Pagi harinya Loey mendengarkan pesan itu, yang diantarkan langsung oleh Seungwoo, orang kepercayaannya yang sangat setia kepadanya. Seungwoo bertubuh ramping dan pucat, tetapi lelaki itu memiliki keahlian membunuh yang sangat hebat. Loey pernah menyelamatkan nyawanya dalam satu insiden dan lelaki itu mengabdikan kesetiaannya kepada Loey. Kepada Loey, bukan kepada Chanyeol. Kalaupun dia melaksanakan perintah Chanyeol, itu karena dia tahu Loey ada di dalam diri Chanyeol. Seungwoo adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu bahwa Park Chanyeol memiliki kepribadian ganda."Apakah kau sudah tahu di mana wartawan bodoh bernama Daniel itu tinggal?"
"Saya sudah tahu."
"Bagus. Kau dapat nomor kontaknya?"Seungwoo mengangguk dan tanpa kata meletakkan sebuah kertas bertuliskan nomor ke meja Loey,
Loey menelepon nomor itu. Suara Daniel terdengar ragu menjawab di telepon itu."Ya?"
"Ini Park Chanyeol." Suara Loey dingin dan tenang. "Katakan penawaranmu.""Sebentar saya keluar dulu." Daniel tampak keluar dengan hati-hati, membuat Loey langsung tahu, Jiyeon ada di situ, bersamanya. Senyumnya langsung mengembang.
"Aku menerima tawaranmu untuk wawancara ekslusif itu. Info apa yang kau punya tentang Jiyeon?"
Daniel begitu senang hingga tidak menyadari nada kejam dari suara Loey, "Baiklah. Jam berapa saya harus siap ke rumah anda? Oke." Dia mencatat dalam hatinya, besok jam sembilan pagi di rumah Park Chanyeol. Dia akan mewawancari lelaki itu secara ekslusif. Dan malam ini dia punya kesempatan mewawancari Jiyeon. Betapa beruntungnya dirinya.
"Saya tahu di mana Jiyeon berada."
"Di mana?"
"Maaf tidak bisa saya katakan. Saya harus mewawancarai anda dulu, setelah saya mendapatkan berita baru saya beritahukan informasi itu."
"Dan bagaimana aku tahu kau tidak membohongiku?"Suara lelaki ini, meskipun lewat telepon begitu mengintimidasi. Pantas Kyungsoo tampak ketakutan kepadanya, Daniel mengerutkan keningnya, "Kyungsoo" gumamnya, "Anda mengenal kepala pelayan anda kan? Jadi anda tahu saya tidak berbohong."
Hening yang lama dan menyeramkan. Lalu Loey bersuara.
"Besok jam sembilan." Dan telepon pun ditutup.Loey masih merenung dalam senyuman sinis sambil menatap telepon itu ketika Seungwoo bertanya,
"Anda akan menerima permintaan wawancara itu?"
Loey mengangkat matanya dan menatap Seungwoo, tatapan membunuh ada di sana, meskipun bibirnya tersenyum, "Tentu saja tidak. Lelaki bernama Daniel itu bertindak bodoh dengan mengira bisa mempermainkanku. Dia tidak akan hidup sampai besok jam sembilan untuk mewawancaraiku." Loey terkekeh, "Malam ini kita akan memberikan kunjungan kejutan untuknya"***
"Kita tidak jadi pergi?" Jiyeon mengerutkan keningnya. Dia sudah bersiap untuk pergi menemui teman lelaki Daniel yang katanya akan membantunya melarikan diri ke luar negeri."Temanku sedang ada urusan ke luar kota, jadi kita harus menunggu besok untuk menemuinya." Mereka sedang sarapan kopi dan mie instant, karena hanya itu yang dipunyai Daniel di lemari dapurnya.
Jiyeon gelisah. Itu berarti dia akan tertahan di tempat ini satu hari lagi. Firasatnya mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk. Semoga saja Loey tidak dapat melacak mereka. Tetapi Kyungsoo pasti sudah mengusahakan yang paling aman untuknya bukan? Loey pasti tidak akan bisa menghubungkan dirinya dengan Daniel.
"Ngomong-ngomong, aku seorang wartawan."
Jiyeon hampir tersedak kopinya ketika Daniel mengatakan hal itu, "Apa?" Dari semua orang di dunia ini, kenapa Kyungsoo meminta tolong kepada seorang wartawan."Hei jangan memandangku seperti itu. Tidak semua wartawan jahat. Aku contohnya. Aku punya koneksi yang luas dan aku bisa membantumu." Meskipun Kyungsoo harus menyogokku dengan berita eksklusif tentang ayah kandungmu dan segepok uang, lanjut Daniel dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkest Side
Fanfiction📌RE-MAKE📌 Real Story belongs to Santhy Agatha Chanyeol-Jiyeon ☡21+☡