[Guanlin] Bocor

17 4 2
                                    

Special request from MamaMinhee
_______

Jika diberi pilihan antara naik taksi online atau bus merah yang biasa menjadi langganan ratusan anak kampus, maka Guanlin akan segera memilih pilihan pertama sebelum dua detik berakhir. Di taksi online, raden Lai bisa tidur pulas sampai mendengkur dan mimpi indah bersama tujuh bidadari. Tetapi di dalam bus setan merah, hal-hal semacam itu sangatlah mustahil (kecuali untuk Woojin yang memang tipikal pelor tanpa memandang tempat) dan kemustahilan itu bertambah dua kali lipat ketika Guanlin harus naik bus tanpa pemandunya yang tidak lain dan tidak bukan adalah si tukang pelor tersebut.

Duduk tegap di dekat jendela, di barisan ke empat sebelah kiri, pria bongsor itu bisa melihat ke seluruh sudut bus yang telah terisi penuh tanpa ada masalah. Satu-satunya masalah adalah ketika dia harus menjadi perokok pasif dari penumpang di depan dan di belakangnya. Seandainya Guanlin adalah Daehwi, alih-alih berpura-pura batuk, dia pasti sudah marah-marah sampai para penumpang tersebut mematikan rokoknya. Seandainya papih tidak menyita mobilnya karena nilai dua mata kuliah Guanlin anjlok (papih menuduhnya sering kelayapan naik mobil selama nge-kost, jadi lupa belajar dan nilainya turun) dan memberikan uang saku tambahan untuk naik taksi online, Lai muda ini pasti bisa pulang dengan lebih nyaman.

Hal-hal tidak nyaman seperti ini lah yang membuat Guanlin dan mungkin jutaan orang lainnya tidak menyukai transportasi publik.

"Ongkos sepuluh, kan?" tanya Guanlin pada Woojin di telepon.

"Lin, lo jadi naik bus? Wah, suatu keajaiban!"

"Jawab aja buruan."

"Eh, iya. Sepul--"

Tuut.

Bukan. Itu bukan suara kentut Woojin yang sering Guanlin dengar, bahkan saat duduk bersebelahan di kelas, melainkan suara telepon terputus.
Raden Lai sengaja melakukannya untuk lanjut bermain game.

Inilah keuntungan dari naik angkutan umum. Guanlin bisa sepuasnya bermain cacing sampai akhirnya menempati peringkat pertama dalam lima belas menit. Tidak menyadari kalau di luar hujan sedang turun dengan lebat, pemilik username Khonguanglin itu malah tersenyum lebar sambil menghadap ke luar jendela. Mungkin siapa pun yang melihatnya dari luar sana akan berpikir kalau dia sedang kasmaran.

Sayang, perjalanan cacing polosnya (warna cacingnya hanya hijau) harus terhenti ketika setetes air jatuh ke atas layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayang, perjalanan cacing polosnya (warna cacingnya hanya hijau) harus terhenti ketika setetes air jatuh ke atas layar ponselnya. Niat untuk pamer pada Woojin saat dia sudah mendapat score satu juta pun pupus.

 Niat untuk pamer pada Woojin saat dia sudah mendapat score satu juta pun pupus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HAH?"

Tes.

Guanlin mendongak untuk melihat dari mana asal air tersebut dan ternyata, atap bus yang ditumpanginya bocor.

"HAHH?"

Kalau ada Woojin, dia pasti akan menobatkan Guanlin sebagai penjual kelomang ter-ngegas seantero bumi.

Jadilah sepanjang perjalanan, dengan melempar ekspresi kusut ke luar jendela, Guanlin menadahi air tersebut dengan botol kosong miliknya agar tidak membasahi celana. Alih-alih terlihat kasmaran, dia malah terlihat seakan habis putus dengan sang kekasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ada Apa di Dalam Bus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang