Hallo guys! Aku kembali untuk menepati janji!^^
Siapa yang katanya mau sequellll? /krik krik/
Setelah kurang lebih satu bulan mengamati, menimbang, dan bermeditasi, akhirnya aku kepikiran juga untuk buat sequel HAHA :v
Cover by dkeyyyyy wuhuuu gomawo~ aku suka banget ><
Covernya cerah banget ye kan? Itu pertanda kalau cerita kali ini lebih dibawa enjoy gak sekelam Ghost of My Heart /maybe/ dan pastinya, ada alasan kenapa muka Jun yang ditaro di cover. Penasaran gak? Kalo iya ikutin terus yok!
Happy reading!^^
~°~°~
Gumpalan-gumpalan awan putih sebagai penghias langit biru seakan mengiringi langkahnya yang ringan. Suara kicauan burung di pagi hari yang sudah jarang sekali terdengar ikut mengiringi langkahnya seolah menjadi pertanda bahwa hari ini adalah hari keberuntungannya.
Wen Junhui. Pria dengan paras tampan nan manis itu menyunggingkan seulas senyum. Tangannya memegang sebuah kotak merah dengan hiasan pita putih di atasnya. Ia melempar pelan kotak itu beberapa kali dan menangkapnya kembali.
"Yash! Aku pasti berhasil hari ini! Fighting Wen Junhui!"
Ia tiba-tiba berseru riang. Suasana hangat di sekitarnya membuatnya yakin bahwa apa yang akan didengarnya adalah kabar baik. Tapi, setelah hatinya dipenuhi keyakinan yang besar, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Senyumannya luntur begitu saja seolah tak pernah bersarang di wajahnya.
"Ani..." Ia menggeleng pelan. "Bagaimana kalau gagal lagi?"
"Andwae! Sudah tiga kali! Aku tidak bisa gagal untuk yang ke empat kalinya!"
"Aniyo... Aku tidak mungkin gagal kali ini," ujarnya pelan, "karena aku tampan, aku tidak mungkin gagal."
"Tapi tampan bukan segalanya kan? Ahh jinjja! Bagaimana ini?!" Jun mendesah keras dan mengacak rambutnya frustasi.
Ia terus bermonolog. Dua sisi yang berbeda terus keluar dan membicarakan hal yang bertolak-belakang seperti malaikat dan iblis yang muncul untuk menggoda karakter di film kartun.
"Ahh molla aku harus bertemu (y/n)!"
Setelah sibuk berdebat dengan dirinya sendiri, Jun akhirnya berbalik arah. Ia mengambil langkah cepat untuk berbelok dan menyusuri jalanan besar perumahan mewah yang sepi. Setelah menemukan sebuah rumah bercat putih dengan banyak jendela besar yang sudah ia kenali seperti rumahnya sendiri, ia segera masuk ke pekarangan rumah. Dan tanpa mengetuk atau menekan bell, ia juga masuk ke dalam rumah.
Benar-benar sudah seperti rumahnya sendiri kan?
Matanya menyusuri setiap sudut rumah ketika kakinya melenggang masuk. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencoba mencari keberadaan sahabatnya. Pintu rumah tidak terkunci, wanita yang hampir menginjak tiga bulan masa kehamilan itu pasti ada di rumah.
"(Y/n)-ahh... Kau di rumah?"
Tidak mendapat jawaban, ia memeriksa halaman belakang lewat jendela besar. Tapi matanya tak menemukan seseorang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel of GOMH [Love Story is Not Over Yet!]
KurzgeschichtenNote: Baca dulu Ghost of My Heart supaya mengerti alurnya^^ Tidak pernah ada makhluk sempurna. Paras yang indah, tubuh yang bagus, proporsi tubuh yang pas, kondisi ekonomi yang tinggi, dan kehidupan yang bahagia. Tidak akan pernah ada seorang pun ya...