UAS telah usai dan datanglah waktu mudik yang dinanti!
"Pak, tolong masukkin ke bagasi, ya."
"Banyak amat, dek."
"Iya. Oleh-oleh buat keluarga di Jawa, hehe."
"Oke. Emang mau ke mana?"
"Purworejo, Pak, hehe."
Bapaknya agak kesulitan mengangkat dua tas besarku ke dalam bagasi bus, maka aku membantunya. "Aman nda, Pak?" tanyaku memastikan barang-barang.
"Aman, dong. Mudah-mudahan."
"Makasih banyak, ya, Pak! Saya tak nyari tempat duduk dulu."
Langkah kakiku mulai memijaki anak tangga di pintu masuk bus jurusan Tangerang-Yogyakarta--meski aku naik dari Kalideres--dan segera mencari nomor tempat duduk.
"Misi, Mba." Aku menyapa wanita yang duduk di sebelahku. Dia mengangguk dan membalas dengan senyuman, lalu lanjut baca novel dengan tenang sambil memakan permen lolipop. Sepertinya mahasiswa juga dan ... nda puasa. Aku juga nda puasa sih soale perjalanan ke Purworejo cukup jauh. Takut mabuk di jalan, apalagi cuma bawa plastik sedikit, huhu.
"Mau kemana, Mas?"
"Eh--itu, Mba. Purworejo. Mbanya mau kemana?" Aku kaget karena kukira mbanya masih fokus baca novel.
"Saya turun di Kebumen. Sendirian aja, toh?"
"Iya, Mba. Ngerantau kuliah di Serang."
"Wah, jauh juga."
"Iya."
Kami ngobrol lumayan banyak. Rupanya si mba ini kerja di Jakarta. Setelah tau dia kerja cukup lama di Jakarta, umurnya mungkin sekitar dua puluh empat--dua puluh lima. Di Jakarta sendirian dan berhubung mbahnya di kampung sedang sakit, si mba ini pulang lebih awal dari waktu cuti lebaran. Bolos gitu, sih, katanya. Lagian dia nda begitu betah juga di Jakarta.
"Yo cari kerja susah, Dek. Kalo dapet, belum tentu betah. Saya nda bisa adaptasi cepet sama temen-temen asli Jakarta, hehe."
Aku ngangguk-ngangguk sampai tiba-tiba hapeku bergetar.
Vcall dari mas Jaehwan.
"BAE JIN YOUNG KONCOKUUU!"
Lah, kok konco-konco rusuh yang nongol?
"Lah ngopo iki? Ha--"
"Koncoku cah guanteeeeng! Lagi opo toh, Le? Wis mangkat durung?" Ini suara Woojin yang sok bisa bahasa Jawa.
Layar hapeku tumpang tindih sama muka Woojin, Guanlin, Daehwi, dan Jihoon yang rebutan buat masuk ke layar. Mereka ini Tangerang squad yang selalu rusuh.
"Ngopo? Wis kangen karo wong ganteng?" tanyaku ngeledek.
"Siapa, siapa?" tanya Guanlin.
"Yo kalian, lah. Masa mba Yun--"
"YANG NANYAA! BHAHAHAHAHA! MBA YUNA MANA MUNGKIN KANGEN SAMA LO, DIA MAH DEMENNYA SAMA ORANG KORE--"
Kok kesel, ya?
"Berisik tau nda? Wis lah tak matiin."
BIIP.
Semudah itulah aku nutup panggilan video yang cuma bikin bus berisik doang.
"Maaf yo, Mba. Temen-temen saya rusuh."
Mba di sebelahku dengan santainya bilang, "Ya ngga apa-apa. Daripada nanti kamu kangen sama mereka, haha."
"Nda bakal, Mba. Di kampung nanti paling mereka nelpon terus--kalo ada sinyal, sih. Jadi nda bakal kangen."
.
.Bus mulai melaju. Sepuluh menit kemudian, ponselku bergetar lagi. Kali ini aku pasang headset biar nda berisik. Soalnya ... mas Jaehwan lagi yang telepon.
"Jinyoung tega lo matiin telepon kita ya parah sama temen sendiri kok gitu awas lo gue bilangin bang Jaehwan biar lo diteriakin kayak pas ospek waktu itu!"
Ya ampun, Daehwi sekarang bisa nge-rapp?
"Apa, sih? Kalo nda penting, aku matiin lagi!"
"Matiin aja! Matiin! Mentang-mentang mau pulang, temen seperantauan dilupakan!" Ucap Jihoon.
Kok aku salah mulu, sih?
"Iya, iya. Maap. Mas Jaehwan mana?"
"Lagi ngurusin bukber jurusan. Lo duduk sama siapa, Cah Ganteng?" tanya Guanlin.
"Kepo."
Habis ngomong gitu, tiba-tiba kepala mba di sebelahku mendarat di pundak. Dia ketiduran di pundakku dan celakanya, konco-koncoku liat dan mata mereka udah membola.
"WOH! BAE JINYOUNG KELAS 2C SAIKI NDUWE PACAR!"
"Eh eh ehhhh!"
Aku belokkin layar hape ke langit bus saking kagetnya. Mba di sebelahku nyenyak banget tidurnya.
Hm.
Terus suara mas Jaehwan nyapa telingaku yang pake headset. "Young? Mas mau ngomong."
Mau nda mau aku sorot mukaku (muka galak tak terduga mas Jaehwan waktu ospek masih ngebekas, jadi aku agak takut sama dia. Walaupun ternyata dia nda galak, malah baik dan tibgkat pedenya tinggi banget) dan berusaha biar muka mbanya nda muncul. "Hehe, Mas Jae--"
"Mana coba cewenya? Mau mas tikung, hahaha--"
Untungnya, sambungan keputus sebelum mas Jaehwan selesai ketawa dan ikut-ikutan ngeledek. Mungkin kuotanya habis, haha!
Dan vcall berakhir gitu aja. Alhamdulillaah, slamet!
.
.
.
.
Nulis apa sih ini? .-.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa di Dalam Bus?
FanfictionDalam bus, ada banyak kejadian yang mungkin terjadi. Makanya, berdoa biar selamat, biar ngga ditarikin uang lebih, dan biar dipertemukan sama jodoh itu penting. Judul lama: Murni | mausatu © origyumi, 2018