Yuhu~
Ayem bek wankawan, aku datang lagi bersama cerita ini setelah hiatus cukup lama :(
Happy reading!^^
~°~°~
Jisoo terus berjalan mondar-mandir di ruang tengah dengan ponsel ditempelkan di telinganya. Ia mencoba menghubungi beberapa orang yang mungkin bisa membantu. Tapi, tak ada satu pun dari mereka yang mengangkat teleponnya.
"Apa mereka semua mengganti nomor ponsel?!" pekik Jisoo. Ia mendengus keras, mulai lelah dengan panggilan-panggilan tak dijawab itu.
Sementara itu, Jung (y/n) masih memangku anak laki-laki yang ia temukan di depan rumah. Anak itu sempat sadar dan menangis, tapi kembali tertidur dalam pelukannya. Sungguh, melihat anak sekecil itu dibuang membuatnya terluka. Parahnya adalah ada kemungkinan bahwa anak itu memiliki trauma.
"Jisoo," wanita itu angkat bicara, "lebih baik kita bawa ke rumah sakit dan hubungi kepolisian. Tubuhnya dingin sekali, aku khawatir."
"Kurasa kita harus ke kedutaan. Anak ini sepertinya dari luar. Ia baru berhenti menangis ketika aku menenangkannya dengan Bahasa Inggris," ujar Jisoo. Ia kemudian menelepon satu kontak lainnya, Jun. Satu-satunya orang yang mungkin bisa dimintai tolong. "Ayolah, angkat."
"Jisoo .... Bawa ke rumah sakit dulu saja. Kondisinya terlalu mengkhawatirkan."
Jisoo menghentikan aksinya. Ia lantas menoleh ke arah anak kecil itu. Wajahnya yang pucat membuat Jisoo khawatir. Ia menghela napas kasar lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia kemudian mendekat, mengambil-alih anak itu dari wanitanya.
"Ambil kunci mobil dan buka pintu mobilnya. Kita bawa dulu ke rumah sakit, baru pikirkan hal lainnya."
Melihat Jisoo yang tampak begitu serius membuat wanita itu bergegas mencari kunci mobil dan berlari ke luar rumah untuk menghampiri Jisoo yang sudah berada di luar. Ia segera menekan tombol unlock dan membuka pintu belakang. Setelah itu, ia duduk di belakang bersama anak itu sehingga ia bisa beristirahat dalam pangkuannya. Jisoo langsung mengambil-alih kunci mobilnya dan menyalakan mobil. Tanpa banyak berucap ia langsung mengemudikan mobilnya keluar dari rumah. Tak henti sampai di situ ... ia juga masih berusaha menghubungi Jun untuk dimintai tolong.
.
.
.
.
Jun mendesah keras seraya menaruh ponselnya di atas meja begitu selesai membicarakan masalah perusahaan dengan asistennya lewat telepon. Ia pusing bukan main, belum lagi memikirkan masalah sahabatnya, Jung (y/n), yang masih belum menemukan titik temu sebagai jalan keluar juga meratapi nasibnya yang lagi-lagi gagal menyatakan perasaannya pada Hong Yeonjung.
Pria itu menyandarkan kepalanya di atas meja, tangannya kembali meraih ponsel dan mengotak-atik benda pipih itu tanpa mengubah posisi. Ia mencari kontak Hong Yeonjung—yang langsung terbesit di kepalanya ketika ia lelah—dan menekan tombol telepon. Ia menyalakan mode loudspeaker lalu menaruh kembali ponselnya di atas meja. Sambil menunggu teleponnya diangkat, Jun memejamkan mata. Sungguh, ia ingin beristirahat dan pergi tidur tetapi pekerjaan terus memanggilnya.
"Hallo?"
"Aku lelah," sahutnya begitu suara wanita terdengar dari ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel of GOMH [Love Story is Not Over Yet!]
Short StoryNote: Baca dulu Ghost of My Heart supaya mengerti alurnya^^ Tidak pernah ada makhluk sempurna. Paras yang indah, tubuh yang bagus, proporsi tubuh yang pas, kondisi ekonomi yang tinggi, dan kehidupan yang bahagia. Tidak akan pernah ada seorang pun ya...