[2 Sung] Mudik Lebaran (2)

45 14 13
                                    

"Ha Ha apa yang Sung?"

Tidak ada jawaban.

"Ha Ha apa yang Sung? Oi!"

Begini jadinya jika duo pemudi yang tertimpa gabut selama perjalanan penuh hamparan hijau di kanan-kiri menuju kampung halaman, Majalengka, berusaha menghibur diri. Jisung menyikut lengan teman di sampingnya yang sibuk bermain TTS di ponsel.

"Hah? Apa sih? Diem dulu, atuh. Lagi fokus. Bahasa Inggrisnya buang apa, ya? Lupa."

Tak diacuhkan, Jisung pun tampak sinis lewat lirikan matanya yang sipit. Dia menyilangkan tangan di depan dada, tapi akhirnya menjawab. "Throw."

"Bukaan! Lima kotak, belakangnya huruf E. Apa atuh?" Sungwoon atau sebut saja Hasung--panggilan dari teman-temannya--mengerutkan kening.

"Tau, ah!"

Mendengar jawaban Jisung, karibnya sejak semester satu sampai tahap semester enam, Sungwoon sewot. "Yeee, ngambek. Bang turunin aja, nih!" Dan mengadu pada kernet bus.

Kernet bus yang beberapa saat lalu tampak sibuk menelepon dan sekarang sibuk menghitung penumpang dalam bus tersebut tersenyum pada duo pemudi gabut di sampingnya (kebetulan menghitung sampai mereka). "Sabar, ya. Bentar lagi bedug," ucapnya, masih tersenyum lalu lanjut menghitung penumpang.

Jawaban pak kernet tersebut membuat Jisung yang receh tertawa. "HAHAHAHAHAHAH--PPPFFFTT!"

Untungnya Sungwoon tidak ikut tertawa, atau mereka benar-benar akan dikeluarkan dari bus. "Buruan. Tau jawabannya, nggak?" Dia masih fokus pada TTS.

"HAH HAAH haah haah ... haah ... tidak tau, Akang Kasep," jawab Jisung dengan wajah meledek dan masih ngos-ngosan.

Sampai akhirnya adzan Maghrib berkumandang dan mereka berdua pun berbuka puasa seadanya di dalam bus--minum air putih dan makan roti sebagai pengganjal perut kosong.

Bus berhenti di sebuah kedai minuman pinggir jalan, tetapi tidak ada penumpang yang turun karena memang belum waktunya tiba di tempat istirahat. Hanya pak kernet yang turun ke bawah, lalu beberapa menit kemudian naik kembali dan mengangkat sebuah kardus--oh! Dua kardus karena pak kernet turun dan mengangkat satu lagi setelahnya.

"Jadi begini, para penumpang yang budiman. Hehe. Berhubung saya baru saja mendapat kabar gembira dari rumah, maka saya ingin berbagi sedikit rizki ..."

"Sung denger, teu?" tanya Jisung pada Sungwoon.

"Teu. Bentar, masa jawabannya waste! Astagfirullah nggak kepikiran!" pekik Sungwoon. Dia yang kecewa dengan jawaban TTS pun mematikan ponselnya.

Sementara pak kernet terus melanjutkan, "... saya akan membagikan takjil sederhana bagi para penumpang. Diterima-tidaknya terserah pada anda semua. Yang jelas saya tulus memberikannya tanpa maksud terselubung, hehe."

Terdengar kalimat hamdalah dari beberapa penumpang dan tentu saja senyum yang mulanya hanya mengembang di wajah pak kernet, kini tercetak pula di wajah para penumpang, bahkan pak sopir sekalipun.

"Alhamdulillah. Kalo boleh tau, kabar baik apa, Pak?"

Itu Jisung yang bertanya ketika bapaknya sampai di kursi mereka. Selalu saja kepo seperti ibu-ibu.

"Isteri saya sudah melahirkan, hehe," jawab pak kernet masih dengan haha-hehe-nya seraya memberikan segelas plastik berisi es buah yang dipesan dengan gerak cepat dalam perjalanan menuju ke sana.

Sungwoon tampak gembira, begitupun Jisung. Mata mereka membola, dan tersenyum lebar sampai deretan gigi kelihatan.

"Alhamdulillaah. Semoga jadi anak yang selalu membanggakan orang tuanya, ya, Pak. Nuhun!" Jawab Sungwoon bahagia sekali.

"Aamiin, hehe. Iya, sama-sama."

.

.

Bus pun terus melaju sampai tiba di tempat istirahat berikutnya. Setelah duo gabut selesai sholat, Jisung yang baru sampai di tempat duduk memeriksa ponselnya yang berdering.

Panggilan video dari Woojin.

"Pasti mau pamer acara bukber jurusan," tebaknya sok tau. Diterimanya panggilan tersebut, namun Jisung segera menutup layar ponselnya dan diletakkan terbalik di samping tempat duduk.

Sengaja.

"Bang? Bang Jisung? Kok gelap? Bang, lo baik-baik aja, kan? Udah nyampe? Bang? Sinyal lo jelek, ya?"

Jahat memang.

.
.
.
Ya ampun unfaedah sekali sih ini :(

Ada Apa di Dalam Bus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang