeon mendengarkan kisah Chanyeol dan termenung. Kisah lelaki ini hampir sama dengannya, mereka sama-sama kehilangan orangtuanya dan bertahan hidup dari kasih sayang orang lain yang mencintai mereka. Ada perasaan empati yang berkembang untuk Chanyeol di hati Jiyeon, membuat dadanya terasa hangat.
Chanyeol menyesap kopinya dan mengalihkan pandangannya kembali ke album foto, “Mari kita bahas lagi tentang Hyunwoo, ini fotonya ketika dia merayakan ulang tahun ke dua puluh. Kau tahu apa doanya? Dia ingin waktu cepat berlalu dan kau segera berumur tujuh belas tahun.”

KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkest Side
Fanfiction📌RE-MAKE📌 Real Story belongs to Santhy Agatha Chanyeol-Jiyeon ☡21+☡